Skip to main content

EtiKa keSoPanan

Saya masih ingat jaman kecil dahulu, selalu diajarkan etika kesopanan oleh Nenek, terutama kalo lagi berhadapan dengan orang lain. Seperti selalu mengatakan ‘Tabik’ atau ‘Permisi’ saat melewati orang lain yang sedang duduk.

Mengapa saya jadi teringat dengan hal kecil itu ? lantaran saya mengalami hal unik saat bersembahyang di Pura Dalem Tonja, Kuningan lalu, duduk dibawah (ditanah) menanti upacara persembahyangan bersama dilakukan.

Eh, Bapak-bapak yang duduk di pinggiran Bale Gong, dengan cueknya menaikkan satu kaki mereka tanpa menghiraukan para pemedek Pura yang ramai duduk didepannya. Jelas ini mengundang bisik-bisik para pemedek lainnya yang rata-rata berkomentar ‘apa Bapak-bapak itu gak tau sopan santun kali ya ?

He… Kalo saja aksi mereka ini dilihat oleh Nenek saya secara langsung, dijamin bakalan kena bentak, marah-marah sambil menjelaskan arti pentingnya etika sopan santun pada orang lain. Sayangnya Nenek saya itu sudah Almarhum tahun 1984 lalu. He… dan saya gak punya keberanian untuk mengingatkan Bapak-bapak tersebut, khawatir kata-kata iklan rokok putih bakalan terlontar ‘Yang Muda ya gak boleh BicaRA’ He….

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.