Tak lama berselang usai hari yang begitu penat, aku lalui dengan langkah yang makin berat saja sepertinya. Segala beban yang ada dikepalaku hanya bertumpu pada satu hal, bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan rejeki untuk diberikan pada putriku nanti, khususnya dalam waktu dekat, dua upacaranya yang telah menanti.
Jumat siang, kegelisahan ini sejenak reda. Dana bantuan pendidikan pasca yang aku ajukan tempo hari sudah cair dan bisa diambil. Walopun besarannya jauh dari penghabisan, namun apa yang datang hari ini mungkin saja untuk sementara menjadi jawaban dari Tuhan.
Tapi apa daya, teringat pada rencanaku tempo hari, bahwa ada satu hal yang mungkin sangat aku perlukan dalam waktu dekat harus aku miliki, jadilah rejeki hari ini tak sampai pada apa yang menjadi kegelisahanku tadi.
Walaupun sempat timbul keraguan yang mendalam, dan rasa berdosa pada putri kecilku ini, namun sesuai rencana jadi juga kuambil komputer jinjing seharga 6,5jt. Tujuannya tentu selain mampu mendukung pekerjaanku dimanapun aku perlukan pula harapannya tentu dapat membantu studiku saat ini.
Sebagai timbal baliknya, personal komputer yang baru berumur setahun mendampingiku, kujual untuk mendapatkan tambahan biaya bagi si kecil nanti. Walau sedikit, tapi akupun harus yakin bahwa Tuhan tak akan meningalkan hamba-Nya dalam kesusahan. Semoga hari lain rejeki itu akan datang kembali untukku.
Comments
Post a Comment