Skip to main content

Kenapa sih BLoG ini gak pernah Kritis lagi ?

Pertanyaan diatas sempat dilontarkan oleh seorang rekan yang begitu rajin berkunjung ke BLoG ini via sms. Dia sempat pula mengungkapkan kekangenannya perihal tulisan posting saya yang kadang nyelekit dengan gaya yang tentu jauh beda dengan tulisan di media cetak. Sambil mendorong dengan semangatnya untuk gak terlalu peduli dengan orang lain yang kebakaran jenggot akibat ketusuk tulisan saya. ‘So what gitu loh..;

Saya sih ngejawabnya simpel aja. Belajar dari Pengalaman. Karena Pengalaman itu kata orang bijak adalah pelajaran yang sangat berharga. Pengalaman itu pula yang mengajarkan pada saya, betapa sulitnya jika kita ingin bersikap kritis. Oke, saya ingin terbuka pada beberapa respon atas tulisan saya sebelumnya.

Peringkat pertama ya Polemik dengan Radar Bali tempo hari, perihal pembelaan proyek Dewi Sri yang dikatakan mangkrak dan Wartawan yang dateng minta duit. Itu asalnya dari nurani saya berdasarkan pada fakta dilapangan yang benar adanya. Hanya saja karena kalimat penyampaian yang barangkali terlalu menusuk bagi orang lain, maka berujung pada ancaman yang akan meng-UU ITE-kan saya lantaran posting tersebut. Dan efeknya tak hanya itu saja…

Saat membaca Radar Bali 9 Oktober lalu, berita dan foto Dewi Sri menempati porsi halaman pertama. Lengkap dengan kata-kata yang menggambarkan kejadian ini sangat memalukan dilakoni Pemda Badung akibat dana anggaran yang terbatas. Coba tebak apa tanggapan saya ? Ketawa sendiri. Huahahaha…

Sebegitu besarnya respon Radar Bali atas tulisan saya kemaren rupanya.

Kedua saat saya menulis tentang PNS dan ToGeL. Entah bagaimana pula para ToGeLer yang sering beraksi merumuskan hitungan matematika diruang kerja kantor pada memilih pindah lokasi dalam menjalankan aksinya ke Bale Bengong (bukan BloGne Om AnTon lho ya) didekat kantin, sambil meminta para rekan lain untuk hati-hati pada saya. Kikikikik…

Ketiga itu tulisan saya perihal kebobrokan PNS dan perilakunya. Ada yang sampe berkomentar ‘ah ini sih menjelek-jelekkan dirimu sendiri’. Lho, ya memang begitu maksudnya kok. Istilah saya malahan ‘seperti menepuk air di dulang’ atau ‘makecuh marep menek’. Tetep aja ada rekan yang gak terima kalo kelakuan suka mbolos, dan baru hadir kalo hari gajian aja diungkap di BLoG ini.

Keempat ada juga saran meminta saya untuk menghapus posting-posting yang berkaitan dengan kegiatan rutin saya usai ngecek proyek yang sedang berjalan. Jelas maksudnya agar bobrok pekerjaan yang dicuri-curi tak terekspose, khawatir malahan bisa mengundang KPK. Wah…

Belajar dari pengalaman diatas, akhirnya saya memutuskan untuk gak nulis yang kritis-kritis lagi deh. Susah. Apalagi kalo sampe mengundang respon rekan lain yang agak berlebihan menurut saya. Toh juga itu benar adanya.

Makanya posting-posting saya belakangan ini ya kalo ndak tentang hobi, ya kuliah dan keluarga. Begitu pula pada blog saya yang lain. Cukup bercerita tentang putri kami Mirah Gayatridewi yang kecil dan lucu, hobi gadget dan juga koleksi lirik lagu. Yakin banget semua itu gak bakalan mengundang masalah bagi rekan lain. Ambil langkah fun aja deh.

Tentu aja ada resiko dari itu semua. Pembaca BLoG ini juga makin turun, mungkin lantaran bosen ngebaca posting saya yang terlalu menikmati diri sendiri ini. Tapi memang itu kok yang saya harapkan sejak awal mulai ngebikin BLoG ini. Gak ada traffic pembaca yang tinggi dan malah jadi beban, gak ada keberatan atas tulisan saya yang keseringan onani, gak muncul di halaman pertama Mbah GoogLe saat ngetik Keyword tertentu, gak pake iklan komersial. It’s just me. Sorry. He…

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.