Skip to main content

Medis Non Medis ( 1 )

Seumpama cerita blog ini balik lagi ke awal bulan tahun lalu, rata-rata isi postingan yang ada dalam kategori Narzis, Cinta hingga Sampah merupakan pengalaman pribadi yang tak terlupakan berkaitan dengan usaha untuk mencari kehadiran si kecil.

Segala sumpah serapah yang timbul akibat tersadarnya diri dari kebodohan lantaran ketidakpercayaan akan unsur Non Medis dalam perjuangan tempo hari seakan menjatuhkan semua vonis dokter ke titik terendah.

Percaya gak percaya, awal-awal bulan tahun lalu, merupakan hari hari yang penuh kekecewaan akan diri sendiri, merasa tak mampu menjadi seorang laki-laki dan suami, lantaran hasil test sperma yang dilakukan berulang kali tak mampu berikan kabar gembira secuilpun, ditambah terkurasnya tabungan yang selama ini dikumpulin dengan susah payah.

Pengobatan pertama, datangnya dari seorang dokter ternama yang mengambil spesialis kejantanan pria, praktek di bypass Ngurah Rai sebelum pantai Matahari Terbit. Dokter yang katanya langsung punya lab untuk test sperma sendiri tersebut, mengatakan kalo dari hasil yang didapat, baik konsentrasi sperma hingga pergerakan memberikan nilai 0. setelah tiga sampe enam kali pengobatan dan juga test setiap bulannya, hasil yang sedikit demi sedikit sudah meningkat, nyatanya bulan ke enam kembali lagi ke titik 0. apa daya ?

Pengobatan kedua, setelah bosan berusaha di dokter kenamaan tersebut yang selalu menguras habis gaji dan honor proyek tiap bulannya, diputuskan pindah ke dokter gaul yang praktek di depan toko buku Uranus jalan Diponegoro, dan langsung dirujuk ke dokter spesialis yang berada di lantai 2.

Dua bulan melakukan hal yang sama, yang ada bukannya nasehat dan cara meningkatkan kualitas sperma, tapi tertawa ngwalek dari si dokter dengan nama aneh tersebut sambil mencibir ‘ah masa tubuh segede ini gak mampu menghasilkan sperma yang berkualitas ? operasi saja deh.’ Hah ? Operasi ? tunggu dulu dong.

Hasil survey dari dunia maya, forum ibu-ibu yang curhat perihal suaminya mengidap penyakit yang sama –varikokel- mengatakan dari sekian operasi pada pembuluh sel darah putih, menghasilkan point 50-50 untuk kemungkinan berhasil. Kalo blom juga, ada lagi operasi kedua yang kalo ditotal bisa habis duit jutaan untuk melakukan itu semua. Mau nyari duit dari mana ?

Akhirnya usai konsul dengan si dokter nama aneh tadi, dia memvonis ‘kalo ndak operasi ya gak bakalan bisa punya anak, pilih mana ?’

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.