Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

Flight to Singapore with Air Asia GZ 502

Kali Ini saya kembali menjelajah perjalanan ke luar negeri, setelah sekian lama mandeg untuk tujuan liburan. Kalo gag salah terakhir saya mengunjungi Thailand bersama rombongan teman kantor, selama empat hari tiga malam lamanya. Adapun kesan yang mendalam saat itu adalah Kuliner (laba-laba, babi, buaya dan kelabang), Hiburan Malam Pattaya (kabaret dan Big Eyes), serta durian bangkoknya. Dengan menggunakan bekal tabungan yang kami kumpulkan sejak tahun lalu, akhirnya weekend terakhir bulan November ini kami menyepakati untuk memilih Tujuan destinasi ke Singapore, negeri Singa. Terbang bersama Air Asia Jika dahulu kami menggunakan pedawat Airbus Thai Airways menuju kota Bangkok, kinipun masih sama menggunakan pesawat berjenis Airbus milik Air Asia, namun dengan kapasitas penumpang yang lebih sedikit jumlahnya. Setidaknya baris tengah sekitar 4-5 penumpang tak ada kami lihat di tempat duduk pesawat. Pertama kali menumpangi Air Asia tentu saja banyak kekhawatiran yang hinggap jauh sebelum

Singapura, kami Datang

Berbekal sedikit pengetahuan dari om Benny Rachmadi lewat komik Tiga Manula, rupanya ada beberapa hal yang ingin dicobain selama berada di Singapura. Salah satu diantaranya, Es Potong. 🙂 Jalan-jalan di sepanjang Orchard Road di hari Jumat malam akhirnya memberikan berkah tersebut. Kalo gag salah kami menemukan dua pedagang Es Potong yang dikerubuti pembeli. Bersama lima kawan, Kamipun tak ingin ketinggalan mencobanya. Namun ketika mereka tahu bahwa yang dimaksud Es Potong mirip dengan Es Lilin yang kerap kami nikmati di masa kecil dahulu, hanya saya yang tetap tertarik mencobanya. Selain penasaran, tujuan lainnya sih untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan sejak sore tadi. Menikmati Singapura belum lengkap rasanya jika belum shopping alias belanja. Oke, untuk ukuran kami harga di Singapura lumayan memberatkan karena melonjak dua tiga kali lipatnya, sehingga tempat dimana kami mulai menghabiskan satu persatu lembar dollar Singapura adalah Kampung Bugis dan Mustafa Kampung India.

Pagi di Singapura

Matahari belum menampakkan wajahnya saat aku terbangun dari tidur. Padahal Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Di jam yang sama Kota Denpasar sudah terang benderang memaksa semua kepala segera mandi dan berkemas pergi. Usai membersihkan badan, tampaknya beberapa kawan sudah mulai menceburkan diri ke kolam renang yang kebetulan ada di belakang kamar 401 sampai 405. Di pojokan lantai yang sama terdapat pula ruang kecil berisikan tiga alat Gym dan treadmill. Dan di sisi yang berlawanan terdapat perosotan mini tempat bermain anak-anak. Beberapa Notifikasi Whatsapp masuk. Suara Mirah dan Intan, dua putri kami terdengar nyaring seperti biasanya meminta oleh-oleh dan menanyakan kapan pulang. Lalu berpamitan untuk pergi ke sekolah dengan diantar Ibunya. Rutinitas yang biasanya aku lakukan bersama Intan. Kopi Tora Bika sudah habis kuteguk. Waktupun sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Waktunya sarapan.

Mulai nge-Blog lagi

Setelah sempat mandeg selama satu bulan terakhir, akhirnya weekend ini postingan blog kembali dipublikasi. Meski dengan nafas yang sudah terengah-engah dan sesekali melenguh panjang. Kesibukan kali ini memang sangat menyita waktu. Akhir tahun, seperti biasanya merupakan saat dimana semua pekerjaan fisik dan keuangan harus diselesaikan. Menutup tahun anggaran tepat waktu. Disaat yang bersamaan pula, kami dipenuhi kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dimana saya kini didaulat sebagai Kepala Satuan Kerja sekaligus Pejabat Pembuat Komitmennya (PPK), untuk dua kegiatan. Belum termasuk Penataan Dokumentasi kegiatan Strategis Keciptakaryaan dan Pemetaan Jalan Lingkungan. Semuanya membutuhkan tenaga extra dan konsentrasi yang tidak sedikit. Tapi entah mengapa pula, yang namanya mood untuk menulis memang lagi redup belakangan. Semangat untuk update tak lagi menggebu. Yang ada, begitu sampai di rumah, aktifitas pun harus beralih ke anak-anak hingga malam tiba. Kalau sudah begitu, satu-satunya hibur

Air Mandi tak lagi Dingin

Ada masanya dahulu ketika bangun pagi rasanya malas untuk mandi karena air bak yang terlalu dingin mengelus badan. Ada juga masanya dahulu ketika duduk di bibir toilet lebih memilih cepat-cepat beranjak karena dinginnya keramik serasa menusuk tulang. Tapi kini, semua tak lagi bisa dirasa. Panasnya cuaca yang menghinggapi kota kami setahun terakhir cukup membuat gerah semua orang, khususnya yang tidak memiliki ac pendingin di ruang kamar mereka. Hal ini pun akhirnya mengubah doktrin yang telah kami percayai sejak kecil bahwa Hujan akan datang pada bulan yang namanya berakhiran -ber. Entah apa yang menyebabkannya begitu. Ada yang mengatakan bahwa ini adalah efek dari rumah kaca, atau gedung gedung tinggi memantulkan panas ke lingkungan mereka. Ada pula yang mengatakan bahwa ini adalah efek datangnya angin dari sisi benua yang kering. Bahkan ada juga yang menyalahkan penggunaan lampu sorot atau yang sering disangka sinar laser, sebagai pemecah awan dan menjauhkan hujan. Apapun itu, yang p

Harga BBM Bersubsidi (masih) keMahalan ?

Jika kalian menganggap keputusan kenaikan harga BBM bersubsidi yang diputuskan oleh Presiden Terpilih Joko Widodo beberapa hari yang lalu sebagai sebuah pengkhianatan rakyat, coba deh hitung-hitung dulu pemanfaatan BBM yang kalian serap untuk penggunaan sehari-hari lalu bandingkan dengan upaya penyelundupan BBM dengan transaksi senilai 1,3 Trilyun (ini yang baru aja ketahuan loh ya, gag termasuk yang selama ini dijalankan), di Batam sana yang menjadi akar bentrok antar aparat beberapa waktu lalu. Baca majalah Detik edisi terakhir (sabtu, 22 November 2014) yang salah satu liputannya menurunkan topik upaya Penyelundupan BBM 1,3 Trilyun di Batam tempo hari, benar benar membuat saya miris. Mengingat salah satu alasan terjadinya upaya tersebut adalah berkaitan dengan harga BBM bersubsidi bangsa kita yang dianggap terlalu murah oleh asing, sehingga mereka (sindikat penyelundup dan kawan kawan) membeli atau bahkan mencuri BBM bersubsidi yang kita ributkan saat ini, dan menjualnya kembali ke l

Rundown Rencana 7 Tahun Bali Blogger Community

Mai Ngblog lan Maplalianan Kenalkan kami, Bali Blogger Community (BBC) Ruang berinteraksi pemilik blog (jurnal online) dan pengguna internet, hingga kini jumlah anggotanya sekitar 500 orang dari Bali dan luar Bali Tentang Ulang Tahun BBC ke-7 Tahun ini, BBC 7 tahun dan akan dirayakan dengan mengapresiasi permainan tradisional, khususnya yang dibuat Sanggar Kukuruyuk yang dipimpin Made Taro. Selain itu, untuk mengapresiasi dan upaya berkontribusi, BBC akan membuat video tutorial untuk memublikasikan permainan yang akan dilaksanakan di lokasi acara. Maplalianan ini akan diikuti sejumlah komunitas, dibagi kelompok, dan dikompetisikan. Lokasi dan waktu acara Taman Baca Kesiman (TBK), Jl Sedap Malam 234, Denpasar Minggu, 23 November 2014 Detail dan pengisi acara Pk. 15.00 – 16.00 : Persiapan dan kedatangan (koord.dee dan ari) Pk. 16.00 – 18.00 : Games dan kompetisi dari berbagai komunitas diiringi sanggar kukuruyuk (koord.yudha dkk) Pk. 18.00 – 19.00 : Pemutaran video Pekak Kukuruyuk dan tr

AADC aja Reuni... Kok kalian enggak ?

Setelah melepas kalimat sebagaimana judul diatas di Group BBM Alumni Kelas III Fisika A1 SMAN 6 Denpasar tamatan tahun 1995, yang baru dibuat semingguan ini, ternyata responnya lumayan rame. Gag nyangka, padahal cuma iseng aja. Tapi yah wajar sih kalo mereka sudah pada kangen ngumpul. Terakhir kami makan dan cerita bareng itu kalo gag salah pertengahan tahun 2010 lalu, tepatnya beberapa hari pasca Reuni SMA Angkatan 92 . Waktu itu saya baru gabung di LPSE Badung. Kini berselang empat tahun, ide buat ngumpulin kawan-kawan datangnya pas saya bersua om Wisna, penglingsir Tarung Drajat Boxer yang kini sudah sukses luar binasa eh biasa *mahap om, pas upacara Nyekah di Pura Batur Pande Tonja beberapa waktu lalu. Tapi lama gag saya tindaklanjuti lantaran kesibukan kerja. Baru pas waktu istirahat di Manado kemarin kepikiran lagi buat ngumpulin sebatas di Group BBM, satu persatu dimulai dari om Wisna tadi yang pin BB nya saya todong waktu ketemuan dulu itu. Plus sodara saya yang punya hobi goso

Menanti waktu di Gate 1 Bandar Udara Sultan Hasanuddin

Masih sejam lagi sebelum jadwal keberangkatan kami. Sesi terakhir untuk perjalanan panjang ke Manado. Menanti waktu di Gate 1 Bandar Udara Sultan Hasanuddin. Mata sudah penat dan mengantuk. Pikiran juga mulai berat. Capek benar kali ini. Masih banyak hutang pekerjaan yang harus saya selesaikan dalam 2-3 hari kedepan. Terkait kegiatan PPIP yang saya lakoni selama di Manado, rencananya Senin tanggal 10 November besok akan turun Tim pemeriksa dari BPKP Provinsi untuk melakukan Audit Interim kegiatan Reguler 1 Tahun Anggaran 2014 yang secara pedoman saya pantau bakalan sekaligus pula dengan yang Reguler 2. Itu artinya, selama 20 hari kedepan hingga tanggal 30 November, kembali saya harus mendampingi Tim tersebut mengingat posisi yang saya jabat saat ini adalah selaku PPK atau Pejabat Pembuat Komitmen yang menandatangani Kontrak/SP3 bersama OMS atau Organisasi Masyarakat Desa. Dengan pola pemberdayaan masyarakat desa ini, tugas yang harus diselesaikan adalah fisik sebesar 40 % dengan progre

Selamat Pagi Bunaken

Hari ini kami memutuskan untuk menyeberang, mengunjungi salah satu obyek wisata terdekat di Sumatera Utara, hanya setengah jam menggunakan boat, delapan orang penumpang sekali jalan. Cuaca tampak cerah. Ombakpun terlihat tenang dari pinggir dermaga. Setelah menyetujui harga, kamipun melaut. Menikmati wisata air macam begini, tentu banyak kekhawatiran yang mampir dalam pikiran. Tapi setelah dibuang jauh-jauh, semua maha karya inipun bisa melewatkan waktu dengan cepat. Bunaken, kami datang… Perairan tampak begitu jernih dari atas kapal, di kejauhan beberapa lumba-lumba pun berloncatan di sekitar kami. Makin gag sabar ingin merasakan dinginnya pantai. Bersyukur beberapa perlengkapan menyelam di laut dangkal bisa didapatkan dengan size yang terbesar. Baik baju karet maupun sepatu kataknya. Hanya kaget ketika tahu bahwa kaca selam rupanya menutupi hidung. Maka jadilah musti mendengarkan short course dari rekan Gianyar yang tampaknya sudah jauh lebih mahir menghadapi kegiatan begini. Karena

dari Rest Area lantai 6 Aryaduta Manado

Aliran listrik sudah dua kali padam seharian ini, cukup bikin kaget untuk hotel sebesar Aryaduta Manado. Akhirnya saya memilih untuk keluar dari ruangan ballroom tempat pertemuan digelar sejak pagi. Masih di acara Sosialisasi Pedoman Audit Interim bersama BPKP. Agenda malam ini sebenarnya merupakan jadwal besok yang seperti biasanya acara-acara pegawai negeri, dimajukan agar bisa menikmati kota lebih awal, atau sekedar jalan jalan mencari oleh oleh, bisa juga menikmati istirahat pagi lebih panjang. Jadi ceritanya kali ini tahap akhir dari perjalanan sosialisasi audit, yaitu Desk Percepatan Pelaksanaan PPIP yang seharusnya sudah dimulai sejak pukul 18.30 tadi. Akan tetapi hingga waktu menunjukkan pukul 20.05, belum tampak tanda-tanda akan dimulainya acara. Gag salah juga sih kalo begini kondisinya. Jumlah peserta jadi jauh berkurang, beberapa usai makan malam tampaknya lebih memilih jalan keluar menikmati malam di Manado, sekedar cari oleh-oleh ataupun 3B-nya yang beken itu. He… apalagi

GA606 9.25 PM

Mata ternyata masih jua belum bisa terpejam. Padahal penerbangan sudah hampir dua jam lamanya. Sempat mampir tadi ke toilet belakang sambil ber-Selfie *uhuk *tampak wajah wajah lelah yang tertidur dengan posisi yang gag menentu. Waktu sudah menunjukkan pukul 9.25 malam. Sementara perjalanan perkiraan akan tiba satu jam kedepan. Kecepatan pesawat terpantau sekitar 800 km/jam, rasanya. Tapi memang, jam jam segini mata biasanya belum mengantuk. Kalo dirumah sih, jam segini biasanya masih diganggu Intan putri kedua kami, yang minta diputerin ‘ba ba’, sambil ngedot susu dan kelonan wajib dengan Bapaknya. Ohya, ‘ba ba’ adalah sebutan dari Intan untuk perangkat tabletpc Samsung Galaxy Tab 7+, ‘ponsel’ saya terdahulu yang kini sudah dihibahkan pada kedua putri saya tadi, dimana istilah ‘ba ba’ diingat setelah ia menyukai video Banana yang dinyanyikan oleh empat Minions mungil, salah satu trailer dari film animasi Despicable Me 2. Ah, bagaimana kabar anak itu yah… Waktu mulai beranjak ke pukul

From GA653 to GA606

Penerbangan GA606 tujuan Manado sepertinya baru bisa take off sekitar pukul 7.30 pm waktu Jakarta. Molor sejam dari jadwal yang tertera pada tiket. Waktu yang lama sebenarnya. Alasannya sih karena ramainya lalu lintas udara di Bandara Soekarno Hatta hingga pilot memutuskan untuk menunda keberangkatan. Kabin diramaikan rombongan remaja Korea yang sedang liburan sekolah. Di sebelah sayapun duduk dua diantaranya yang tampak lelah dan tertidur dengan lelapnya, dengan posisi yang mesra *uhuk *sementara mata ini belum jua merasakan kantuk hingga sayapun memilih untuk menulis *ah mengetik di perangkat ponsel sembari menunggu kapal ini diterbangkan. Belum ada tanda-tandanya. Gag banyak yang berubah dari Bandara Soekarno Hatta dari sejak awal saya melakoni penerbangan. Berbeda dengan Ngurah Rai yang per tadi siang rupanya penerbangan domestik dipindah ke area yang dahulunya difungsikan sebagai penerbangan internasional. Padahal waktu saya melawat ke Batam, posisi keberangkatan masih ada di sisi

Berangkat (lagi)

Sambil menikmati segelas Cappucino di Gate 2 ruang tunggu bandara Ngurah Rai, setelah memeriksa kembali tiket keberangkatan kali ini, sayapun mulai menuangkan isi kepala seperti biasanya,  menunggu jadwal yang telah ditetapkan Garuda Indonesia, minggu siang 2 November 2014. Untuk ketiga kalinya saya meninggalkan keluarga, demi menjalankan tugas dinas dengan tujuan Kota Manado Sulawesi Utara. Adapun agenda yang akan diikuti berkaitan dengan kegiatan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan atau yang lebih dikenal dengan PPIP. Sendirian (lagi) Sebetulnya melihat dari undangan yang disampaikan, tugas keluar daerah ini harusnya diemban 2 (dua) orang. Yaitu Kepala Satuan Kerja PIP Kabupaten Badung bersama Pejabat Pembuat Komitmen atau PPKnya. Sayang, ibu Kepala Bidang Permukiman dan Penyehatan Lingkungan yang ditunjuk sebagai Kasatker PIP Badung berdasarkan SK Kementrian PU per Oktober lalu, gag bisa ikut serta lantaran masih harus menyelesaikan Diklat PIM III serta menghadapi Pemeriksaa