Skip to main content

Medis Non Medis ( 2 )

Putus asa lantaran divonis ‘gak bakalan bisa punya anak’, akhirnya diputuskan untuk istirahat dari aktifitas periksa kejantanan ke dokter spesialis.

Jalan Non Medis pun lalu ditempuh. Gak jauh-jauh, langsung nangkil ke Griya Nak Lingsir di Pohmanis Penatih untuk mohon petunjuk. Singkat cerita, lahirlah satu solusi yang gak disangka-sangka ‘upacara nikah lagi dengan sarana banten yang sama’. Ini dilakukan melihat dari perkiraan Ida Nak Lingsir terkait hari baik yang dipake untuk nikah tahun 2005 kmaren, nyatanya gak mendukung proses perkawinan yang seharusnya bisa berjalan dengan baik. Kepalang basah, apa yang diberikan sebagai petunjuk, dilakukan dengan penuh kesabaran dan permohonan pada-NYA, mulai dari prosesi Ngutang Mala –buang sial- ke pantai Padang Galak, hingga puncaknya tanggal 7 Juni tahun lalu, upacara pernikahan kedua pun dilakukan.

Herannya, usai upacara barulah yang namanya sakit non medis tampak jelas dan sangat sulit untuk dipercaya. Tidak berhenti sampe disitu, tahap berikut pun dilakukan untuk mengobati sakit non medis yang selama ini selalu menghancurkan hasil test sperma secara medis. Gak percaya kan ? Tapi efeknya, bener-bener yahud. Dua minggu usai upacara pernikahan, tepatnya usai menstruasi pertama, Istri langsung positif hamil. Seakan gak percaya, ditunggu sebulan lamanya, masih positif juga.

Akhirnya diputuskan untuk ngerjain bapak dokter yang ngasi vonis ‘gak bakalan bisa punya anak’ tempo hari. Ternyata beneran. Istri emang positif hamil, dan pak dokter gaul yang dirujuk kembali oleh pak dokter dengan nama aneh tadi, menyatakan ketidak percayaannya pada mukjizat dari-NYA. Dalam waktu 2 bulan, apa yang divonis oleh dokter, patah dalam sekejap. Itu sebabnya pula pak Dokter yang bernama aneh selalu menunduk saat sua dengan Istri yang sudah berbadan dua saat kontrol ke dokter gaul. Apa ini artinya vonis dokter nama aneh tadi bisa dikatakan sekedar coba-coba ?

Mungkin tidak, toh ia hanya mengambil kesimpulan berdasarkan hasil test yang ada. Namun mungkin ia harusnya menyadari, bahwa nyatanya faktor medis tak selalu menjadi solusi terakhir dari suatu permasalahan. Mungkin ada baiknya dilakukan pula cara non medis untuk mengetahui apa yang ada dibalik semua itu. Jika sudah menemukannya, ada baiknya baik cara non medis maupun medis dilakukan secara bersama-sama untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Buktinya hari ini si kecil tampak sehat seperti yang diharapkan. 😀

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.