Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2015

Catatan Akhir Tahun 2015

Seperti biasa, hari ini adalah hari dimana saya kembali mencatat dan mengingat hal-hal yang telah dilalui dan dijalani, saat bahagia atau masa kelam, saat tertawa ataupun menangis. Kilas balik apa yang kelak akan menjadi kenangan. Tiga Anugerah Pande Putu Mirah GayatriDewi , lahir 18 Maret 2008 lalu. Kini ia telah menginjak usia jelang 8 tahun, kelas 2 SD. Menjadi gadis yang tinggi dengan pemikiran anak-anak. Khas Bapaknya. Berseberangan dengan Intan sang adik, namun penyayang bagi bayi kecil kami. Pande Made Intan PradnyaniDewi , lahir 23 Oktober 2012, secara hari lahir masehi ia bareng dengan neneknya, sedang secara hari lahir Bali ia bareng dengan kakaknya. Sehingga bisa dikatakan Intan punya watak yang mirip dengan kedua pengasuhnya ini. Kini ia akan menginjak usia 4 tahun, anak yang periang sekaligus pemarah. Satu saat bisa menyanyi saat ia bercerita, saat yang lain bisa ngamuk dan membenci orang yang menasehatinya. Pande Nyoman Mutiara AnnikaDewi . Putri yang termahal, kata semua

Kacrut Benar Hidup ini Kawan

Seorang oknum mengaku wartawan sebuah media yang mengkhususkan diri menjadi pengamat korupsi di lingkungan pemerintah daerah tiba-tiba datang dan menyambangi meja kerja seorang Oknum PPK pagi 8 Desember 2015. Tanpa basa basi ia memberikan sebuah majalah bertajuk nama media yang ia kelola sembari mengatakan bahwa ‘ini edisi terbaru Pak, dan topik yang saya klarifikasi kemarin ndak ada masuk disini… jadi jangan khawatir.’ ‘Jangan khawatir gimana ? Wong langsung diperiksa Tipikor begini pasca laporan kamu tempo hari ?’ ‘Sebagai masyarakat, kami kan wajib menyampaikan hal-hal yang mencurigakan pada aparat.’ Timpalnya. ‘Tapi kan sudah di klarifikasi Pak, buktinya sekarang Pak ndak ada menyampaikan tuduhan kemarin itu di media Bapak. Nah sekarang maunya apa ?’ ‘Berkaitan dengan itu kami minta bantuan Bapak untuk bisa memasang iklan di media kami dalam rangka Hari Natal dan Tahun Baru’ cerocosnya berlanjut. ‘Gratis? ‘ tanya si PPK. ‘Ho ho… ya ndak lah Pak. Se-relanya Bapak.’ Ungkapnya sambil

Paket True Unlimited Sesi 2

Pada tulisan sesi pertama lalu, yang mengetengahkan perihal paket internet True Unlimited milik SmartFren digandengkan dengan perangkat Hisense Pureshot+ dengan masa pemakaian selama 2 minggu pertama, menghabiskan volume data sebesar nyaris 30 GB, dugaan awal batas FUP, kini saya ingin share paket yang sama sesi ke-2 dengan masa pemakaian selama nyaris 1 bulan lamanya dari 19 November hingga 18 Desember. Penghabisannya lumayan, meski tak sama dengan sebelumnya. Hanya sampai 28 GB saja. Penggunaan kuota data sebesar ini, rinciannya cukup banyak dan salah satunya ya untuk kegiatan Upgrade OS PC ke Windows 10 di dua perangkat. Komputer Kantor dan Acer W511 dirumah. Ini saya sudah menghabiskan volume sebesar 5,2 GB. Belum video musik Sepultura , Pantera dan Thrash Metal jaman jadul lainnya. Puas tentu saja. Nah, hari ini paket internet mantap dan hebat besutan Smartfren sudah masuk ke sesi 3 dimana sejak tanggal 18 Desember lalu sudah menghabiskan data sebesar 9,3 GB yang digunakan untu

Instalasi Windows 10 di PC

Lama menanti kehadiran sistem operasi kerja, yang sejak awal perkenalan dengan perangkat Personal Computer sudah begitu familiarnya, per Senin 23 November lalu pada akhirnya kesampaian juga. Windows 10 . Agak terlambat sebenarnya, karena senior saya Dokter Cock sudah mendapatkannya per 28 Juli lalu. Tapi kepalang tanggung, berhubung semangat sharingnya tetep jalan, disamping update blog adalah wajib, maka inilah dia ceritanya. Dibutuhkan waktu sekitaran 4 jam unduhan dengan menggunakan paket data True Unlimited miliknya SmartFren yang di-Tethering melalui ponsel Hisense PureShot+ , dengan besaran sekitaran 2,6 GB kalo ndak salah ingat. Yang pasti waktu itu siang saya tinggal keluar ruangan untuk berkoordinasi dan rapat kerja, pas balik eh sudah kelar semuanya. Pas sesi setting-up perangkat, pc saya biarkan menyala hingga esok harinya. Tidak ada yang bermasalah saya lihat pada pc keesokan harinya. Namun baru sekitaran hari Rabu bisa oprek-oprek lebih jauh. Satu yang kemudian menjadi

Berusaha Menumbuhkan Semangat dari The Martians. Tapi Apa Mungkin ?

Terjebak dalam situasi yang memiliki kemungkinan besar akan ancaman pada diri kita memberikan dua pilihan sederhana, menyerah atau bertahan. Menyerah bisa diartikan sebagi pasrah dan tak berbuat apa-apa sembari menunggu semuanya berakhir sedang Bertahan bisa diartikan sebagai terus berusaha memecahkan setiap masalah yang dihadapi baik itu badai angin yang kelak menumbangkan segala macam benda disekitarnya atau jurang terjal yang menghadang tanpa batas. Kurang lebih begitu makna dari sebuah filem The Martian (2015) yang dibintangi Matt Damon dalam upaya bertahan sendirian di Planet Mars. Meski sesungguhnya ya bukan di Planet Mars, dan tidak sendirian. Minimal ada banyak cast, produser dan kameramen lainnya. Akan tetapi secara alur cerita ya demikian adanya. Jika Mark Watney sebagaimana diceritakan dalam filem tersebut berhadapan dengan angkasa luar yang bisa jadi tidak dapat diprediksi, lha saya sendiri kini sedang berhadapan dengan hukum. Yang ancamannya bukan nyawa jika dilihat jangk

Pembayaran via Mobile ? Siapa takut ?

Jika melihat dari perkembangan teknologi belakangan ini, rasa-rasanya tidak hanya menggerus lini-lini konvensional dan digantikan dengan proses yang jauh lebih cepat dan mudah, meski masih banyak yang meragukan soal keamanannya. Termasuk dalam konteks yang ingin disinggung kali ini, Transaksi Pembayaran dari bentuk Cash ke Online. Bicara Transaksi tentu sebelumnya pasti ada pembelian atau penjualan. Transaksi akan dilakukan saat kedua belah pihak yang menyetujui proses diatas, dimana dahulu dilakukan dengan cara pertemuan langsung, wesel atau transfer. Kini sudah berkembang lagi lewat transaksi online, pembayaran melalui ponsel yang kita gunakan. Belum pernah melakukannya ? Oke, soal keamanan memang tidak bisa diabaikan, karena ini menyangkut soal uang. Soal sesuatu yang begitu berarti saat terjadi hal tak diinginkan. Kalau demikian adanya, kenapa tidak dicoba dari satu hal yang kecil, murah atau terjangkau. Patokan 100-250ribu misalkan. Pembayaran via Mobile, bisa dilakukan melalui sm

Penuhi Kebutuhan Bayi dengan Pemanas Air Ariston

Memiliki bayi bagi keluarga kecil memberikan satu tantangan tersendiri bagi kedua orang tua yang nanti akan merawatnya dengan telaten. Dari memandikan, meninabobokan hingga mengajaknya bercengkerama dan menghibur saat ia menangis. Biasanya dalam proses yang berjalan, para orang tua muda (termasuk saya) mengalami banyaknya gangguan saat beristirahat. Malam maupun di siang hari. Baik untuk kebutuhan bayi, persiapan mandi atau menyusui. Pemenuhan kebutuhan akan Air hangat suam-suam kuku atau air panas untuk membilas botol susu merupakan kebutuhan yang bisa dikatakan paling banyak menghabiskan energi. Ndak usah jauh-jauh, kami contohnya. Setiap pagi dini hari dan sore juga malam, harus memanaskan satu panci besar air untuk menalangi kebutuhan mandi si kecil atau secara periodik menyiapkan susu dan membilasnya agar bakteri tak sampai hinggap saat dimimik. Bagi yang tergolong orang tua baru tentu saja amat sangat merepotkan. Tidak demikian bagi kami yang kini sudah memiliki bayi ketiga dala

Tentang Gadis yang tak terlihat

Hari masih pagi saat aku berjalan memasuki ruang kerja di lantai dua gedung tua perempatan alun alun Kota Denpasar dan Kodam IX Udayana. Satu ketika di tahun 2008 lalu. Jika biasanya sepagi ini belum ada kawan yang kutemui di ruang kerja, Tapi kali ini seorang tua yang wajahnya sangat kukenal duduk terdiam di bangku pojokan meja paling depan. Meja kerja ku. Tak ingin mengganggu, aku letakkan tas di meja lainnya dan bergegas turun untuk memohon keselamatan pada-Nya di padmasana bawah. Satu jam kemudian, aku naik lagi. Bapak tua yang sebentar lagi jelang pensiun itu, masih tampak betah duduk di kursi yang sama. Kali ini dengan gumaman kalimat yang nyaris tak terdengar. Satu dua kawan yang sudah lebih dulu duduk didekatnya, nyengir kuda sembari membisikkan ‘prahara rumah tangga’ padaku. Penasaran, kusapa lah si Bapak itu. Kaget. Kaget yang pertama, karena ternyata si Bapak memang benar berbicara sendiri tanpa menggunakan ponsel. Yang artinya, kalo tidak gila ya ada apa apa. Kaget yang ked

Hujan yang dinanti tak kunjung deras

Panas menyengat yang menaungi langit Kota Denpasar selama beberapa bulan terakhir seakan sirna dalam sekejap. Disapu mendung dan sapaan guntur nun jauh disana. Meski hanya sebentar, paling tidak sudah bisa meredam makian ribuan manusia yang ada dibawahnya. Bau tanah yang dibasahi air dari langit mulai terasa, hawa udara pun sudah mulai bisa membalur raga. Sejuk dan nyaman. Sayangnya hanya sebentar. Butir-butir hujan tampaknya tak lagi deras. Bisa jadi sang dewa belum berkenan membaginya pada kota ini. Ataukah ada kekuatan lain yang bicara dan menghentikan semuanya ?

Menunggui Bapak

Bapak kecelakaan, pulang kerja jangan kemana-mana, antar periksa ke RS. Begitu Ibu berpesan lewat telepon sekitar pukul 10 pagi tadi. Kaget tentu saja. Bapak yang kini telah berusia 73 tahun sudah sejak awal Mirah sekolah, menawarkan diri untuk mengantar jemput mengingat aktifitasnya yang tak lagi banyak. Terkait itu, kami sepakat mengganti Vespa kesayangannya dengan Honda Scoopy dari tahun 2012 lalu. Agar Bapak bisa lebih mudah mengendarai tanpa perlu menarik kopling segala. Bapak kecelakaan tadi pagi. Sekitar pukul 10. Saat itu ia sedang dalam perjalanan menuju sekolahnya Mirah. Melindas pasir yang ada di pinggir jalan depan Bale Banjar Tainsiat, Bapak terjatuh dari motor ke arah kanan. Meski lecet pada lutut dan sekitar mata kaki, Bapak tak banyak mengalami luka. Bisa jadi lantaran ini kecelakaan tunggal dengan kecepatan yang pelan pula. Hanya kasihan, pipi dan area sekitar mata agak lebam. Mungkin terbentur helm yang menjaga wajahnya dari permukaan aspal. Bangkit dari jatuhnya, Bap

10 Tahun Pernikahan

Komplain. Istri marah-marah lewat akun whatsapp nya saat saya melupakan hari perayaan 10 tahun pernikahan kami, sesaat setelah tiba di ruang kerja masing-masing. Meski saya yakin ia tak serius, agak kaget juga saat mengingat ‘eh iya ya, kami sudah 10 tahun menikah rupanya… gak nyangka. Hehehe…’ Saya yakin ia tak serius marahannya lantaran ia sejauh ini sudah pada tahap memaklumi kepikunan akan hal-hal yang terjadi di sekitar kami. Ini satu efek samping tekanan pekerjaan, pimpinan hingga masyarakat dan DPRD selama dua tahun terakhir. Tapi, eh sudah 10 tahun ya ? Jika boleh saya mengingat, 10 tahun lalu tepatnya 10 Desember 2005 merupakan sesi terakhir dari tiga sesi persiapan pernikahan yang menghadirkan Made Rai sebagai lawakan bondres saat itu. Semua masih lekat dalam ingatan. Apa yang disampaikan, hingga apa yang dilewati untuk bisa mendapat persetujuan dari calon Mertua. Satu perjuangan penting tentu saja. Melewati masa 10 tahun tanpa riak yang dalam, tentu menjadi cerita tersendiri

Android Devices makin menggila

Lama gak memantau berita perkembangan sistem operasi terFavorit disela kesibukan kerja dan keluarga, malah jadi kaget pas baca dua Tabloid ponsel yang masih eksis hingga kini, Pulsa dan Sinyal. Bukan apa-apa sih, tapi pasca pilihan ke Note 3 dua tahun lalu memang bikin gak terlalu minat buat melirik perangkat Android lainnya baik ponsel maupun tablet pc, baik merek besar hingga nubie, lantaran sudah merasa cukup dengan kemampuan yang diberikan. Hanya sesekali ya menuliskan hal-hal baru yang sekiranya menarik bagi orang lain, agar dapat diketahui dengan cepat. Sebut saja Samsung . Merek asal Korea ini tampaknya makin mengekor kesuksesan Nokia satu dekade lalu. Saat mereka masih jaya lewat ponsel Symbian dengan merilis puluhan seri yang serupa namun tak sama, juga melepas dengan spesifikasi yang tak jauh beda. Yang hebatnya, masuk dalam pangsa pasar di semua lini. Akal Nokia dengan membuat banyak varian penamaan juga diikuti plek. Setelah kita familiar dengan seri S, Galaxy atau Note, ki