Skip to main content

ViLLa Maya Sayang KuTa

Sebelumnya, perlu saya jelaskan dulu bahwa tulisan ini bukanlah bersifat promosi dari sebuah tempat yang berlokasi di seputaran Kuta, hanya sebatas mengenang masa lalu. Masa dimana saya masih bekerja pada orang Jepang sekitar tahun 2003 lalu bersama dua orang rekan yang kini telah menjadi suami-istri, Ary karuna dan Surya Dewi.

Salah satu perencanaan untuk kegiatan fisik yang diambil waktu itu adalah Villa Maya Sayang. Sebuah areal yang berisikan beberapa buah Villa dengan style Bali sederhana lengkap dengan kolam renang kecil pada tiap-tiap Villa yang disediakan.

Pada sisi paling depan, terdapat sebuah Bar dan Restaurant berlantai 2, yang saat perencanaan waktu lalu menjadi pemicu utama bagi saya untuk memutuskan resign dari tempat bekerja.

Si orang Jepang ngotot meminta desain Bar dan Restaurant berbahan dasar kayu dengan jarak antara dua tiang struktur (modul) adalah 12 meter (dengan alasan bahwa di negaranya adalah bukan hal yang mustahil). Satu hal yang saya sanggah waktu itu, sangat sulit untuk bisa diwujudkan disini dengan hanya mengandalkan tiang kayu berukuran diameter 10 cm. Karena tidak jua menemukan solusinya, sayapun menyerahkan sepenuhnya kepada si Jepang. He… daripada repot dan dituding tidak mampu….

Yah, bersyukur banget begitu saya Resign langsung dikaruniai sebuah SK CPNS oleh-Nya. Jadi, saat-saat lowong gak bekerjapun masih bisa dilewati dengan senyum optimis…. Jadi masa menunggu….

Hampir enam tahun masa itu telah terlewati. Kini Villa tersebut telah berdiri sesuai dengan Perencanaan yang dibuat, hanya saja ada perbedaan mendasar antara desain dan bangunan fisik yang ada kini.

Bar and Restaurant Villa Maya Sayang pada desain perencanaan dibuat terbuka, dan ‘isinya’ terlihat dari luar. Sedang yang terbangun sekarang hanya konsepnya yang ‘terbuka’ dengan banyaknya jendela disekeliling bangunan. Tiang atau kolom strukturnya pun berubaha, dahi bahan kayu dengan diameter 10 cm, menjadi beton yang dibalut bahan kayu terkini…

Kagum juga jadinya. Gak nyangka kalo saya dahulunya pernah punya mimpi pada desain ini. He….

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.