Skip to main content

ToiLet Impian seorang Pegawai Negeri

Kata salah seorang Dosen Teknik Arsitektur saat kuliah dulu, karakter orang juga keindahan huniannya dapat dilihat dari penampilan awal Toiletnya. Lucu sih, tapi bener. Toilet emang menjadi satu daerah paling rawan dari setiap bangunan. Apapun itu fungsinya.

Ada beragam komentar perihal posting saya beberapa waktu lalu, berkaitan dengan ‘Joroknya Toilet PusPem Badung‘ yang tergolong megah dan Wah. Kabarnya malah jauh lebih megah daripada gedung Menteri negara ini. Jadi sayang banget kalo Toilet-nya jorok sejorok toilet milik ruang kuliah di Fakultas Teknik entah Bukit Jimbaran maupun Kampus Sudirman. Pernah liat gak ?

Bayangkan saja ya. Toilet yang gelap tanpa lampu penerangan, gak ada air yang mengalir dari kran, juga persediaan air di bak, air malah tampak menggenang di lantai toilet, sehingga membuat yang ingin buang hajat harus berpikir sebentar buat melepas sepatu mereka agar tak tenggelam dalam genangan, bau pesing yang khas mirip-mirip bau saat mencetak gambar Kalkir ke media Cetak Biru. Kerjaan khas anak Teknik. He……

Komentar mereka dari yang berpesan agar hati-hati, siapa tahu ada pejabat di Badung yang membaca posting ini dan menuntut saya lantaran menghina Toilet Puspem (hmmm… sounds like polemik dengan Radar Bali tempo hari. He….). Sampai yang mendukung dan membenarkan opini saya waktu itu, karena setiap orang berhak tahu bagaimana sudut pandang orang lain (apalagi itu staf mereka sendiri), agar dijadikan satu pemicu dan harapan bahwa toilet PusPem bisa jauh lebih baik dari itu.

Mungkin kalo ditanyakan ke saya, emangnya kayak apa sih Toilet impian (dilokasi umum) bagi seorang staf paling bawah seperti saya ini ?

Toilet yang harum dengan pewangi ruangan dari mulai masuk hingga usai buang hajat. Toilet yang bersih dari segala lumut juga kotoran lainnya yang menempel didinding maupun pojokan ruangan. Toilet yang terang dan lengkap (ada air yang mengalir dari kran dan gayung untuk mengambil air plus sabun tentu saja). Seperti yang terlihat pada Toilet gedung Pasca sekaligus Auditorium Universitas Udayana di Kampus Sudirman.

Ini menjadi prioritas bagi saya lantaran sebagai Toilet Umum, tentu nantinya bukan cuman saya saja yang memakainya. Tapi juga orang-orang yang terlibat didalamnya pula tamu-tamu yang mampir untuk mengikuti seminar dan sejenisnya. Jangan sampe mereka semua emoh untuk buang hajat setelah melihat toilet yang jorok dan bau pesing. Malu kan ?

Uniknya kadang Toilet bisa juga dijadikan sebagai salah satu tempat bersantai saat buang hajat seperti saya ini, sampai-sampai membawa bekal koran hari ini hingga Tabloid untuk menambah kesan santai dan menikmati waktu bertapanya. Huahahahaha….

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.