Terhitung besok pagi jutaan rakyat Indonesia ini akan mencoba menentukan nasibnya sendiri dalam jangka 5 tahun kedepan. Apakah akan memiliki para Wakil yang berani dan mampu memperjuangkan nasib mereka dihadapan pembesar negeri, ataukah akan bernasib sama dengan waktu-waktu lalu, lebih cenderung menuntut agar mereka ‘dihargai’ dan memilih plesiran ke luar negeri berbalut studi banding ?
Hari ini adalah hari terakhir dalam fase Minggu (masa) Tenang. Masa dimana ratusan hingga ribuan baliho, spanduk, poster, selebaran atau apapun itu namanya, yang dahulunya menghiasi wajah kota, perempatan jalan, batang pohon hingga tembok disepanjang jalan, dengan segera di’enyah’kan dari pandangan mata masyarakat.
Memang harus disadari, bahwa tak semua para CaLeg maupun ParpoL bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk menurunkan sarana kampanye yang masih saja menampilkan wajah penuh senyum manis padahal beberapa minggu belakangan negeri ini tertimpa bencana dan kecelakaan. Lumayan membuat senyum saya tersungging sinis dan berharap semoga saja ‘Rakyat tidak memilih mereka yang belum duduk saja sudah tidak tahu aturan, bagaimana kalo sudah duduk di kursi Rakyat ?’Seperti biasanya pula, sebagian Rakyat sudah bisa menebak akan adanya ‘Serangan Fajar’ atau pe de ka te (pendekatan) yang dilakukan oleh ParpoL ataupun para CaLeg pada masyarakat sekitarnya, hingga lingkup masyarakat yang diharapkan bersedia memberikan suara mereka, dengan imbalan tertentu.
Bukan rahasia lagi, jika pada hari-hari biasa seorang CaLeg barangkali tak pernah menyapa lingkungannya, memberikan suara hingga sedikit keberuntungannya pada masyarakat sekitarnya, kini mendadak ramah dan rela meluangkan waktunya untuk mendatangi satu persatu anggota atau tokoh masyarakat demi sebuah kata, Dukungan.
Seperti yang dialami beberapa rekan dua tiga hari ini, satu dua orang datang kerumah beralasan sudah lama tak berkunjung, sekedar ingin ngobrol dan akhirnya menyampaikan maksud kedatangannya apalagi kalo bukan minta dukungan atas pencalonannya menjadi CaLeg parpol tertentu. Kebetulan ada diantara rekan yang menjadi sesepuh pada salah satu Parpol besar di negeri ini.
Ada yang terang-terangan menyampaikan maksud lengkap dengan amplop tipis (berisikan satu lembar uang biru atau plastik merah) diperuntukkan bagi setiap orang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap daerah setempat, tergantung pada tingkat kewenangan orang tersebut mempengaruhi lingkungannya.
Sayangnya, ketika ditanyakan komitmen apa yang diharapkan setelah si CaLeg pulang nanti, padahal bukan tak mungkin ada dua atau tiga CaLeg yang memberikan ‘imbalan’ sama nantinya, amplop tersebut ditarik kembali dan sang CaLeg berjanji akan memberikannya usai pencontrengan jika kami memilihnya besok. Huh, bagaimana bisa dia tahu kalo kami memilihnya atau tidak ???
Ada banyak jalan atau cara yang dilakukan untuk mendapatkan suara pemilih selain serangan amplop eh fajar tadi.
Saya pribadi mendadak menerima SMS dari mantan pemimpin negeri ini, masuk ke nomor ponsel dan dua nomor lagi yang mengkhusus saya pakai untuk internetan. Memohon dukungan untuk memilih ParPoL mereka demi sebuah cita-cita dan harapan, ‘harga sembako murah’, ‘pemerintahan yang baru’ dsb…
Beberapa saudara malah menerima kartu ucapan, yang nama tujuannya ditulis asal-asalan oleh dua ParpoL besar negeri ini, mengucapkan Selamat merayakan Hari Raya Nyepi dan embel-embel tentu saja memohon dukungan.
Tak hanya itu, seperti yang telah diketahui di sejumlah media televisi, bahwa tak sedikit dari ParPoL yang mengklaim bahwa berkat partai mereka-lah negeri ini bisa maju dalam bidang ini itu. Bahkan ada pula yang lucu dan menggelikan. Padahal sebelumnya sang Pimpinan ParPoL mengkritik pembangian BLT (Bantuan Langsung Tunai) pada Rakyat Miskin, mengatakan bahwa Rakyat yang bersedia menerima ‘tidak memiliki harga diri’, namun belakangan ber-manuver meminta para ‘bawahannya’ mengawasi pembagian BLT agar sampai dengan baik. Terakhir tentu saja tayangan iklan ParPoL mengklaim bahwa partai mereka telah berhasil mengawasi BLT sampai pada yang berhak dengan baik. Huh !
Terlepas dari akal licik, manuver atau trik politik yang dilakukan oleh ParPoL maupun para CaLeg di negeri ini, PanDe Baik selaku masyarakat Indonesia hanya bisa mengucapkan ‘SeLamat berjuang bagi kalian semua’ untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari sebagian besar Rakyat negeri ini, menentukan arah dan nasib bangsa kelak. Jangan lupa bahwa ketidakpuasan rakyat akan tetap ada akan kualitas dan kinerja kalian (ParPoL dan para CaLeg), diwakili oleh mereka yang ‘memilih untuk tidak memilih’ alias GoLPut.
Itu sebabnya, jika menginginkan bahwa pada periode mendatang angka GoLPut berkurang, perbaikilah kinerja juga perilaku kalian pasca pemilihan nanti. Jangan lagi ada plesiran ke luar negeri yang berbalut Studi Banding, jangan lagi ada yang absen rapat paripurna dalam menyuarakan aspirasi rakyat dan memperjuangkan nasib rakyat, jangan lagi sakit gigi saat segepok uang hadir didepan mata dan baru bersuara vokal menjelang sesaat menjelang lengser, apalagi memberikan pendapat yang melenceng dari topik yang dibicarakan.
Jadilah WakiL RakYat yang memihak RakYat, agar kami tak menyesal kelak, telah menitipkan suara kami pada kalian….
Comments
Post a Comment