Satu-satunya hal yang ada dalam benak saya ketika orang meributkan soal KopRoL adalah sebuah aksi dalam olahraga masa sekolah menengah pertama dahulu yang sangat saya gemari, tapi tidak demikian dengan kebalikannya. :p Istilah KopRoL bagi saya pribadi belakangan begitu menarik perhatian. Ini gara-gara saya mencoba FourSquare beberapa waku lalu, yang kemudian ditanggapi seorang teman dan mencoba untuk meracuni saya dengan KopRoL yang satu ini.
KopRoL merupakan situs pertemanan atau yang dikenal dengan jejaring sosial sejenis FourSquare, jejaring yang berbasiskan lokasi. Jika pada awalnya penggunaan FourSquare dibatasi hanya untuk 100 kota diseluruh dunia, KopRoL sendiri ditujukan hanya untuk kota-kota di Indonesia. Fungsi utamanya adalah memberitahukan lokasi sesama pengguna KopRoL serta menghubungkan penggunanya yang secara kebetulan berada ditempat yang sama. Yang perlu dicatat adalah KopRoL merupakan jejaring sosial ‘made in Indonesia’ asli loh.
Adalah Satya Witoelar, seorang sarjana Arsitektur lulusan Universitas Parahyangan Bandung angkatan 1999 yang ternyata menjadi aktor dibalik kelahiran KopRoL. Terhitung pada bulan Juli 2008, Satya bersama rekan-rekannya membuat sebuah proyek sampingan situs pertemanan dan meluncurkannya secara resmi pada Februari 2009 melalui PT SkyEight Indonesia. Ide KopRoL ini kabarnya diperoleh dari gabungan tiga konsep jejaring sosial, Twitter dengan lifestream model-nya, Plurk dengan sistem komentarnya dan Brightkite dengan sistem lokasinya.
Yang makin bikin kagum, pada 25 Mei 2010 lalu, Yahoo memutuskan untuk mengakusisi KopRoL dengan nilai yang tidak disebutkan jumlahnya. Salah satu alasannya adalah lantaran kecanggihan layanan berbasis lokasi yang diamini Yahoo! lebih baik ketimbang Foursquare. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bagi pengguna yang memiliki akun email diluar Yahoo seperti Gmail, Rocket, Telkom hingga pandebaik.com pun :p masih tetap bisa mendaftar sebagai pengguna KopRoL.
Ngomong-ngomong soal ‘kecanggihan KopRoL dibandingkan FourSquare, saya rasa ada benarnya kok. Lihat saja opsi ‘update status’ yang disini dikenal dengan istilah Post. Selain bisa dikomentari seperti halnya Twitter dan juga FaceBook, disaat melakukan aktifitas Post tersebut, KopRoL memberikan opsi tambahan pada pengguna untuk memasukkan foto atau video yang dapat digunakan untuk menguatkan ‘status si pengguna sedang berada dimana. Kedua hal tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan oleh FourSquare sejauh ini. Meski demikian, pengguna tetap bisa melakukan Virtual Check-in (meminjam istilah Mbak Anita), satu aktifitas fiktif yang mengatakan bahwa pengguna sedang melakukan check-in disatu tempat padahal yang sebenarnya sedang berada dirumah. Hal ini sama dengan opini saya terkait FourSquare tempo hari.
Ada kelebihan, tentu ada kekurangan dong ? Ada lah… tapi ini dalam pemahaman saya loh ya. Dibandingkan FourSquare, untuk melakukan opsi ‘add place’ dalam arti memasukkan lokasi baru, pengguna baru tidak serta merta mampu melakukan penambahan seperti halnya pengguna baru di akun FourSquare. Hal ini pula yang agak menyulitkan saya untuk melakukan Check-in di satu tempat yang spesifik (www.pandebaik.com) yang saya yakini belum ada dalam daftar. Kalaupun kemudian memaksakan masuk kedalam satu tempat yang barangkali masih seluas kabupaten (Denpasar, Badung dsb), rasanya kurang afdol. Hehehe… kabarnya opsi ‘add place’ ini bakalan muncul setelah pengguna melakukan aktifitas Check-in atau menggunakan Koprol dalam rentang waktu tertentu. Walah…
Sayangnya lagi, ketika melakukan pencarian atau memasukkan sebuah nama lokasi yang umum, hasil pencarian yang tampil pada halaman KopRoL ini terbagi atas beberapa halaman yang kadang sangat menyulitkan pengguna untuk memilih lokasi yang tepat. Apalagi jika koneksi yang digunakan saat itu sedang mengalami gangguan, selain butuh waktu untuk menanti, perpindahan halaman demi halaman pun akan terasa memberatkan. Hal ini jelas jauh berbeda dengan FourSquare yang menyajikan hasil pencarian dalam satu halaman memanjang.
Jika dalam FourSquare terdapat istilah Badge, Major, Venue dan Shout, di dalam penggunaan KopRoL ada dikenal istilah Followers (istilah untuk pengguna lain yang mengikuti perkembangan akun pengguna yang bersangkutan -pengikut), Following (istilah untuk pengguna lain yang dipilih oleh pengguna yang bersangkutan untuk diikuti perkembangannya -mengikuti), Entourage (istilah diantara pengguna yang dianggap sudah akrab dan dekat), Commented (istilah tulisan atau komentar yang diberikan oleh pengguna lain pada post pengguna yang bersangkutan) dan Mentioned (istilah tulisan atau post dari pengguna lain yang mengikutkan nama pengguna yang bersangkutan). Bagi mereka yang sudah kadung akrab dengan Twitter, saya rasa tidak akan menemukan banyak kesulitan dalam penggunaan KopRoL ini, lantaran sebagian besar istilah diatas mengadopsi istilah yang kerap digunakan pada jejaring sosial si burung biru ini.
Seperti halnya FourSquare, KopRoL agaknya belum mampu meninggalkan begitu saja peran jejaring sosial lainnya seperti FaceBook dan Twitter, dimana pengguna KopRoL dapat melakukan pengaturan terkait ‘apakah Post yang mereka tuliskan akan ditembuskan pada kedua jejaring sosial ini atau tidak. Sayangnya, saat mencoba memanfaatkan fitur ‘tembusan’ ini, akun saya sempat mengalami kesulitan dalam menghubungkan KopRoL dengan akun FaceBook yang saya miliki. Padahal pada saat yang sama, tidak terjadi masalah saat mencoba menghubungkannya dengan akun Twitter. Kesulitan ini baru terpecahkan beberapa hari kemudian, dimana pada akhirnya tombol yang digunakan untuk mengakses akun FaceBook bisa muncul juga pada tampilan layar.
Comments
Post a Comment