Pada awal perencanaan pembangunan Ruko yang kini mulai menjamur disepanjang jalan-jalan seantero Kota Denpasar dan juga Badung, barangkali terlintas impian para pemiliknya yang akan mengontrakkan tempat tersebut pertahun atau barangkali bisa dijual kepada yang berminat.
Dalam perjalanannya entah lantaran macetnya dana pelaksanaan atau malah susahnya mendapatkan pembeli/pengontrak, bisa juga harga yang dipatok terlalu tinggi, ruko-ruko ini banyak yang terbengkalai tanpa tuan dan akhirnya tak terurus.
Seperti halnya ruko berlantai dua yang berada dipinggir jalan dari Perempatan Kerobokan menuju Tanah Lot, tepatnya disebelah timur Pasar Pengosari, ada satu dua yang gak berfungsi sebagaimana mestinya.
Dari penampakan jalan raya sih mungkin gak masalah. Ruko terlihat ditutup rolling door, tanpa penghuni. Tapi kalo dilihat dari sudut pandang belakang bangunan, kira-kira di parkiran mobil Pasar Pengosari, terlihat jelas lantai dasar dari ruko tersebut dalam kondisi yang sangat kumuh, lantaran tak ditutupi dengan tembok permanen.
Kondisi ini tampaknya dimanfaatkan betul oleh orang-orang yang barangkali enggan mencari tempat tinggal yang mahal harganya, dengan membuat sekat berbahan baku triplek, untuk menutupi pandangan orang luar saat mereka beristirahat didalamnya. Di daerah dekat sungai secara kebetulan ada sedikit lahan yang tersisa, sehingga dapat pula dimanfaatkan untuk menjemur pakaian mereka pada seutas tali yang dibentangkan pada tembok parkiran ke tiang kolom bangunan.
Jelas sekali mereka mampu memanfaatkan tempat yang bagi pemiliknya tak terpakai atau malah tak terpantau, sebagai tempat tinggal yang bisa dikatakan nyaman dari sudut pandang mereka, tak terkena siraman hujan ataupun panas matahari. Gak peduli walopun bagi orang lain tempat ini tampak begitu kumuh, yang penting bisa dipake untuk berteduh dan tidur, sudah lebih dari cukup…
Comments
Post a Comment