Skip to main content

PanDe Baik Menyayangkan aksi SaLing SinDir SBY – JK

Semingguan ini layar televisi seakan berubah menjadi sebuah tayangan infotaiment para tokoh parpol negeri ini. Bagaimana tidak, baru saja Bapak Presiden kita mengumumkan atau mendeklarasikan calon pasangan BeLiau kelak saat tampil pada PiLPres mendatang, itu sebagai respon dari aksi curi start yang dilakukan sang Wakil Presiden kita, telah pula mengumumkan pasangannya kelak dan malahan BeLiau ini bakalan maju mencalonkan diri menjadi RI 1.

Maka terjadilah apa yang kalau boleh saya sebutkan, politik yang sangat kekanak-kanakan. Saling serang, saling sikut, saling sindir, mengklaim bahwa diri merekalah yang memiliki peran paling besar dalam membangun negeri ini. Mereka lupa akan kedudukan dan jabatan yang mereka sandang saat ini, keduanya masih merupakan dua ujung tombak bangsa ini.

Pasangan SBY – JK yang bagi saya adalah duet yang paling fenomenal sepanjang sejarah pemilihan Presiden. Bukan apa-apa, tapi duet mereka ini barangkali tidak mampu diprediksi oleh sebagian besar pemilih bangsa ini lima tahun lalu bakalan mampu naik dan memimpin. Ini karena JK bukan merupakan tokoh yang dijagokan oleh induk parpolnya saat itu. Sayangnya begitu duet SBY-JK tampil sebagai pemenang, sang induk langsung merapat dan mengkalim sang pemenang sebagai bagian dari perjuangan mereka. Buktinya JK langsung didapuk sebagai Ketum partai pada periode tersebut.

Belumlah pantas menurut saya jika saat ini mereka melakukan aksi murahan tersebut. Mungkin dalam politik memang tidak ada lawan maupun kawan yang abadi. Tapi sungguh disayangkan apabila kedua pemimpin bangsa ini malahan saling berseteru disaat bangsa masih membutuhkan hubungan erat kedua pemimpin ini untuk menyelesaikan masa jabatan, sesuai ‘amanah’ rakyat saat PiLPres lalu.

Berangkat dari hal diatas, kini saya malahan menjadi pro mendukung Pak SBY untuk mencari pengganti calon Wakil Presiden kelak dari kalangan non Parpol. Terlepas dari siapa orang tersebut dan bagaimana tipe serta tindak tanduk orang tersebut.

Mungkin keputusan ini timbul gara-gara saya sudah kadung patah arang duluan menyaksikan dagelan politik semingguan ini. Belum usai masa jabatan eh sudah saling serang. Yah, lagi-lagi terlepas dari siapa yang salah atau siapa yang mulai duluan, minimal kelak duet pasangan Pemimpin Bangsa ini diharapkan tetap mampu menunjukkan hubungan yang baik antar keduanya, sedari awal hingga masa jabatan berakhir.

Ohya, PanDe Baik memohon maaf apabila ada pihak-pihak yang tidak berkenan pada tulisan saya kali ini. Bukan bermaksud mendukung atau malah memprovokasi, tapi hanya sebatas mengungkapkan uneg-uneg pribadi atas dagelan politik jelang PiLPres mendatang.

Ngomong-ngomong, kok kasusnya Antasari menghilang yah ?

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.