Skip to main content

PusPem Badung : Mementingkan Kuantitas dibanding Kualitas

Sambil menunggu bersua dengan pimpinan nomor satu Pemda Badung, Anak Agung Gde Agung untuk membahas usulan jalan tembus menuju GOR Mengwi Selasa siang lalu, yang sedianya dilakukan sedari jam sembilan pagi akhirnya molor hingga pukul setengah satu siang, akhirnya waktu senggang dilewati dengan bersantai diluar gedung kantor Bupati.

Sambil menikmati pemandangan sekitar yang dahulu masih berupa sawah saat dilakukannya penataan lahan dikawasan ini oleh Dinas Bina Marga tahun 2004 lalu, dimana penulis blog ini merupakan salah satu Direksi yang bertugas sebagai tukang gambar rencana hingga realilasi pekerjaan.

Mengamati kondisi gedung kantor Bupati yang kmaren dikerjakan dalam waktu yang sangat singkat, baru tahu kalo ternyata dengan waktu pengerjaannya yang diuber-uber, sekaliber apapun rekanan yang menjadi pemenang tender untuk didapuk mengerjakannya, tak mampu menyelesaikannya dengan baik.

puspem-badung.jpg

Jika dilihat sepintas mungkin tak terlalu terlihat, karena yang terbayang adalah megah dan mewahnya desain yang menempel menjadi ornamen disetiap sudut ruangan hingga penampilan gedung. Kesannya seperti berada di hotel berbintang lima lengkap dengan lift untuk 4 lantai yang dilayaninya serta ukiran pada ornamen dan meubelernya sendiri. Benar-benar jauh dari kondisi perkantoran yang berada diluar areal PusPem, halnya Dinas yang penulis tempati di perempatan selatan alun-alun Kota Denpasar.

Namun, jika jeli mengamati, maka akan terlihat belang-belang pengerjaannya, dimana tembok sudah tampak retak rambut (mungkin lantaran pergerakan tanah sawah yang labil, bisa juga finishing pekerjaan yang tak bagus). Belum lagi pengerjaan ukiran paras pada Karang Gajah di tiap sudut gedung, rasa-rasanya seperti hasil pekerja yang baru belajar mengukir rasanya. Kasar.

Finishing pemasangan kusen yang begitu wah’, baru tampak bolong2nya, entah memang kualitas yang dikurangi demi segepok amplop bagi para petinggi yang terlibat ataukah memang karena kualitas pengerjaan para rekanan yang tak mampu memberikan hasil terbaik mereka, hingga lebih mengutamakan penampilan yang cling secara sepintas atau kuantitas pekerjaan agar selesai tepat waktu ?

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.