Setiap orang pasti punya masalah. Kurang lebih demikian satu hal penting yang selalu saya tanamkan pada Istri ketika ia terlihat terbebani oleh satu dan lain hal. Tidak saya, tidak tetangga, tidak juga orang lain, saya yakin semua pasti memiliki masalah sendiri. Tergantung cara pandang, tergantung cara menyikapi dan menanggapinya. Tergantung kemampuan tidak terpaku pada bidang tertentu saja.
Tuhan akan selalu memberikan cobaan pada hamba-NYA. Dalam setiap cobaan Tuhan pun sudah menyediakan jalan pemecahan yang berbeda-beda yang dapat dijadikan alternatif, entah lewat jangka waktu yang panjang ataupun jalan singkat. Hanya saja ketika Tuhan memutuskan untuk memberikan cobaan, Tuhan yakin bahwa hamba-NYA akan mampu melewati itu semua. Karena cobaan itu tidak akan melebihi kemampuan yang dapat dilakukan oleh hamba-NYA.
Ilustrasi diatas entah saya dapatkan darimana, namun ilustrasi tersebutlah yang selalu saya camkan setiap kali didera masalah. Mencoba menjalaninya dengan hati yang lapang, bersabar dan tetap jujur apa adanya, entah bagaimana terlewati jua semuanya. Bahkan kadang setelah berhasil menjalaninya, ada rasa bangga yang saya rasakan.
Tidak ada orang yang luput dari masalah. Bisa jadi masalah itu adalah kiriman dari orang lain, bisa juga akibat dari perbuatannya sendiri. Jangan lupakan pula soal lingkup, efek dan hasil akhirnya nanti. Saya yakin masih ada banyak jalan yang dapat diambil ketika semua masalah itu akan berakhir.
Apa yang kami rasakan kini hanyalah sebuah masalah dalam lingkup kecil, maka untuk mampu memasrahkan diri sepenuhnya kadang saya membayangkan berada dalam situasi dan lingkup yang jauh lebih besar. Ketika itu dapat saya lakukan, bisa jadi apa yang mendera kepala dalam satu dua hari kebelakang, hilang dengan sendirinya dan pikiran siap kembali untuk menghadapi masalah baru.
Bilamana saya seorang Susno Duaji misalnya, membayangkan bahwa diluar sana ada banyak orang yang tak setuju dengan sikap dan tingkah laku saya selama setahun terakhir, bahkan ada juga orang yang menginginkan saya mati hari ini, bagaimana bila itu benar terjadi ?
Bilamana saya seorang Gayus Tambunan, yang sudah sekian lama bergelimang harta dari hasil mencuri, berpindah hidup dari sebuah rumah kumuh kelas kampung ke tingkat apartemen mewah, namun kini harus dihadapkan dengan Pengadilan dan hampir seluruh keluarga ikut serta menanggung bebannya.
Maka apapun yang akan dilakukan hari ini adalah buah yang akan dipetik besok. Bisa juga entah kapan datangnya. Bahkan jika sudah mulai mengambil hak yang seharusnya menjadi milik orang lain, memang benar yang nama kekayaan sepertinya tidak akan habis dimakan satu generasi, namun bersiaplah untuk mengalami kebocoran-kebocoran yang sanggup meluluhlantakkan wajah angkuh dan koar mulut penuh kebohongan.
Orang boleh saja mengatakan dirinya hebat, sangat pintar bahkan sampai-sampai menganggap orang lain tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang ia miliki hari ini. Namun orang tak boleh lupa bahwa akan ada saat roda itu berputar dan berada diatas dan kelakpun akan berada dibawah. Ketika itu pula yang namanya kesadaran biasanya akan datang terlambat.
Penderitaan bagi orang-orang yang berusaha untuk selalu jujur dan apa adanya memang sangatlah panjang dan berliku, bahkan jika tak kuat menanggungnya wajah cantikpun akan berubah sayu setiap harinya. Jalani saja harimu, nikmati hidup dan biarkan mereka bernyanyi saking senangnya… karena saat itu pasti akan tiba.
Adakah orang yang beruntung karena tidak memiliki masalah dalam hidupnya di dunia ini ?
Comments
Post a Comment