Menginjak usia satu bulan, MiRah GayatriDewi putri kecil kami diharuskan berpisah sementara dengan ibunya yang dinyatakan positif terjangkit Demam Berdarah. Kurang lebih selama 9 (sembilan) hari lamanya, kami harus menahan rindu terhadap buah hati yang baru saja mengisi hari-hari penuh tangis bayi. Untuk menebus rasa bersalah karena kami tinggalkan dan titipkan pada kakek neneknya, kami membelikan MiRah sebuah boneka kecil yang kebetulan dijual di Koperasi Kamadhuk RS Sanglah. Boneka itu kami beri nama Pingu.
Pingu si Pinguin, satu nama yang begitu saja terlintas di kepala ketika boneka ini kami putuskan untuk menjadi teman bobo MiRah yang akan menjaganya selama kami jauh. Bukan tanpa alasan nama itu kami berikan. Entah mengapa kami langsung teringat pada animasi Pingu yang dahulu pernah sesekali menghiasi layar televisi sebagai bagian dari sebuah iklan komersial air conditioner.
Animasi Pingu yang rupanya telah diproduksi sejak tahun 1986 untuk TV Switzerland ini mengisahkan tentang satu keluarga burung pinguin yang tinggal dalam sebuah Iglo di kutub selatan (sebenarnya Iglo berada di Antartika Kutub Utara) dan ceritanya difokuskan pada Pingu dan rekannya Robbie si anjing laut. Tidak lupa diceritakan pula tentang kehidupan keluarganya ditambah kehadiran Pinga si adik kecil. Dari pola cerita dan animasinya, Pingu mengingatkan saya pula dengan satu animasi anak Postman Pat, cerita tentang aktifitas seorang tukang pos dengan mobil kotak merah yang ditemani teman kecilnya, si kucing.
Sayangnya dibutuhkan kemampuan lebih untuk memahami cerita yang dikisahkan dalam masing-masing episodenya. Jelas-jelas tidak menggunakan bahasa universal atau bahasa negara manapun. Sehingga untuk bisa dinikmati oleh anak-anak usia balita, sangat diperlukan pendampingan orang tua untuk menjelaskan satu demi satu scene yang berjalan. Kabarnya bahasa yang dipergunakan dalam animasi ini disebut sebagai bahasa Pinguin.
Beberapa Video animasi Pingu saya temukan berkat jasa salah satu penyedia portal video terbesar YouTube disela Pelatihan terkait LPSE di Propinsi beberapa waktu lalu. Ada sekitar 42 episode yang saya unduh dari 105 yang diklaim dihasilkan selama masa produksi. Salah satu yang kemudian menjadi favorit MiRah adalah episode ‘Bedtime Shadow’ yang menceritakan kisah Pingu dan adiknya Pinga beradu kepintaran membuat bayangan dengan tangan didepan tembok sesaat sebelum tidur. Jika Pingu membuat kapal laut khas anak-anak, pinga jauh lebih pintar dan membuat bayangan kapal layar (walaupun sesungguhnya bayangan itu mustahil dilakukan dengan mengandalkan tangan). Demikian pula saat pingu membuat bayangannya Robbie si anjing laut, pinga mampu menyajikannya lebih mendetail. Puncaknya ketika Pingu membuat bayangan Bapak mereka, maka saat giliran Pinga muncullah bayangan sang Bapak lengkap dengan gaya marah-marahnya. Meski akhirnya menyadari bahwa itu adalah siluet sang Bapak, bukan hasil ‘karya’ Pinga, ending story dibuat begitu manis. Bapak, Pingu dan Pinga akhirnya tertidur dalam satu ranjang kecil yang sebenarnya merupakan ranjang milik Pingu…
Pingu si Pinguin bisa menjadi salah satu alternatif tambahan tontonan bagi si kecil, selain animasi Upin & Ipin yang mendidik ala negara tetangga Malaysia dan juga si beruang Bernard. Cobain deh…
Comments
Post a Comment