Skip to main content

Waspadai Arak (oplosan) Attack

Tewas Lagi…

Seminggu terakhir headline beberapa media cetak lokal kelihatannya makin intensif menaikkan kabar terkait tewasnya beberapa pemuda yang ditenggarai berpesta minum arak oplosan yang dicampur dengan berbagai jenis minuman lain seperti Coca Cola, YouC 1000 hingga minuman anak Ale-Ale. Entah apakah mereka sudah melupakan tragedi Arak Methanol setahun lalu hingga kemudian nekat mencobanya kembali. Miris juga jadinya ketika menyadari bahwa arak masih tetap bisa dikonsumsi secara bebas oleh para pemuda tersebut hingga berujung pada kematian.

Menyalahkan pemerintah mungkin bukan lagi satu tindakan yang tepat, karena pemerintah tidak akan mampu men-cover semua peredaran makanan dan minuman tanpa peran serta masyarakat. Kecerobohan ini juga merupakan andil dari lingkungan serta orang tua yang bersangkutan yang barangkali jarang memberikan pemahaman atau pengertian pada generasi muda untuk tidak menenggak minuman keras. Bisa juga andil dari yang bersangkutan, dari sekedar ingin mencoba, kebiasaan hingga khawatir jika dianggap tidak gaul jika tidak ikut berpesta arak.

Berawal dari sekedar kumpul-kumpul, obral obrol di warung kopi biasanya berpotensi berlanjut ketingkat minum minuman beralkohol dan pada akhirnya membuat onar. Ilustrasi tersebut sudah biasa kita dengar, tapi yang namanya kesadaran tampaknya belum jua muncul. Selalu diulang dan terjadi lagi.

Coba telusuri beberapa ruas jalan diseputaran Kota Denpasar pada sore atau malam hari. Hampir selalu saja dapat ditemukan sekelompok pemuda yang duduk dipinggir jalan, ditemani beberapa botol minuman “teh” yang siap menjatuhkan mereka ke titik nol. Entah apakah tidak ada hal lain yang bisa dikerjakan ? nge-BLoG misalnya. :p

Banyak alasan yang mereka ungkapkan ketika pernah satu kali saya bertanya kenapa mereka melakukannya ? karena suntuk dengan situasi rumah, karena tidak punya pekerjaan (ya cari dan berusaha dong…) ada juga karena’cuma iseng’ (iseng kok minum arak ?)

Memang tidak ada larangan untuk berkumpul bersama teman atau kongkow dipinggir jalan sejauh tidak membuat onar atau menenggak minuman keras atau arak. Seandainyapun boleh saya menyarankan mbok ya minumannya diganti dengan Es Degan (kelapa muda) misalnya, bukankah jauh lebih bermanfaat ? ngumpul tetap jalan, minum-minum juga tetap aman.

Tapi yah, bagi saya adalah satu kebodohan yang tolol jika besok atau lusa masih ada lagi pemuda yang tewas atau sekarat pasca pesta arak atau minum minuman keras dan beralkohol oplosan, padahal media cetak sudah sedemikian gencarnya berusaha mengabarkan efek paling tragis yang diakibatkan. Bisa jadi mereka adalah orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungan, tidak peduli diri sendiri apalagi orang lain.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.