Diantara sekian banyak baju setelan yang diberikan sebagai kado putri kami, ada beberapa yang kami sukai, lantaran memang mencerminkan masa kanak-kanak yang kami harapkan bisa dilalui oleh putri kami kelak.
Hanya saja, yang namanya selera orang berbeda-beda, ada juga beberapa yang memberikan model yang menurut kami tak pantas dikenakan oleh putri kecil kami, dengan alasan kelewat sexy bagi seorang anak kecil seusianya. Berbeda pendapat dengan kakek neneknya yang tak setuju pada pendapat kami, untuk merelakan pemberian ‘kelewat sexy’ tersebut pada bayi lain, mengingat kualitas bahan maupun harganya (ini pasti jadi pertimbangan utama-lah) jauh berbeda dengan baju-baju biasa. ‘Simpan saja, barangkali bisa dikenakan kalo diperlukan’.
Hanya saja memang, pikiran kami berdua dipenuhi berbagai kekhawatiran pada tumbuh kembang putri kami nantinya, yang apabila sampai terbiasa dengan baju mewah dan berkelas apalagi sexy, bukan hanya akan mengorbankan gaji bulanan saja, namun keselamatannya pula, mengingat maraknya berita pelecehan abg hingga balita sekalipun oleh orang-orang yang tergiur hanya melihat penampilannya saja, sehingga mengesampingkan akal sehat untuk mengingat usianya tak sama dengan para penjaja seks ataupun para wanita ‘remaja’ yang memamerkan udel, paha mulus hingga belahan pantatnya. Waduh…
Comments
Post a Comment