Hari ini adalah hari pertama di tahun 2010 yang baru saja kita jelang bersama. Banyak hal yang terjadi di masa lalu, masa dimana semua keprihatinan itu muncul dipermukaan, secara nasional hingga personal. Entah apakah hari esok semua itu masih akan tetap kita nikmati…
Persoalan yang timbul bisa jadi merupakan buah kelalaian kita terhadap sesama dan lingkungan. Bisa juga karena kurangnya kesadaran pada diri sendiri masing-masing karena yang namanya ego selalu berusaha dikedepankan. ‘Jika saya belum merasa puas, mengapa harus peduli dengan orang lain ?’
Satu persatu ketidakadilan itu dirampas dari yang seharusnya berhak memilikinya. Untuk melegalkan apa yang dilakukannyapun kebohongan demi kebohongan terus didoktrin pada mereka yang belum mampu menentukan sikapnya sendiri. Maka terpecahlah semua berkeping-keping.
Hari ini adalah awal dari ratusan hari berikutnya yang akan kita jalani, entah suka ataupun duka yang nantinya akan didapat. Semua bergantung pada sikap dan tentu saja keputusan-Nya yang takkan bisa kita tebak. Sudah semestinya kita berbenah. Jangan berharap orang lain akan memulainya lebih dulu, karena jika bukan diawali dari diri sendiri harus menunggu siapa lagi ?
Berbenah diri. Sederhana namun tak sesederhana bayangan kita. Menyadari sikap dan ego yang barangkali dahulu lebih kita utamakan ketimbang kepentingan bersama adalah hal yang sulit dilakukan. Hal itu tak akan bergantung pada tingkat intelegensia seseorang, pendidikan ataupun usia. Karena nyatanya masih banyak yang bersikap seperti anak kecil, ‘jika masih memungkinkan milikmu adalah milikku tapi milikku ya milikku sendiri, kalian ga’boleh ganggu…’
Demikian pula dengan privacy dan toleransi. Seakan dinegara ini sudah tak ada lagi dua hal tersebut. Semua ditabrak demi mendapatkan apa yang diinginkan. Entah demi materi ataukah rating sebuah tayangan, bisa juga klaim atau pendapat orang pada diri mereka.
Sudah saatnya kita berbenah, dimulai dari diri sendiri. Apalagi bagi mereka yang kini masih harap-harap cemas menanti hari kiamat 2012, sudah seharusnyalah berpasrah diri pada-Nya, menyerahkan pada mereka yang sudah semestinya menjadi hak, jangan hanya kewajiban saja yang mutlak dituntut untuk dipenuhi. Namun jika kesalahan itu terjadi dua kali, karena kita tak mau belajar dari pengalaman masa lalu, dan tetap mendongak keatas seakan tak ada lagi yang memiliki kemampuan lebih, bolehlah kita lupakan mereka.
Mari kita berbenah diri, jangan hanya bicara saja…
Comments
Post a Comment