Saya yakin, dalam hati kecil setiap insan yang ada didunia ini, tak satupun pun yang ingin menyakiti hati orang lain. Hanya saja saat emosi itu susah dikontrol dan segala beban mendadak muncul didepan mata, siapapun tak akan mampu meramalkan apa yang bakalan dilakukan dan apa akibatnya bagi orang lain.
Kadang kala saya menyadari dan merasakan, betapa mencurahkan isi hati lewat tulisan di blog merupakan cara yang paling aman untuk melampiaskan segala amarah dan beban. Hanya saja, memerlukan sedikit kepintaran agar apa yang dituliskan itu tak sampai menyinggung orang lain yang membacanya apalagi sampai ada pembaca yang nekat mengancam menuntut ke meja hijau atas unek-unek yang sepatutnya malah dianggap angin lalu. He… ini sih pengalaman pribadi.
Saya jadi ingat pada satu cerita di Intisari. Saat dirimu sedang marah pada orang lain dan melampiaskannya pada orang tersebut, sempatkan untuk menancapkan sebuah paku pada dinding kayu. Itu untuk mengingatkanmu akan kemarahan yang ada pada dirimu. Namun saat kau sudah memaafkan orang tersebut, cabutlah paku yang kau tancapkan saat merasakan marah tempo hari, dan lihatlah apa yang tersisa.
Inti dari cerita itu kurang lebih menyiratkan, bahwa lubang paku yang tersisa saat paku tersebut dicabut dari dinding kayu, adalah luka yang ada dihati orang lain, yang sampai kapanpun bakalan tetap diingat oleh orang tersebut. Walaupun sekeras apapun usaha kita untuk memohon maaf. Bahkan tak jarang, luka itu akan timbul kembali suatu saat.
Maka berhati-hatilah saat kita dilanda kemarahan. Begitu amarah itu timbul, ingatkan diri pada satu hal. Sabar.
Memang tak gampang, bagaimana bisa sabar saat emosi sudah tak mampu dikontrol lagi ? tentu saja dengan melatih diri dari sekarang, berusaha sabar saat berhadapan dengan setiap hal yang kita temui tiap hari. ‘sedangkan bagi mereka yang dikaruniai kegiatan sampingan seperti BLoG, maka bagi saya pribadi bisa dikatakan, betapa beruntungnya mereka.
Comments
Post a Comment