Skip to main content

Indonesiaku… Ada Apa Denganmu ?

Layar televisi di negeri ini selama hampir sepekan terakhir dipenuhi dengan tayangan-tayangan ekslusif yang mengungkapkan kebobrokan para aparat hukum yang begitu mudahnya diatur oleh cukong-cukong bengal. Benar-benar membuat miris hati kecil sebagian besar rakyat Indonesia.

Sebenarnya program acara hiburan bisa jadi salah satu pengobat penat disela krisis kepercayaan masyarakay kepada Pemerintahnya saat ini. Sayangnya para pencipta Sinetron masih asyik dengan ketololan mereka menyusun plot cerita yang membosankan dan berulang-ulang naik turun gak jelas arahnya, hingga saya pribadi lebih memilih mematikan layar televisi ketimbang diracuni oleh pembodohan terencana dan penurunan daya pikir saya akan klepemilikan akal sehat.

Menelusuri beberapa portal penyedia berita di ranah dunia maya, hal yang sama tetap saya temui, kendati masih ada beberapa cerita lalu yang tercecer dan seakan terlupakan berkat kesaktian dan kehebatan Kakek Anggodo dalam berargumen dan menyusun kronologis kisah cintanya dengan pihak Kepolisian dan Kejaksaan dalam usaha membunuh lembaga superbodi KPK…

Melihat aksi ndagelan ini saya jadi ingat dengan beberapa karya besar sinema di luar sana. Beberapa kemungkinan Konspirasi yang terungkap dalam peristiwa pembunuhan Presiden John F Kennedy yang dibintangi Kevin Costner. Semua mampu dimentahkan dan akhirnya diputuskan, kasus akan dibuka kembali pada tahun 2015 nanti.

Kesaktian Anggodo juga mengingatkan saya pada karya besar trilogy Godfather. Mafioso yang mampu mengatur mereka yang berkepentingan. ‘I’m gonna make him an offer he can’t refuse’

InDonesiaku

Bedanya, sang Godfather selalu berusaha menjalankan bisnisnya secara legal…

Kembali pada negeri ini, kita atau katakanlah media secara perlahan seperti melupakan sebagian besar permasalahan yang pernah menghias headline news mereka. Penantian akan perwujudan Program 100 hari Pemerintahan SBY-Boediono atau kinerja Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, karut marutnya penanganan bencana gempa Sumatera Barat, musnahnya hampir satu lingkup Sidoarjo lantaran lumpur Lapindo atau bahkan barangkali Tetangga kita Malaysia, bakalan lebih aktif secara diam-diam mengklaim lebih banyak budaya yang kita miliki sebagai warisan leluhur terdahulu, sementara kita disini disibukkan oleh urusan Korupsi yang seakan tidak pernah terselesaikan.

Negeri ini masih sibuk dengan dirinya sendiri. Entah kemana larinya semua julukan yang pernah kita sandang. Macan Asia, Negeri yang ramah, gemah ripah loh jinawi…

Rupanya kita masih gemar untuk bermimpi…

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.