Skip to main content

Foto Narsis ala PanDe Baik

Ada satu hal yang kadang suka bikin saya geli sendiri kalo lagi kunjungan kerja, urusan dinas atau sekedar pendidikan ke luar daerah. Hal yang sama saya rasakan ketika Reuni SMA dan Wisuda pasca sarjana tempo hari. Beberapa lensa kamera berusaha menangkap gambar wajah baik pergerakan, percakapan hingga saat bengong sendiri yang dilakukan oleh fotografer amatiran hingga yang sudah profesional dibidang tersebut. Sebuah lahan basah yang bagi saya pribadi memang sangat menjanjikan di era digital saat ini.

Sasarannya tentu saja orang-orang yang terlibat dalam satu kegiatan yang diselenggarakan atau keluarga yang ikut serta mendampingi. Harapannya jelas, usai kegiatan berlangsung hasil jepretan mantap karya mereka dapat ditukar dengan sejumlah rupiah.

Caranya, mereka tinggal menggelar puluhan bahkan ratusan foto yang diambil beberapa jam sebelumnya (biasanya dikelompokkan berdasarkan objek agar lebih memudahkan) disepanjang area dan sirkulasi pejalan kaki yang dilalui oleh para peserta dan sanak keluarga mereka. Tinggal pilih, bayar, selesai.

Event seperti ini memang sangat dimanfaatkan oleh mereka yang punya kemampuan fotografi, sebagai tahap pembelajaran atau sekedar mencari pendapatan tambahan saat senggang.

Kegelian ini bisa jadi lantaran saya sudah merasa bosan melihat wajah diri sendiri dalam bentuk foto yang tercetak dengan pose resmi lengkap dengan tulisan kegiatan dibagian bawahnya sehingga lebih suka menghindar dari serangan para fotografer entah dengan cara menutupi muka ala para Tahanan atau Koruptor, bisa juga ala Artis yang ketahuan punya masalah. :p

Akan berbeda ketika yang mengambil gambar adalah teman sendiri. Apalagi yang punya hobi meng-uploadnya langsung ke jejaring sosial pertemanan FaceBook. Dijamin saya bakalan berpose senarsis mungkin. Kalo diingat-ingat malah mirip iklan di layar tipi yang ada tulisan ‘kalo mau eksis, jangan Lebay plis…’ Hehehe…

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian