Skip to main content

Ha Pe Ku Donk

Lahir dan besar dijaman berkembangnya teknologi ponsel ikut serta menjadi faktor penyebab MiRah GayatriDewi, putri kecil kami latah berakting seakan sedang menelepon kakek neneknya yang tinggal di Canggu. Hampir setiap hari disela waktunya bermain, MiRah kedapatan bicara sendiri sambil memegang sebuah ponsel layaknya sedang menelepon. Entah siapa yang memulai yang pasti si kakek kerap mengabadikan momen tersebut melalui kamera ponsel miliknya.

‘Ha Pe Ku Donk…’ pinta MiRah tiap kali ingin menelepon. Mungkin ia menirukan kata-kata beberapa sepupunya atau bisa juga setelah mengamati perilaku kami. Maka meluncurlah kata-kata dalam bahasa ala MiRah yang cadel… bertanya dan menjawab sendirinya. Imajinasinya tinggi. Hehehe…

‘dah aem ? dah… dah andi ? dah… aem pa ? bek ayam, bek telong, bek u ah u ah… kak andu ? bobo… nik andu ? alan-alan… ati-ati yaaaa…’

Nokia 3315 milik si kakek yang kebetulan pecah lcd-nya menjadi ponsel kebanggaan MiRah, gak ada yang boleh menggunakannya. Saat main, tu ponsel pasti dibawa kemana-mana, langsung beraksi kapanpun ia mau. Percaya atau tidak, MiRah mampu berakting tergantung dengan siapa ia ‘berbicara’.

Kalo obrolan diatas itu berlaku saat ‘menghubungi’ kakek neneknya yang di Canggu, berbeda kalo ia terlihat ‘menghubungi’ ibunya. ‘bu, ndak puyang ? ibuk ya ? ibu iyah pinteng manting ya ?’ atau pas ia lagi bercerita tentang kucing kecil ‘bapak mionk ibu mionk alan-alan alun-alun…’

Hehehe… Bisaaaa aja…

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.