…baru saja MiRah terlihat senang karena bisa menghabiskan nasi putih yang ada di piringnya… baru saja aku meneguk kopi dari mug kecil yang biasa menemani… baru saja kami sepakat untuk membatalkan rencana liburan kami ke sangeh lantaran ingin memperkenalkan MiRah dengan makhluk yang bernama Monyet…
Rumah bergetar mengagetkan aku yang masih duduk meladeni MiRah maem… Bapak langsung mengomandoi kami untuk segera keluar… jelas tampak pohon Jepun yang ada di Merajan kami bergoyang begitu keras… diiringi suara pecah yang langsung membuat aku teringat pada tragedi gempa yang selama ini melanda negeri ini…
Tak bisa aku bayangkan apabila rumah ini, tanah kelahiranku ini dilanda gempa yang jauh lebih keras… Tak bisa aku bayangkan apabila kami mendapatkan giliran menjadi korban berikutnya… Sungguh, Gempa di pagi hari ini membuat kami kebingungan, semburat lari keluar rumah, aku sendiri setelah menyerahkan MiRah pada Ibunya di halaman langsung masuk kerumah lagi untuk memutuskan arus listrik yang masih terpasang…
Gempa di pagi hari ini… kabarnya hingga 6,4 SR di 101 KM Tenggara Nusa Dua Bali… menyisakan gemetar pada tangan… mungkin akibat panik yang tiada tara… untuk menuliskan inipun, kepala rasanya masih bergoyang… perasaan yang sama seperti baru pulang dari berendam air di pantai…
Semoga setiap insan manusia, kami sekeluarga dan seluruh umat yang ada dilindungi oleh-NYA…
Comments
Post a Comment