Ternyata apa yang kami khawatirkan selama setahun kemarin, terjadi juga. Kegiatan lanjutan (Tahap II) Penanggulangan Banjir Kuta Kawasan Dewi Sri dan sekitarnya, yang sejak November lalu mulai dikerjakan, tak jua mampu membawa sebuah perubahan kondisi di lingkungan tersebut.
Kegiatan yang sedianya dilakukan untuk menangani dan mencegah terjadinya banjir seperti tahun lalu, unuk tahap 2 ini dialokasikan biaya sebesar 6 M. Jumlah yang cukup fantastis dibanding beberapa kegiatan yang lain.
Tingginya biaya yang dianggarkan, hampir setengahnya didedikasikan untuk pekerjaan drainase got pasangan batu, disepanjang jalan utama Dewi Sri ditambah beberapa lokasi menuju kearah Tukad Mati, melanjutkan kegiatan tahun lalu yang hanya mampu menggali saluran tanpa penyelesaian permanen.
Sebagian lagi, dibagi menjadi beberapa pekerjaan meliputi peninggian level jalan pada area yang ditenggarai mampu menggenangkan air sehingga menyulitkan kendaraan yang berlalu lalang. Tak lupa sentuhan akhir yaitu lapisan perkerasan jalan Dewi Sri selebar rata-rata 13 meter sepanjang kurang lebih 1,3 KM.
Yah, seperti kata orang bijak, manusia hanya bisa merencana, Tuhanlah yang tetap berkehendak.
Hari Minggu, 11 Januari pagi, setelah Kota Denpasar dan Badung didera hujan berkepanjangan selama 2 hari terakhir, menyebabkan kondisi jalan Dewi Sri dan sekitarnya malah lebih buruk dari kondisi tahun lalu.
Banjir yang kini terjadi makin meluas kearah jalan Sunset Road kearah Tenggara menuju jalan Imam Bonjol lajur sebelah kiri, menjadi area penampungan air yang datang dari arah jalan Nakula (dahulu disebut jalan Surya Kaca). Tanda-tanda ini sudah terlihat saat melewati jalan tersebut dari arah Imam Bonjol, air yang ada di saluran sebelah kiri terlihat meluap setinggi drainase pasangan batu exissing. Sementara di jalan ini belum dilakukan penanganan sesuai perencanaan, yaitu peninggian pasangan dan galian waled disepanjang drainase terutama pada areal ujung jalan Nakula di perempatan lampu merah pertemuan dengan jalan Sunset Road dan Dewi Sri.
Belum dilakukannya galian waled inilah yang menyebabkan aliran air berbelok ke arah jalan Sunset Road, seperti yang terjadi pada tahun lalu.
Banjir juga terjadi pada pertemuan jalan Sunset Road – Dewi Sri – Nakula, kira-kira setinggi 5-10 cm, merupakan luapan air dari saluran drainase yang berada pada sisi Timur Laut persimpangan, yang juga merupakan area rencana pembangunan jalan baru.
Pada jalur jalan Sunset Road kearah Kuta Seminyak, kabarnya juga digenangi air yang meluap dari Tukad Mati, menyebabkan sebagian besar pengendara yang sudah terlanjur menuju kearah Barat Laut, berbalik kembali ke persimpangan, melawan arus kendaraan pada lajur jalan yang sama.
Banjir paling parah terjadi pada ruas jalan utama Dewi Sri, terutama pada area sebelum SPBU dari titik persimpangan. Ketinggian air pada area ini hampir setinggi lutut orang dewasa, bahkan ada beberapa sepeda motor matic yang terlanjur nekat mencoba melintas tak lagi menampakkan roda/ban, hanya pengendara dan bodi motor. Begitu pula dengan beberapa kendaraan roda empat yang memilih meninggalkan kendaraannya di lokasi banjir, ada pula yang terpaksa ditarik dengan bantuan kendaraan lain.
Sugguh, apa yang terjadi hari ini, benar-benar membuat saya kehilangan selera makan, sangat shock melihat apa yang terjadi, jauh lebih buruk dari yang terjadi di tahun lalu….
> PanDe Baik melaporkan tulisan ini langsung dari lokasi banjir Jalan Dewi Sri…. <
Comments
Post a Comment