Gak terasa ya ternyata hari ini sudah sibuk-sibuk lagi, padahal baru kemarin rasanya kami membuat dan memasang penjor didepan rumah. Kendati begitu, ada yang berbeda dengan suasana hari raya kali ini.
Rumah yang tak lagi ramah. Disebabkan oleh banyaknya kepentingan-kepentingan yang saling beradu dan berusaha untuk merebut kemenangan pribadi diatas kepentingan bersama. Makin banyak wajah-wajah yang tampak merenggut begitu kami melintas dan terpaku diam tak berbicara ketika kami meraih satu keberhasilan. Makin banyak manusia yang berkoar-koar mengatakan dirinya paling hebat, paling tahu dan paling berhak atas apa yang sebenarnya bukan hasil jerih payah atau milik mereka. Well, setiap orang memang diciptakan berbeda.
Melintasi jalanan Kota Denpasar yang terasa berbeda dari biasanya, mengamati wajah-wajah yang sumringah menyambut hari kemenangan Dharma dan mereka yang tampak berbondong-bondong pulang ke kampungnya membuat kami semakin miris jika mengingat rumah. Sayang memang jika di hari yang suci ini benih permusuhan kian banyak ditebar hingga ke anak dan cucu mereka. dan kami hanya bisa menghela nafas saja.
Memandang hijaunya sawah disepanjang jalan menuju Canggu, mengingatkanku pada masa remaja yang senang berkendara diatas sepeda motor demi mendapatkan cerahnya hidup dan senyum yang mengembang. Bersyukur baik teman yang aku miliki, rekan kerja hingga orang-orang yang barangkali jarang bersua malahan dengan sukarela memberikan tawa mereka sehingga hari-hari kami lalui dapat tergambar dengan indah selayaknya ikut serta merayakan kemenangan.
Pagi ini 12 Mei 2010, PanDe Baik beserta keluarga mengucapkan ‘Selamat Merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan, semoga apa yang telah dirintis sejak awal secara jujur dan tetap berusaha berada di jalan yang benar, akan mendapatkan keadilan dan kebaikan. Bagaimanapun juga rekan-rekan merupakan cahaya bagi kami untuk bisa tetap berkarya dan berbagi.
Comments
Post a Comment