…seorang pemuka agama mendatangi Tuhan… ia marah… lantaran kematiannya justru diberikan ganjaran menuju Neraka… “TUHAN, mengapa Kau tidak memberikan Keadilan-Mu padaku ? Selama ini aku telah banyak memberikan ceramah dan petuah agama kepada umat-Mu, malah Kau berikan aku Neraka. Aku tidak terima… Bagaimana mungkin bisa terjadi sebaliknya ? Tadi kulihat seorang sopir yang dahulunya mengemudikan angkotnya ugal-ugalan malah berada di Surga… dikelilingi bidadari cantik pula…”
TUHAN menjawab… “Kau kumasukkan ke Neraka karena ceramahmu itu membuat umat-Ku tertidur dan lupa berdo’a, sedangkan ugal-ugalannya si sopir membuat para penumpangnya Rajin berdo’a…”
* * *
Saya sendiri lupa mendapatkan cerita itu dari mana, entah Humor Indonesia atau Sarikata, pastinya hanya untuk sekedar hiburan semata. Jadi mohon maaf bagi yang merasa kurang berkenan ataupun merasa telah menciptakan cerita konyol diatas, bukan bermaksud menjiplak, tapi mengingatkan bahwa tak selama yang terlihat buruk dimata seorang pemuka agama akan terlihat buruk juga dimata Tuhan. Hehehe…
* * *
Sebuah film karya Roland Emmerich “2012” menuai protes dari kiai dan para santri. Mereka meminta agar pemerintah meninjau pemutaran film fenomenal tersebut di tanah air, lantaran dianggap mendahului kehendak Tuhan sebagai Maha Pencipta, dalam menentukan tanggal terjadinya kiamat di dunia. Sekedar informasi bahwa Film yang dimaksud menceritakan kiamat dunia mengacu pada penanggalan suku Maya yang akan berakhir pada tanggal 21 Desember 2012.
* * *
Terlepas pada anggapan kiai dan para santri terhadap film 2012 dan kaitannya pada unsur agama, saya pribadi malah beranggapan kalo film yang lebih banyak menjual efek dramatis gak jauh beda dengan film-film dramatis lainnya seperti Armageddon, Volcano, Day After Tomorrow dan puluhan film lainnya. Semua itu hanya bertujuan untuk mengeruk keuntungan dari sebuah kisah yang boleh dipercaya boleh tidak, terserah pada masing-masing penontonnya. Kendati cerita penokohannya lebih banyak menyelamatkan sang tokoh utama hingga akhir cerita. Come on, ini hanyalah sebuah hiburan ditengah kekecewaan masyarakat Indonesia atas buruknya kinerja para pejabat lembaga hukum di negeri ini yang sedemikian mudahnya diatur oleh seorang Anggodo.
Saya yakin, apa yang dikecam oleh kiai dan para santri ini tidak membuat orang menghindari jadwal tayang 2012 di masing-masing kota tempat tinggal mereka. Ada yang ingin tau sekeren apa efek dramatis kali ini yang ditampilkan, ingin tau seberapa besar kengerian yang didapat pasca menonton film ini, ingin tau seperti apa sih dunia kiamat itu ? ada juga yang barangkali malahan penasaran, kaya’apa sih film yang diprotes oleh kiai dan para santri ini ? sejauh tidak mengumbar pornografi ataupun pembodohan intelegensia penonton ala sinetron negeri ini, saya rasa sah-sah saja film ini kita tunggu.
Seperti cerita humor pada awal tulisan ini, bukankah bagus apabila film 2012 ditayangkan lebih gencar, sehingga mampu memacu para umat-Nya di negeri ini untuk lebih giat kembali berdo’a, bersikap pada jalan yang benar, tidak larut dalam kebohongan silat lidah ‘Saya tidak bersalah… Saya tidak terlibat… dll dsb dst…
Comments
Post a Comment