Beberapa waktu lalu sempat terlontar wacana untuk menertibkan penggunaan plat nomor kendaraan gaul. Yang dimaksud dengan plat nomor gaul adalah plat nomor yang identitasnya (berupa angka dan huruf) dimodifikasi sehingga penampilannya menjadi mudah dibaca pengendara lainnya.
Sebutan gaul bisa juga karena si pemilik memodisikasi penampilan plat (tanpa mengubah identitas angka dan huruf agar mudah dibaca) menjadi lebih enak dipandang mati dan match dengan kendaraan mereka. Saya pun merupakan salah satu yang menerapkan strategi ini mengingat plat nomor kendaraan yang didapat dari Samsat bentuknya amburadul dengan cat yang asal-asalan.
Untuk perilaku ini, biasanya saat ada Razia kendaraan bermotor saya tinggal menunjukkan logo yang ada pada plat untuk menandakan bahwa saya hanya memodifikasi penampilan plat yang asli.
Sedang untuk plat nomor yang dimodif sedemikian rupa agar mudah dibaca biasanya agak sulit untuk mendapatkannya. Tantangan pertama tentu saja soal harga.
Teorinya sih, seperti yang pernah saya baca dalam sebuah media cetak bahwa untuk kepemilikan plat nomor tertentu tidak diperlukan biaya tambahan, artinya sama dengan yang lainnya. Sebaliknya dalam praktek kenyataannya tidak demikian. Seorang teman mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan identitas plat nomor yang sesuai dengan yang mereka inginkan, diperlukan dana lebih tergantung pada tingkat keunikannya.
Untuk identitas plat empat digit barangkali adalah yang termurah dibanding tiga, dua apalagi satu digit. Dalam jumlah digit yang sama, nomor cantik cenderung lebih mahal ketimbang nomor yang bisa dimodif menjadi huruf agar mudah “dibaca”.
Itu sebabnya gak jarang ditemui ada kendaraan yang memiliki identitas plat yang tergolong wah. Misalkan saja “DK 1 CW”. Walaupun dua huruf belakang tergolong aneh, namun begitu melihat angka 1, secara langsung pikiran pasti tertuju pada posisi pimpinan Propinsi Bali. Padahal tentu saja bukan. Apalagi kalo dibaca gabungan angka dan huruf identitas akan menjadi ICW. He…
Ada juga yang sengaja mencari nomor plat tertentu dengan alasan hoki, keberuntungan, kebijaksanaan dan sebagainya. Untuk yang ini biasanya berwujud angka tertentu baik dalam satu, dua hingga empat digit. Misalkan saja angka 8 atau angka 9 (yang dibaca kiu oleh orang Cina). Hal ini tak hanya berlaku pada pemilihan nomor plat loh, tapi juga nomor ponsel. He…
Nah, bagaimana dengan yang sengaja memilih nomor dan huruf tertentu agar mudah dibaca dan diingat ? Saya pribadi hanya mengenal dua buah plat nomor macam ini sekaligus tahu siapa pemiliknya. “DK 51 KI” misalnya. Plat nomor tersebut disematkan pada sebuah mobil sedan Mercedes Benz, pemiliknya adalah seorang Dokter ahli bedah tulang, yaitu Dokter Siki Kawiyana. “DK 84 LI” merupakan plat nomor pada sebuah kendaraan super besar, Toyota Land Cruiser. Pemiliknya ? Cok Ace Gianyar, dosen saya di Arsitektur dulu. Kini BeLiau menjabat sebagai Bupati Gianyar.
Sedangkan yang lainnya, saya hanya sempat mencatat pada ponsel sembari lewat dan melihatnya secara kebetulan, tapi entah siapa pemiliknya. Namun untuk yang satu ini, plat nomor memang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga identifikasi nomor malah lebih menyerupai huruf, sehingga agak mengaburkan identitas nomor asli jika kita tidak jeli melihatnya.
Berikut beberapa nomor plat yang saya tangkap berada di jalan raya :
> Plat “DK 1422 KU” sebuah mobil Honda Jazz berwarna hitam. Angka 1 dimodifikasi sehingga menyerupai huruf J. Angka 4 dimiring-miringkan menjadi huruf A, dan angka 2 dibentuk kaku menyerupai huruf Z. Bisa dibaca kan apa jadinya ? JAZZ KU. He…
> “DK 102 BA” milik mobil Honda CRV warna putih, angka 1 dipisah jauh dari dua angka lainnya. Angka 2 dimodif menyerupai penggalan huruf R. Jadilah ORBA.
> “DK 1097 AF”, sama dengan diatas, angka 1 diposisikan menjauh, angka 7 dimodif menyerupai huruf T, jadilah OGTAF mungkin itu nama si pemiliknya…
> “DK 1114 DE” kalo ndak salah salah ingat disematkan pada sebuah mobil Avanza. Tiga anga 1, dimodif sehingga menyerupai hurup M dan 4 menjadi huruf A. jadilah MADE. He…
> “DK 7070 BA” memodif angka 7 menyerupai huruf J. Jadilah JOJOBA (Jomblo-Jomblo Bahagia kali maksudnya….)
> “DK 63 DE” dimodif menjadi GEDE. “DK 460 ES” menjadi AGOES (AGUS). “DK 74 IL” menjadi JAIL.
Entah memang ada maksud tertentu untuk melakukan dan mendapatkan nomor plat dengan identitas yang unik. Memang keren sih kelihatannya. Tapi apa bisa dibenarkan secara hukum ? Kok sampe hari ini belum ada penindakan dari pihak kepolisian lalu lintas yah ?
Comments
Post a Comment