Skip to main content

Test Tarif Internet StarOne by PanDe Baik

Setelah sekitar enam bulanan lebih saya memakai Starone sebagai koneksi Internet satu-satunya via laptop, dari paket Time Based dimana tarifnya ‘hanya’ 25 rupiah per menit, hingga paket Volume Based 1 GB sebulan 100ribuan, berikut saya coba memaparkan perbandingan pemakaian tarifnya antar paket tersebut.

Untur tarif 25 rupiah per menit itu sebenarnya hanya berlaku untuk paket pembelian bundel kartu perdana Starone dengan modem CDMA Speed Up yang harganya kisaran 600ribuan. Itupun hanya untuk 3 bulan pertama. Setelah itu akan diberlakukan tarif normal yaitu 75 rupiah per menit atau 4500 rupiah per jam pemakaian. Sekitar 3 kali lipatnya.

Jenis pemakaian untuk paket diatas yang dinamakan ‘Time Based’ ini sangat cocok digunakan bagi mereka yang tergolong jarang internetan, aktivitasnya ngedonlot program, chatting pake video kamera, juga browsing sampe ber-facebook-ria.

Untuk tarif ‘Volume Based’ normalnya dikenakan biaya sebesar 1 rupiah per 1 KB pemakaian. Jenis ini akan sangat cocok dan murah digunakan bagi mereka yang keseringan chatting dengan cara ketik mengketik, cek email atau hanya browsing berita terkini misalnya.

Sebaliknya akan sangat mahal jika digunakan untuk donlot, chatting dengan video kamera dan ber facebook seperti halnya pemakaian ‘Time Based’ diatas. Sebab, aktivitas-aktivitas ini akan dengan sangat cepat menghisap volume pemakaian dalam waktu yang tidak terasa. Hehe…

Kedua sistem paket normal diatas, sistem pakainya seperti kartu Pra-Bayar. Beli pulsa dulu baru pakai. Kalo pulsa habis, ya musti beli lagi kalo mau internetan.

Paket terakhir seperti halnya yang saya pakai saat ini adalah paket berlangganan 100ribuan (tepatnya 99ribu+PPn 10%=108ribu), untuk pemakaian kuota volume maksimum 1GB. Paket ini bisa disamakan dengan paket ‘Volume Based’ hanya saja dengan resiko, pakai tidak pakai, sebulannya tetap (minimal) 108ribu.

Untuk paket berlangganan ini sistem pakainya mirip kartu Pasca Bayar, dimana kita memakainya terlebih dahulu, baru dibayar sesuai volume yang kita pakai. Tentu harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu ke kantor Indosat.

Pemakaian dengan nilai 108ribu tersebut seperti yang sudah saya katakan diatas hanya untuk volume maksimum 1GB, dan kelebihan pemakaian dihitung sebesar 300 rupiah untuk setiap 1 MB pemakaian. Apabila dibandingkan dengan tarif normal ‘Volume Based’ yang 1 rupiah per 1 KB pemakaian, tentu saja biaya tambahan yang dikenakan jauh lebih murah.

Oke, stop segitu dulu. Sekarang saya akan coba mengkalkulasi pemakaian saya selama dua bulan terakhir ini. Kebetulan saya memakai modem Speed Up yang sudah diinstalasi driver modem plus programnya sehingga dapat lebih mudah dideteksi waktu dan volume pemakaian.


Berikut rinciannya : Volume pemakaian selama 2 bulan terakhir saya adalah sebanyak 3,110 GB. Dengan durasi pemakaian sekitar 184 jam pakai.

Apabila saya menggunakan ‘Time Based’ normal dengan tarif 75 rupiah per menit, itu artinya saya harus membayarnya dengan total biaya 828ribu untuk 2 bulan pakai.

Apabila saya menggunakan ‘Volume Based’ normal dengan tarif 1 rupiah per 1 KB pakai, itu artinya saya harus membayarnya dengan total biaya 3 Juta 110ribu untuk 2 bulan pakai.

Sedangkan dengan paket berlangganan kuota maks 1GB perbulan, saya hanya membayarnya sekitar 376ribu rupiah saja.


Adapun aktivitas-aktivitas yang saya lakukan selama 2 bulan terakhir adalah blog, facebook, serta browsing dan donlot data untuk bahan Thesis Cukup murah bukan ?

Just FYI juga, untuk koneksi memang saya akui tak secepat Speedy ataupun Telkomsel Flash yang kabarnya untuk membuka video di YouTube gak perlu menunggu waktu lama, dan jalannya video semulus nonton tivi. Sebaliknya dengan Starone, memang kecepatannya tidak begitu tinggi, hanya saja masih dalam taraf memuaskan bagi saya. Wong jarang banget kena trouble atau koneksi down. Sekali dua sih pernah kok. But, it’s okay bagi saya…

> Tulisan ini dibuat oleh PanDe Baik, berhubung ada beberapa rekan yang bertanya terkait tarif internetan yang menggunakan koneksi Starone, dari tarif dan biaya yang dikenakan dan pilih paket yang mana kalo mau lebih murah. Semoga saja berguna <

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.