Skip to main content

tentang PDA Phone milik PanDe Baik

Narsis. Huahahahaha….. Begitu kira-kira isi beberapa tulisan saya akhir-akhir ini. Yah, berhubung BLoG ini bukan didedikasikan sebagai penambah pemasukan tiap bulan, sebaliknya hanya sebagai wadah ekspresi seorang PanDe Baik, jadi sah-sah saja saya lakukan…. dan seperti yang saya katakan pada mereka yang mampir dan memberikan komentar, bahwa bisa jadi sebagian besar dari isi BLoG ini tidak banyak bermanfaat bagi orang lain. Salah satu contohnya ya ini…

Kali ini saya ingin bercerita tentang seputaran keberadaan PDA Phone dan pengaruhnya dalam keseharian saya. Sebagai gambaran awal, PDA Phone itu kurang lebih diartikan sebagai sebuah organizer sebetulnya, sebuah agenda yang disuntikkan fitur office sehingga mampu digunakan untuk membantu pekerjaan kantoran. Rata-rata PDA Phone ini membawa sistem operasi Windows Mobile yang artinya ada banyak aplikasi pendukung yang bisa digunakan untuk menambah kemampuan dan kegunaan atau fungsi dari benda ini. Sesuai dengan arti kata Phone itu sendiri, telah disuntikkan pula fitur ponsel dan pendukungnya agar bisa digunakan sebagai alat komunikasi yang normal.

Nah, kenapa saya begitu fanatik dengan PDA Phone, padahal kini sudah betebaran banyak model yang memiliki fungsi sejenis, bahkan telah menjadi trend ni negeri ini. Katakanlah BLackBerry yang punya kemampuan internetan dan iPhone yang full multimedia. Itu karena sejak awal saya berkenalan dengan tipe satu ini sudah merasakan banyak manfaat yang bisa digunakan untuk mendukung rutinitas keseharian saya.

Ohya, adapun PDA Phone pertama saya adalah T-MobiLe MDA II yang merupakan varian dari O2 XDA II. Beda model, beda brand atau merek tapi jeroannya sama. Kalo ndak salah nama lahirnya itu adalah HTC HimaLaya, karena memang hampir sebagian besar produsen PDA Phone yang beredar dengan brand atau merek T-MobiLe, O2, Dopod, Vodafone maupun HP merupakan buah karya HTC, sebuah perusahaan Taiwan.

PDA tersebut saya gunakan selama kurang lebih dua tahun, sebagai pegangan utama saya untuk mendukung aktifitas mobile office dan Pemetaan Jalan. Walaupun jeroannya minus GPS, tapi berkat Adobe Reader yang disuntikkan, PDA ini mampu digunakan sebagai viewer Peta Jalan Kabupaten Badung yang saya ubah formatnya dari AutoCAD. PLus data jalan raya dalam format Pocket Excel. Bagusnya lagi, keberadaan multitasking benar-benar sangat membantu saya saat mengikuti Rapat sekaligus. Apalagi kalo bukan sebagai pencatat layaknya Agenda, dan hasilnya bisa langsung ditransfer ke PC. Itu sebabnya apapun pekerjaan yang saya lakukan bisa diselesaikan pada hari itu juga.

Sayangnya, satu kelemahan terbesar dari seri ini adalah masalah kemampuan Batere. Dengan aktifitas saya seperti gambaran diatas, bisa dikatakan setiap pagi sebelum ngantor PDA musti dan harus di charge. Ini untuk mengantisipasi kehilangan data saat Batere menurun ke titik 0 %. Ini memang satu ciri khas dari produk yang menggunakan sistem operasi Windows MobiLe 2003. Akhirnya setelah dua tahun pemakaian PDA ini saya lego pada seorang atasan, sebagai tambahan dana menikah. Maklum, pendapatan seorang PNS itu tak seberapa kok. He…

Loncatan terbesar yang saya rasakan adalah saat saya memiliki PDA Phone ke-2, yaitu O2 XDA ATom atau yang dikenal dengan nama lahir HTC ATom. Pada tahapan ini, aktifitas saya mulai bertambah dengan mencoba Internet MobiLe. Saya berani melakukan aktifitas tambahan lantaran sistem operasinya sudah menggunakan Windows MobiLe 5.0 yang artinya data tidak akan hilang sekalipun kemampuan daya Batere menurun hingga angka 0 %.

Begitu pula dengan keberadaan konektivitas Wifi-nya yang membuat saya betah berlama-lama menggunakannya saat mengikuti perkuliahan maupun menonton ujian seminar di kampus Udayana, mengingat ditempat tersebut disediakan hotspot Gratis milik Fakultas Kedokteran. Sayapun mulai berkenalan dengan GooGLe Map MobiLe, Yahoo Messenger dan FaceBook yang lumayan menghabiskan volume data, sehingga akan sangat mahal jika saya melakukan aktifitas tersebut dengan menggunakan koneksi GPRS.

Masih menggunakan O2, saya berkesempatan pula memiliki sebuah PDA Phone lagi, kali ini yang menggunakan frekuaensi CDMA yaitu AllTell PPC 6700 atau lebih dikenal dengan nama lahir HTC APache. Yang membuat saya makin betah dengan tipe ini adalah keberadaan Keyboard QWERTY dan dua buah softkey-nya. Hal yang tidak saya temukan pada PDA O2. Ini tentu saja mendukung aktifitas internetan via aplikasi Java, MoRange. Koneksi Wifi dan frekuensi CDMA-nya merupakan nilai PLus dari tipe ini mengingat harga beli yang saya dapatkan hanya 750ribu saja.

Sayangnya walaupun sudah mengadopsi sistem operasi Windows MobiLe 5.0 yang kemudian saya perbaharui menjadi Windows MobiLe 6.1 seperti halnya O2, lagi-lagi yang menjadi masalah adalah Batere. Hanya kali ini, kemampuan daya yang dimiliki tipe ini hanya bertahan maksimum 2 Jam apabila digunakan untuk internetan. Itu artinya, kabel charger harus tetap setia mendampingi. Sungguh merepotkan.

Hari ini, kedua PDA tersebut tak lagi menemani hari-hari saya. Dijual untuk menambah dana pembayaran SPP kuliah lanjutan saya di Pasca Sarjana Teknik Sipil Universitas Udayana. Terima Kasih untuk BaLiGraf yang membantu saya menjualkan kedua PDA tersebut dengan harga yang layak.

Walaupun tak banyak berpengaruh karena aktfitas internetan terutama email dan facebook tetap bisa saya lakukan dari ponsel CDMA Nokia 6275i dan untuk pemetaan serta mobile Office tetap bisa dilakukan via laptop, agak sedikit ribet dan merepotkan, tetap saja saya berangan-angan.

Kelak jika sekolah saya usai, dan semua hutang bisa dilunasi (ohya, saya juga melakukan aksi ‘Menghutang lagi’ di sebuah Bank Pemerintah Daerah sebagai talangan dana utama perkuliahan saya), pengen banget ada sebuah PDA Phone bisa menemani keseharian saya kembali. Semoga…..

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.