Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

5 Kipas Angin Panasonic Berkualitas Dijual Murah

Tak bisa dipungkiri lagi jika sebagian orang di Indonesia membutuhkan alat elektronik satu ini yaitu kipas angin. Bahkan hampir setiap rumah juga memiliki alat untuk menyejukkan ruangan ini. Hal ini dikarenakan harga dari sebuah kipas angin sangat terjangkau, selain itu alat elektronik ini sangat cocok bagi orang yang memiliki alergi dingin terhadap AC. Dengan harga yang terjangkau, bukan berarti anda harus asal-asalan dalam memilih kipas angin. Apalagi sekarang harga kipas angin sangat beragam karena dipengaruhi banyak merek yang beredar sekarang ini. Salah satu merek ternama yang sejak dahulu hingga sekarang masih menjual kipas angin berkualitas adalah merek Panasonic. Merek ini memiliki banyak tipe mulai dari ukuran yang kecil hingga besar sesuai kebutuhan anda. Untuk lebih lengkapnya, berikut ada 5 kipas angin buatan Panasonic yang berkualitas dan dijual murah untuk anda. Panasonic Tipe FV-20TGU Kipas angin pertama dengan tipe FV-20TGU merupakan exhaust fan dengan menggunakan balin

Menikmati Liburan Sehari di Ubud

Terhitung lama sebenarnya kami mendapat jatah libur di awal tahun. Kalo nda salah dari rahinan Pagerwesi hari Rabu lalu, kamis dan jumat terkait Siwaratri, Sabtunya Imlek dan Minggu. Sayangnya Ibu kami, menolak diajak meninggalkan rumah lebih dari sehari. Alasannya nanti nda ada yang mebanten. Ealah… Maka ya sempatnya menikmati liburan ya cuma sehari di Ubud kemarin, sebagaimana liburan-liburan sebelumnya. Mungkin di pertengahan tahun ini si Ibu bakalan dipaksa ambil liburan panjang ke Kanada, tempat dimana cucu gantengnya tinggal. Pasti mau karena masih ada stok orang di rumah. Hehehe… Meski begitu, menikmati Liburan sehari di Ubud nda lantas membuat kami berdiam diri seharian di villa Anulekha Resort, tempat menginap. Dengan memanfaatkan ponsel smartphone kekinian, semua keknya bisa jauh lebih mudah untuk diakses. Selama jaringan internetnya aman loh ya. Hehehe… Tadinya objek wisata yang ingin dikunjungi adalah Kids World yang ada di Pejeng, Tampaksiring sana. Sayangnya saat tiba di

Liburan Pertama di Anulekha Ubud

Sebenarnya nda pas di Ubud banget siy, ya pinggiran area gitu deh, perbatasan dengan Singapadu, Gianyar. Kesan Pertama, ni lokasi emang serius banget menata lingkungannya. Selain asri, lokasi yang agak masuk kedalam kawasan plus ada view sawah di sisi timurnya, bikin shock ‘pantesan sewanya cukup lumayan ketimbang Citrus Tree Villa tempo hari. Tapi yakin banget gak bakalan nyesel. Setelah mengurus administrasi dan nda lupa berbahasa bali yang baik, proses lancar djaja dan kami bisa masuk ke villa 8, yang letaknya di tengah kawasan Anulekha Resort and Villa. Uedan tenan fasilitasnya… Dengan angka 2 didepan nol enam digit, kami mendapatkan 2 kamar yang siap pakai, satu kamar lainnya yang berada di depan kolam, dikunci pihak pengelola, sesuai booking di awal. Kebetulan 2 kamar ini adalah pilihan kami agar lebih dekat dalam berinteraksi satu sama lain. Ada private poll nya dengan ketinggian 1,25 M keknya, cukup membuat nangis si sulung Mirah yang khawatir bakalan tenggelam selama berenang

L I B U R A N

yaaay… Libur tlah tiba, Libur tlah tiba… Hore Hore Hore… H O R E… Lagi-lagi ndak ada rencana dari jauh-jauh hari. Tujuan mendadak berubah begitu tau lama perjalanan ke Amed memakan waktu 2,5 jam lamanya. Sementara anak-anak kami tergolong makhluk yang tak betah berada di dalam kendaraan sepanjang waktu, menunggu tiba di tujuan. Maka pilihan untuk liburan di pinggiran pantai pun musti di coret dari daftar. Pilihan lainnya lagi adalah cuaca yang nda begitu dingin, kasian si kecil Ara nantinya. Bedugul dan Kintamani, keluar dari daftar. Ubud keknya masih asik untuk dijelajahi. Cuma anak-anak nda mau di Citrus Tree lagi, begitupun Ibunya. Maka nyoba hunting ke Traveloka, cari pilihan untuk 4 dewasa dan 2 kamar, semalam dengan opsi fasilitas ya kolam renang. Anulekha muncul setelah pilihan budget diperbesar jadi 1,5 juta permalam. Malah jadi kaget kalo ni Resort punya pilihan Villa pribadi dengan 3 kamar tidur dan fasilitas yang mirip dengan Citrus Tree. Nda berpikir panjang, langsung booki

Menulis lewat Ponsel ? Kenapa Tidak ?

Tulisan berikut adalah tulisan aseli dari ‘ Menulis lewat Ponsel? Kenapa Tidak ? ‘ yang diterbitkan melalui halaman BaleBengong pada tanggal 7 Oktober 2016 lalu yang ternyata belum pernah saya publikasikan tulisannya di halaman ini. Mau tau perbedaan editing kalimatnya ? Yuk, disimak… *** Kemana mana, tas selempang berkulit imitasi warna coklat tua selalu setia menemani. Isinya selain ponsel Nokia, ada polpen, permen, kacamata hitam, kamera digital juga sebuah modem pipih berwarna putih. Semua yang disebut tadi bisa dikatakan opsional, karena tak akan lengkap jika belum membawa serta laptop mini berukuran sepuluh inchi, yang siap digunakan untuk menumpahkan segala pemikiran yang terlintas selama perjalanan apapun tujuannya. Tapi itu semua hanyalah sebuah masa lalu. Satu hal yang pernah saya lakoni meski saat menonton tarian erotis di Stadium sekalipun. Kini semua hal sudah terasa berbeda. Menyandang tas selempang rasanya sudah gak jaman. Selain memberatkan, juga akan mengurangi kerenny

Menulis lewat Ponsel ? Kenapa Tidak ?

Menulis lewat telepon seluler kini begitu mudah Tas selempang kulit imitasi coklat tua selalu setia menemani. Isinya selain ponsel Nokia, ada polpen, permen, kacamata hitam, kamera digital juga sebuah modem pipih berwarna putih. Semua yang disebut tadi bisa dikatakan opsional. Sebab, tak akan lengkap jika belum membawa serta laptop mini berukuran sepuluh inchi. Laptop yang siap digunakan untuk menumpahkan segala pemikiran terlintas selama perjalanan apapun tujuannya. Tapi itu semua hanyalah sebuah masa lalu. Satu hal yang pernah saya lakoni meski saat menonton tarian erotis di Stadium sekalipun. Kini semua hal sudah terasa berbeda. Menyandang tas selempang rasanya sudah tak zaman. Selain memberatkan, juga akan mengurangi kerennya penampilan. Setidaknya itu kata seorang kawan yang setuju dengan pendapat saya. Lalu ketika semua berubah, apakah ide ataupun pemikiran yang terlintas dan memerlukan pencatatan secepatnya menjadi hilang seiring teronggoknya tas selempang di pojokan kamar? Seba

Belajar menggunakan Aplikasi BPJS Kesehatan

Ternyata hanya butuh waktu luang saja kok kalo mau belajar pake Aplikasi sederhana kek gini… Ha… quote diatas pas banged untuk jadi awal postingan kali ini. Gegaranya dari awal instalasi sampe pagi tadi, rasanya kok saya gagal terus untuk bisa login/register di aplikasi BPJS Kesehatan yang bisa ditemukan dengan mudahnya di Play Store perangkat Android. Baru sambil duduk antre di ruang tunggu gerai BPJS Denpasar, keinginan ini tercapai. Dengan Sukses. Tadinya saya kesulitan untuk mencari tau status pembayaran BPJS keluarga, baik Bapak, Ibu dan Bibi yang belajar dari kesalahan masa lalu, sempat mandeg pelayanannya gegara akun Bapak dan Ibu, belum dibayarkan hingga setahun lebih. Pembayaran pertama dan terakhir kalo nda salah pas bikin akun mereka bersamaan dengan kelahiran Gek Ara, Februari 2015 lalu. Maka itu, ya bingung juga pas tempo hari nyobain bayar lewat ATM Mandiri, berkali-kali gagal setelah mesin menyatakan saya ‘tidak memiliki ID/NPWP yang terdaftar pada Virtual Account’. Wadu

Mengenal Samsung Galaxy J7 Prime

Infonya J series merupakan barisan ponsel yang dipersiapkan oleh Samsung untuk menyasar pangsa pasar kelas menengah ke bawah. Satu segmen terbesar saya kira, yang menjadi kontributor keuntungan vendor sejauh ini. dan Galaxy J7 Prime merupakan varian termewah dan termahal setahu saya untuk saat ini. Hadir dengan bodi metal, dan batere yang dapat dipisahkan, Samsung Galaxy J7 Prime bisa dibawa pulang dengan menyiapkan dana sebesar kurang lebih 4 juta rupiah untuk perangkat (3,8), screen guard (0,15) guna mencegah lengket pada layar akibat pemakaian tidak terduga, dan rubber case bening (0,05) untuk pencegahan jatuh tak sengaja. Jikapun punya anggaran lebih, bisa mencoba eksternal memory berukuran 32 GB atau yang 64 GB sekalian. J7 Prime merupakan salah satu barisan ponsel Android yang hadir dengan mengedepankan internal storage 32 GB dikombinasi RAM 3 GB dan prosesor Octa Core, cukup puas untuk digunakan sebagai ponsel kerja ataupun multimedia, oleh pekerja macam saya. Juga kalian tentu

Samsung Galaxy J7 Prime, Beringas tapi Terjangkau

Minggu lalu saya sempat menurunkan postingan terkait barisan ponsel Android dengan besaran internal storage 32 GB yang mengetengahkan beberapa alternatif ponsel masa kini dipadu kecepatan RAM 2,3 dan 4 GB. Galaxy J7 Prime adalah salah satunya. Ponsel besutan Samsung ini hadir dengan kombinasi tengah, setara dengan ponsel Note 3 seri pertama, namun dengan harga jual yang cukup terjangkau. Samsung Galaxy J7 Prime, hadir kalau tidak salah pada pertengahan tahun 2016 lalu sebagai suksesor seri J7 sebelumnya, yang menjual spesifikasi nyaris setengah Prime. Dibalut bodi plastik berdesain lengkung dan mewah, Galaxy J7 Prime ini saya yakini bisa menjadi salah satu ponsel pilihan yang beringas dalam kinerjanya, lantaran mengedepankan RAM 3 GB dan internal storage 32 GB tadi. Jika urusan penyimpanan masih jua belum cukup, slot eksternal micro sd yang terpisah dengan dual sim nano, masih mampu mendukung data hingga 256 GB. Spesifikasi ini kurang lebih serupa dengan ponsel Samsung Galaxy A9 Pro ya

Menjaga Ara dalam Kantuk

Waktu menunjukkan pukul 12.44 dini hari, sementara mata belum bisa terpejam nyaman laiknya tidur sebelumnya. Panasnya cuaca dan batuknya Gek Ara membuat istirahat malam ini sangat terganggu. Apalagi Ara dari kemarin siang sudah nda mau lagi didampingi ibunya. Hanya Bapak dan Ninik yang diminta. Gendong atau sekedar menemani tidurnya. Repot juga. Batuk Gek Ara keknya ndak ada perubahan dari awal kemarin. Makin menjadi malahan. Malam ini kondisi Ara jadi hangat lagi, padahal seharian kemarin lumayan turun hingga ia sudah bisa bermain main dengan si kakak. Badannya yang minggu kemarin sudah terlihat lebih berisi, kini tampak jauh lebìh kurus akibat sakit yang ia derita. Kasian banget liat Ara jadi lembek lembek begini. Istilah kakak sulungnya saat ia masih kecil dulu. Menjaga Gek Ara dalam kantuk dilakoni dari semalam. Kini gantian dengan si ibu yang memilih tidur di kasur bawah, lantaran Ara menolak kehadiran ibu disisinya. Alamat begadang sampe pagi deh keknya…

Ara Demam (lagi)

Anak sakit itu sebetulnya ya hal yang sudah biasa. Bisa jadi karena perubahan cuaca yang nda menentu, perubahan pola makan yang aneh-aneh, hingga tumbuh gigi atau perkembangan tumbuh kembang si anak mau tambah pinter ngapain gitu ceritanya. Tapi yang ada hari ini kok ya saya malah jadi ikutan sedih gegara si Ara, bungsu kami yang dulu sempat ditinggal lama di rumah sakit, demam yang kemungkinan besar akibat panas dalam, akibat tertular batuknya si mbak Intan yang nakal, atau ya aksi tumbuh gigi yang mana, sehingga menyebabkan aktifnya si anak kesana kemari mendadak hilang. Ara pun tertunduk lesu dari Jumat kemarin. Mih… akhir pekan pun jadi terasa sendu hingga malam ini menjelang. Bisa jadi karena saat ini aktifitas bapaknya sudah ndak sebanyak dulunya, sehingga bisa full menemani kesehariannya Ara. Jadi ngikut lesu deh akhirnya. Padahal rencana liburan minggu depan ke Amed rasanya sudah nda bisa dibendung lagi. Jadi khawatir kerana kesehatan Ara tampaknya belum membaik dari kemarin. P

Masih Terbawa Mimpi

Antara sadar atau tidak, semua kerjaan itu seakan hadir menyeruak diantara aktifitas yang ada dalam mimpi. Mengingatkanku untuk selalu waspada dalam setiap langkah seakan enggan menyia-nyiakan waktu luang yang ada di awal tahun 2017 ini. Satu hal yang buruk terasa sekali dalam pikiran. Satu ekspresi antara keengganan untuk beranjak atau mungkin belum siapnya untuk berpindah pekerjaan. Entahlah… Tiga setengah tahun menangani Jalan Lingkungan, bisa jadi hanyalah sebuah waktu yang sekejap mata baru saja terlewatkan. Namun bisa juga merupakan perjalanan panjang yang melelahkan jika kalian mengalami semua tantangan yang ada didalamnya. Termasuk semua hiasan baik dan buruknya. Maka ya wajar saja apabila semua rutinitas itu selalu hadir dalam mimpi tidur panjangku. Baik pemeriksaan lapangan, ataupun koordinasi untuk mengingatkan semua staf agar bergegas mengumpulkan pekerjaan di hari Senin nanti, dan bisa dieksekusi lebih lanjut bersama-sama. Jadi terhenyak saat mata terbuka. Pikiran seakan b

Berkenalan dengan Samsung Galaxy A9 Pro

Saat mata mengalihkan pandangan kepada ponsel Samsung Galaxy A9 Pro untuk pertama kalinya, rasanya memang nda ada bedanya dengan Galaxy series lain yang pernah saya miliki. Dengan visual mirip Note 4 dan 5, Samsung Galaxy A9 Pro yang dirilis pada kuartal pertama tahun 2016 lalu nyatanya punya lebar layar sekaligus dimensi ponsel yang lebih besar lagi. Tepatnya Enam Inchi. Uedan tenan… Akan tetapi yang lebih menarik perhatian untuk dicermati lebih lanjut adalah soal daya tahan baterenya yang berukuran jumbo disemat pada belakang ponsel dengan konstruksi unibodi atau dengan kata lain, tak dapat dilepas sebagaimana seri lainnya. Adapun kekuatan yang dibekali sekitaran 5.000 mAh. Uedan kan ya ? Dengan mengadopsi kekuatan sebesar itu maka nda heran jika persoalan daya tahan yang mampu dijabani seharian, rata-rata dalam pemakaian normal usai jam kerja masih tersisa sekitaran 50an% atau kalau dipaksa dengan penggunaan simultan bakalan menyisakan 10an% pada sore hari. Keknya masih tergolong cu

Samsung Galaxy A9 Pro

Tadinya saya nda berniat sedikitpun untuk menggantikan ponsel premium besutan SmartFren yang sudah dijabani sejak Oktober 2015 lalu. Hisense PureShot+ HS L695. Ponsel berjaringan 4G LTE dengan layar lebar dan dual slot sim card, sudah lebih dari cukup menggantikan Samsung Galaxy Note 3 yang dulu pernah saya banggakan. Hanya saja, dalam perjalanan di akhir tahun kemarin, saat kesibukan begitu banyak, saya kerap kewalahan menangani pekerjaan sementara yang namanya ponsel sebagai satu-satunya media komunikasi dan modal kerja, tampaknya sudah nda mampu lagi melayani jam kerja saya dari pagi hingga sore hari. Perlu slot colokan listrik terdekat yang hampir selalu diganggu dengan dering telepon dan update kerjaan, sehingga memaksa ponsel harus dicabut kembali dari tempatnya berdiam diri. Hal sama ketika digantikan dengan power bank yang pula tampak kurang nyaman saat digunakan berkomunikasi secara bersamaan. Disamping itu pula, tampaknya kelelahan yang amat sangat pada kinerja ponsel menyeba

Intip Barisan Ponsel Android dengan Internal Storage 32 GB

Melanjutkan postingan Internal Storage 32 GB, Buat Apa ? Kali ini kita akan intip barisan ponsel Android yang mengadopsi Internal Storage luas dan nyaman, 32 GB. Apa saja ? Dari yang paling terjangkau oleh kantong, hadir di kisaran 2 sampai maksimum 3 juta rupiah. dan pilihan jatuh pada – Lenovo Vibe X2 (2,2 – 32 GB dan 2 GB RAM) – Lenovo Phab Plus (3,0 – 32 GB dan 2 GB RAM) hadir dengan layar 6,8″, yang sesuai namanya lebih pantas disebut Phablet, bukan ponsel. Cuma sayang secara harga paling mahal di kategori ini dan RAM juga masih mengadopsi kecepatan lama. Selain dua diatas, ada juga – Lenovo Vibe S1 (2,5 – 32 GB dan 3 GB RAM) – Flash Plus 2 (2,2 – 32 GB dan 3 GB RAM) Dua pilihan dengan kombinasi pas mantap, RAM 3 GB. Sementara ada juga yang mengadopsi besaran Storage lebih dari perkiraan yaitu – Xiaomi Mi 4s (3,0 – 64 GB dan 3 GB RAM) – Xiaomi Redmi Pro (2,85 – 64 GB dan 3 GB RAM), dan yang paling pas kombinasinya di kategori terjangkau kantong adalah – Xiaomi Redmi Note 4 (2,6 –

Internal Storage 32 GB, Buat Apa ?

Di awal kemunculan barisan ponsel Android terdahulu, minimnya ruang penyimpanan internal kerap menjadikannya masalah. Mengingat ada sejumlah besar aplikasi dan permainan yang menggoda iman untuk dicoba dan ditanamkan dalam badan ponsel. Salah satu alternatif solusi yang paling sering ditawarkan jaman itu adalah pemindahan aplikasi ataupun permainan yang membutuhkan ruang besar dari internal ke kartu memori eksternal. Hal yang tidak mudah dilakukan begitu saja tentunya. Karena minimal harus ada aksi Rooting ponsel, yang jika masih nekat dilakukan biasanya bakalan menghanguskan garansi resmi dari vendor tersebut. Tapi itu sudah jauh terlewati. Ponsel Android jaman sekarang, rata-rata sudah mengadopsi besaran internal storage atau ruang penyimpanan minimal 4-8 GB untuk yang terjangkau oleh kantong, bahkan ada juga yang sudah memberi lebih yaitu 16 GB untuk tipe-tipe kelas menengah. Namun bagi saya pribadi, ukuran segitu ya tetap saja masih berasa kurang. Pengalaman terakhir menggunakan po

200 Notes Sekali Waktu Dua Tahun Terakhir

Menyimak perjalanan menulis di blog pribadi www.pandebaik.com tidak lepas dari peran aplikasi Evernote gratisan yang dulu menjadi bundling paket pembelian ponsel Samsung Galaxy Note 3, menggantikan aplikasi Memo bawaan Tab 7+ yang pernah dimiliki sebelumnya. Kenikmatan menyusun kalimat dan menyimpan atau mempublikasikan satu dua catatan pada halaman blog, memberi warna tersendiri akan rutinitas penulisan, baik dengan maksud dibaca banyak orang maupun untuk konsumsi diri sendiri atau orang yang dituju secara khusus. Maka tidak heran kalau setiap kali dilakukan pembersihan Notes secara berkala, paling tidak ada 200an catatan yang tersimpan, dengan topik penting atau tidak, siap dieksekusi lebih lanjut. Banyak rekan yang tidak percaya bahwa Aplikasi EverNote ini amat sangat membantu aktifitas harian dan kerja selama ini, utamanya saat membaca panjangnya tulisan yang dihasilkan dalam setiap Notes yang ada. Edan, kata mereka… Tapi ya memang begitu adanya. Untuk kalian yang ingin mencoba me

Tuhan Punya Rencana Sendiri

Saya masih bisa mengingat di awal Januari lalu, saat sebagian besar orang di luaran termasuk kawan dan rekan kerja masih riang terbawa suasana Tahun Baru, saya terduduk lemas di kursi ini, usai rapat terbatas dengan pimpinan di gedung paling barat, membahas proses Pemutusan Kontrak pada salah satu kegiatan kami di tahun 2016 lalu. Hanya menangis yang saya bisa. Karena tau bahwa nyaris tak ada satupun langkah nyata yang bisa dilakukan untuk memutarbalikkan waktu ke masa sebelum keputusan itu disampaikan. Perjalanan panjang pun dimulai. Nyaris tak ada semangat lagi yang saya rasakan sejak itu. Hari demi hari, terlalu berat untuk saya lalui. Bahkan sempat saya merasa sakit melihat layar ponsel yang baru usai diinstalasi aplikasi maskapai penerbangan, sebagai bentuk persiapan keberangkatan saya ke Surabaya dan Jakarta, menindaklanjuti dan menyelesaikan semuanya. Tuhan Memang Punya Rencana Sendiri. Istri saya berkali-kali mengingatkan, agar tetap berserah pada-Nya, sambil tetap memohon agar

Anak Anak sejauh ini

Lahir bulan Maret tahun 2008 silam, Mirah putri pertama kami kini sudah menginjak usia delapan tahun. Sudah kelas 3 SD. Perawakannya tinggi jika dibanding anak seusianya. Mengambil porsi bapaknya. Boros di kain. Hehehe… Menari tak lagi menjadi hobi, sudah bergeser ke mainan Slime yang ndak jelas maksudnya itu. Sayang memang, tapi kelihatannya ia sudah mulai bosan akan rutinitas hariannya. Biarlah ia mengambil nafas dan beristirahat sejenak. Sementara Intan, putri kedua kami lahir Oktober tahun 2012 lalu, kini sudah menginjak usia 4 tahun. Setidaknya apa yang ia cita-citakan hampir setiap hari terkait tiup lilin, potong kue, dan hiasan Frozen sudah terlaksana meski dalam edisi hemat. Kami mencoba memasukkannya di pendidikan PG saat tahun ajaran baru kemarin. Untuk mengenalkan ia pada dunia sosial, serta belajar berinteraksi dengan orang dewasa lainnya. Meski badannya mengambil porsi sang Ibu, pipi chubby dan kelakuan asalnya itu tetap saja mengambil porsi Bapaknya. Anak gado gado kalo m

Bandara Juanda Ramah Anak ya ?

Kalo ndak salah ini kali pertama saya menjejakkan kaki di Bandara Juanda Sidoarjo yang hadir lewat desain barunya. Nda jauh beda sih ya sebenarnya dengan bandara lainnya, yang megah dan bersih. Cuma yang satu ini keknya lebih ramah anak, utamanya saat berada di ruang tunggu. Tapi entah saya yang katrok kali ya ? Bisa aja bandara lain juga serupa, cuma saya yang nda ngeh dengan perubahan yang ada… Gate ini rupanya punya area bermainnya. Mirip dengan arena bermain anak-anak di gerai supermarket yang ada ayunan dan naik-naik tangganya gitu. Yang dari bahan plastik berwarna warni. Sudah gitu ada aquascape nya juga dipenuhi ikan kecil, menarik perhatian sejumlah anak untuk menunjuk-nunjuk ikan dan isinya. Jadi semenjak tadi saya nda liat ada anak-anak menangis gegara ndak betah menunggu panggilan pesawat meski jam sudah lewat dari jadwal. dan lagi, selain ramah anak, Gate Bandara Juanda ini termasuk ramah colokan juga. Hehehe… Kalo khusus yang satu ini ya bagian saya dah keknya…

Bu Risma, Bersihnya Surabaya Kekinian

Menyusuri jalanan di sepanjang jalur dari hotel menuju bandara pagi ini, terasa sekali Surabaya jauh lebih hijau dan sejuk ketimbang saat dahulu bertandang ke kota ini. Trotoarnya sudah mulai ramah dengan pejalan kaki. Setidaknya di beberapa titik, terdapat sekat antara jalan raya dengan trotoar sehingga kendaraan yang lewat sudah dicegah duluan untuk naik ke jalur pedestrian saat macet terjadi sekalipun. Meski memang belum semua. Trotoar di sisi kiri hotel tempat saya menginap misalnya. Jalanan juga tampak bersih dari sampah dan dedaunan. Tampaknya Tim Oranye bekerja sangat keras untuk bisa menciptakan visual yang segar bagi masyarakat Surabaya, termasuk wisatawan domestik yang ada. Sungai juga sama. Meski belum bisa jernih, tapi minimal sudah tampak bersih dari sampah. Kekumuhan yang dulu pernah ada, kini lenyap disapu bersih Bu Risma. Bangunan tua tampak dilestarikan dan diperindah. Tidak dipugar atau dihancurkan. Beberapa ikon masa penjajahan Belanda pun keknya masih tetap dipertah

Menikmati Pagi di Inna Simpang 509

Nda ada yang istimewa dalam perjalanan kali ini selain dimudahkan dan dilancarkannya semua urusan yang terjadi di Bank Jatim. Baik upaya pencairan Jaminan Pelaksanaan paket kegiatan kami yang putus kontrak tempo hari, maupun pengembalian Uang Muka yang sempat tersendat. Semua berakhir dengan baik. Nda nyaman liburan sendirian. Inginnya have fun tapi yang ada malah tiduran di kamar hotel. Capek juga melewati tahun 2016 kemarin. Ada sisi positif dan negatifnya. Masing-masing punya cerita. Hari ini rencananya mau balik, pulang ke Bali. Siang nanti. Dah ga sabar bisa bertemu anak-anak dan istri, dan membawa mereka ke taman bermain, jalan-jalan atau ngemil. Kangen banget rasanya. Terima Kasih ya Tuhan. Harusnya bisa lebih riang menyambut hari ini. Setidaknya nda ada lagi kegalauan atas semua yang terjadi di tahun lalu. dan musti bersiap menghadapi tantangan kerja tahun 2017 ini. Ada banyak pekerjaan baru yang harus diselesaikan. Pagi di Surabaya. Menjadi awal tahun yang baru bagi hidup ini.

Liburan Sehari menikmati Paket Hemat di Surabaya

Jujur, nda ada bagus bagusnya kalo dipaksa buat kabur liburan sendirian. Apalagi sehari. Paket Hemat lagi. Duh ! Tapi ya dinikmati aja kesendirian ini. Dari jalan jalan di sepanjang trotoar berpanas matahari, duduk santai sejenak di bangku taman, menyusuri jembatan penyebrangan, hingga kagok sendiri karena merasa salah tempat di mall dekat hotel. Memang hal yang jarang dilakukan selama di rumah, malah jadi bingung sendiri… Maka jadilah memilih untuk duduk seenaknya di angkringan nasi mie goreng, di pinggiran jalan sambil menyeruput segelas kopi yang agak mengkhawatirkan sumber air yang digunakan abang-abang tadi. Pula duduk duduk bareng bapak bapak sopir di bale bengong pojokan hotel, sambil baca koran yang dibeli dari loper sebelah. Sempat dikira orang yang nda waras, lantaran tampak luntang lantung dari tadi. Tapi jujur, ini jauh bisa dinikmati ketimbang aktifitas di awal tadi. Memang nda cocok jadi pejabat sebetulnya. Apalagi tempat main nda ada yang bonafid. Cuma ya rada miris pas

Salah Duga Pengalaman Pertama di Surabaya

“Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan…” Ehem, maaf keknya saya terlalu terhanyut dengan hari ini. Ada banyak hal bersliweran di kepala sejak awal tahun 2017 dijejakkan. Galau. Pusing. Pengen segera menyudahi semuanya. dan untuk itulah, saya ada di Surabaya kali ini. Surabaya ternyata Bersih kawan. Saya jadi berdecak kagum ketika mobil yang ditumpangi masuk jalanan di Pusat Kota. Hasil kerja walikota Bu Risma benar benar terasa. Hal serupa disampaikan Pak Juari, sopir taxi Sang Bima apa tadi namanya. Maaf saya lupa. Kurang fokus dalam mengingat. Bahwa Beliau bangga punya pimpinan macem itu. Proses Pencairan Jaminan Pelaksanaan paket kegiatan kami tahun lalu, berjalan lancar. Sekurangnya sekitar 2,5 jam saya disetrap oleh bagian Bank Garansi Bank Jatim, namun sudah tidak terasa lagi. Bahkan laparpun ndak berani muncul gegara keruhnya otak memikirkan hal ini sejak pagi. Padahal awalnya mengira bahwa proses ini akan jauh lebih lama. Terima Kasih Tuhan, semuanya sudah dimudahkan dan dil

GA 341 menuju Surabaya

Melaksanakan tugas dinas keluar kota sendirian sebenarnya bukan lagi hal yang baru, hanya saja hari ini merupakan perjalanan pertama yang menggunakan uang pribadi baik tiket dan agenda menginap di tujuan nanti. Ya, meskipun agenda ini masih dalam kaitan pemutusan kontrak paket kegiatan Jalan Lingkungan di tahun 2016 lalu, tampaknya yang namanya uang perjalanan dinas belum bisa diamprah lantaran rupa kegiatan tahun berjalan juga belum tahu. Jadi anggaplah ini sebuah aksi jalan-jalan paket hemat. Melintasi udara dengan pesawat Garuda Indonesia GA 341, menempati tempat duduk 45H, dua deret ekor pesawat, ditemani filem blockbuster Ada Apa Dengan Cinta 2 di layar depan sandaran kursi. Rasa rindu pada anak anak dan istri sedikit terobati lewat kelucuan adik bayi yang ada di seat 43C. Jadi inget Ara dan Intan waktu kecil. Tak ada rencana khusus yang saya susun demi melewati waktu seharian ini. Yang terpikir hanyalah menyelesaikan urusan secepatnya di Surabaya, menemui pimpinan pelaksana, deal

Jalan Panjang ke Surabaya

Tak pernah sekalipun terlintas dalam kepala untuk melintasi pulau dengan pesawat di awal tahun menjalankan tugas kedinasan apalagi dengan tujuan penyelesaian satu masalah dari sebuah pengambilan keputusan yang sangat bodoh. Namun demikianlah adanya. dan seperti biasa, ada kegalauan di setiap langkah. Satu demi satu, menyusuri jalanan kota Denpasar menuju Bandara. Keragu-raguan yang ada sejalan dengan apa yang dinikmati dalam dua minggu keseharian ini. Rasanya memang tak akan bisa melepaskan penat dalam dada. Mungkin perlu waktu yang lama untuk bisa melupakannya. Menunda semua kelihatannya bukan satu pemikiran yang bijak. Karena hutang sudah seperti pisau yang siap menghujam dada tanpa ampun. Maka sudah sewajarnyalah perjalanan panjang ini dilakoni. Surabaya, akan tiba sebentar lagi… GA341, 45H…

Berbagi Tips Memilih Mobil Keluarga

Sebenarnya sih secara pengetahuan, saya nda worthed sampe nekad berbagi Tips Memilih Mobil Keluarga, apalagi secara topik rasanya apa yang tersaji selama ini di blog www.pandebaik.com rasanya nda jauh jauh dari persoalan ponsel dan kerjaan. Tapi berhubung kemarin itu agak tergelitik dengan share infonya mas @hariadhi tentang Toyota Calya dalam aksi Nebeng Jakarta – Bandung, ya jadi pengen juga berbagi Tips tapi dari sudut pandang saya pribadi loh ya, bukan menurutnya Pakar. He… Memilih Mobil Keluarga tuh sebenerna ya nda susah-susah amat kok. Sudah banyak pilihan merek dan jenisnya. Tinggal menentukan Budget saja. dan Kebutuhan keknya. Soal bentukan, ya sudah pasti Mobil Niaga. Itu kalo menurut saya, mobil untuk keluarga dalam arti yang sebenarnya. Bisa nampung isi keluarga kecil, ayah, ibu dan dua anak cukup, plus kakek nenek, minimalnya. Selebihnya kalopun diberi rejeki nambah satu anak lagi, keknya masih cukup. 7 seat lah. Akan beda kalo yang tujuannya cuma menampung keluarga kecil,

Menanti Putusan Rotasi Staf

Weekend kali ini rasanya memang sedikit lebih lama dari biasanya. dan Hal ini nda hanya saya sendiri yang merasakan. Tapi juga beberapa kawan yang deg deg an menanti putusan pimpinan terkait rotasi staf di lingkungan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kabupaten Badung. Sedianya dilakukan mulai 2 Januari lalu. Hari pertama ngantor pasca perpindahan seluruh eselon, baik yang tetap berada di tempat tugasnya semula, pindah ke skpd lain ataupun bertugas di skpd baru sesuai usulan OPD tempo hari. Yang sayangnya harus molor seminggu lantaran kesibukan dan juga pemindahan ruangan dan arsip, berhubung dengan adanya OPD baru ini, bidang termasuk semua dokumen yang mengikutinya musti menyesuaikan dengan penempatan tugas baru nantinya. Saya sendiri kini menempati ruangan yang dahulu digunakan oleh kawan kawan Bidang Pertambangan. Cukup luas untuk menampung tiga Kepala Seksi beserta staf yang kelak ditugaskan, beserta Kepala Bidangnya, plus sebagian Arsip yang dipandang perlu. R

OPD Baru, Semangat pun Harus Baru

Di Akhir tahun 2016 lalu, beberapa Organisasi Perangkat Daerah baru Pemerintah Kabupaten Badung dibentuk dan disahkan oleh Bupati Giri Prasta. Salah satu yang saya ketahui pasti adalah adanya Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman atau yang kelak disebut sebagai PRKP. Dinas ini merupakan pengembangan dari Seksi Permukiman dimana saya bertugas dahulu, yang dipecah tugasnya menjadi 2 Bidang yaitu Bidang Perumahan dan Bidang Kawasan Permukiman. Dua hal yang dalam setiap aturan maupun kebijakan selalu menjadi satu kesatuan atau yang kalau disingkat menjadi PKP. Saya sendiri ditugaskan pada Seksi Peningkatan Kualitas Perumahan yang berada dibawah Bidang Perumahan dengan tugas pertama yang paling jelas terlihat adalah mengawal Program Bedah Rumah baik Rumah Sehat yang diperuntukkan bagi Rumah Tangga Miskin atau Masyarakat penerima Beras Miskin yang dulunya ditangani oleh Dinas Sosial, dan Rumah Layak Huni bagi mereka yang masuk dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang memiliki Ruma

Penyesalan dan Pengalaman, yang Harus dibayar Mahal

Semestinya hari ini saya bisa merasa lebih bersyukur dibanding hari sebelumnya. Mengingat secara pelan tapi pasti, semua jalan kelihatannya mulai dibukakan oleh-Nya. Melalui tangan sejumlah pimpinan, kawan, bahkan bisa jadi dari orang-orang tak sedari awal tak pernah saya harapkan. Meskipun pahit, tapi saya merasa bahwa ini memanglah sebuah Ujian dari-Nya yang harus saya tempuh untuk menjadikan semua pengalaman hidup yang lebih baik. Penyesalan selalu datang belakangan. dan itu baru terasa ketika sadar bahwa semua sudah terlambat. Semua sudah menjadi satu masalah besar, dimana orang lain akan berupaya menyelamatkan dirinya masing-masing dan menimpakan semuanya di satu tempat. Hanya menangis yang saya bisa. dan Saya tak lagi malu untuk mengakuinya. Ada harga yang harus saya korbankan demi sebuah pengetahuan. Yang mungkin tak bisa saya dapatkan dari membaca. Bahwa pengalaman adalah guru yang paling berharga. Jadi berharap saja bahwa kelak tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua

Pengalaman Pertama, Kejutan Pertama

Saya sama sekali ndak menyangka. Jika satu dari seratusan kegiatan yang dipaksakan kepada saya untuk ditangani dan dikelola, harus mengalami pemutusan kontrak ditengah jalan. Sialnya ini semua terjadi akibat keteledoran semua pihak termasuk saya sebagai PPKnya. Damn ! Sialnya lagi, si Rekanan Pelaksana kabur tanpa berita. Lengkap dengan semua uang muka yang sudah terlanjur dicairkan tanpa ada pengembalian, dan zero progress di lapangan. Anjing ! Ketololan manajemen dalam menjalankan paket kegiatan di akhir tahun, begitu bathin saya sejauh ini. Terlalu Percaya, menjadikan semuanya bumerang. Bisa jadi ini satu wujud jeweran dari Tuhan kepada saya. Untuk tidak main-main dengan pengelolaan uang negara. dan bahwasanya satu cara itu dilalukan dengan uji coba sebuah paket kecil, ya paket kecil, dimana secara nilai apabila harus dibayarkan secara dadakan, masih bisa ditalangi meski harus menghabiskan tabungan yang ada. Bangke memang jadinya… Ini menjadikannya sebuah pengalaman pertama. Sebuah

Galau di Awal Tahun

Akhirnya kena juga sayanya. Sandungan batu selama tiga tahun terakhir berkarya di Seksi Permukiman. Batunya besar. Bahkan saya menggalau dibuatnya. Tadinya saya berpikir bahwa Tahun Baru ini akan menjadi ajang balas dendam saya setelah bergulat dengan seratusan proyek Jalan Lingkungan, yang ndak memberikan sedikit pun waktu bersantai. Sayangnya Tuhan berpikiran lain. Saya kembali diuji dengan cara yang lebih keras lagi. Pemutusan Kontrak di salah satu paket kegiatan yang jujur saja sangat saya sesalkan. Mengingat secara nilai sebetulnya ndak seberapa. Lingkup pekerjaan pun hanya dua ruas jalan lingkungan. Tapi beban yang diakibatkan, membuat tiga hari liburan ini menjadi sangat hampa. Dan saya tak lagi bisa berpikir dengan jernih. Besok saya sudah didaulat pimpinan untuk segera berangkat ke Surabaya dan juga Jakarta. Mengurus semua pencairan Jaminan Pelaksanaan dan Uang Muka paket kegiatan dimaksud. Mengingat secara nilai, sudah ditebuskan lebih dulu menggunakan uang pribadi kami. Yang

Ada Apa Dengan Cinta ? #2

April 2016, kalo nda salah film ini tayang resmi di Indonesia. Buah karya Mira Lesmana setelah melewati 14 tahun masa penantian. Selang delapan bulan, akhirnya bisa jua menikmatinya langsung dari layar ponsel. Lupa, tempo hari dapat unduhan dari mana. Seingat saya, bukan dari halaman lokal mengingat subtitle yang ada menggunakan bahasa Melayu. Sinopsis ataupun jalan cerita, bisa baca di halaman Wikipedia . Cukup lengkap meski penerjemahannya agak aneh menurut saya. Tapi sudah mewakili kok. Jadi saya ndak akan cerita lebih lanjut soal ini. Untuk bisa Menikmati Sekuel atau kisah lanjutan Ada Apa Dengan Cinta yang dihadirkan pada tahun 2002 silam, mirip kek menanti kiriman ponsel Google Pixel. Musti cari-cari ke banyak link, halaman penyedia film gratisan di dunia maya, namun yang dijumpai hanyalah sejumlah janji palsu. Meskipun pada akhirnya dapat, ya memang musti ditebus oleh darah dan air mata. Hehehe… Tahun 2002. Saya lupa saat itu saya ada dimana. Keknya masih berkutat dengan aplikas