Menjalani hari-hari dalam kesendirian sebenarnya bukanlah hal yang menyenangkan, apalagi jika kita mulai terbiasa dengan tawa canda riang dan kehangatan keluarga kecil. Padahal kelihatannya semua berjalan seperti biasa, namun ada satu emosi yang kerkadang siap diledakkan sewaktu-waktu. Hal yang sangat berbahaya menurutku.
Ketika kata-kata itu sudah tak lagi bisa diterima oleh telinga, ketika pikiran sudah ditutupi oleh kabut kelam dan ketika seluruh urat nadi sudah mulai menegang, ketika itu pula satu hal kecil dapat memantik kobaran api sedemikian besar. Membakar rumah dan isinya lantas menghilang tanpa kata.
Kehilanganmu seperti membunuh diriku. Terdiam dalam bisu tanpa kata dan tawa. Pikiranku hanya bisa menerawang tak jelas… dan tiba-tiba saja aku ingin berlari.
Suara kecil itu bertanya padaku, hanya jawab yang tak menentu bisa kukatakan. Kasihan dirimu Nak…
Mungkin memang ada sesuatu yang salah dengan Bapakmu ini.
Comments
Post a Comment