Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2014

Masih tentang Palembang

Saat daratan mulai terlihat dari kaca jendela pesawat, mata tertumpu pada satu area luas yang lebih mirip Galian C, berada di pinggiran jalan besar dua lajur namun masih minim kendaraan. Selengang inikah Kota Palembang ? bathinku saat itu… Tidak salah memang jika hal tersebut terlintas di benak untuk beberapa saat. Yang ada hanya satu dua kendaraan roda dua terlihat melintas tanpa teman. Segera saat mata tertumpu pada ujung jalan yang masih berupa tanah dan tertutup lahan, oh… ini jalan baru yang belum dibuka rupanya. Hal ini akhirnya terungkap saat bapak Agung Nugrogo, Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang bercerita tentang usaha mereka dalam mengatasi sampah, drainase dan permukiman kumuh. Paparan atas beberapa pertanyaan dan apresiasi yang kusampaikan di sela kunjungan kami, tahap Benchmarking Diklat PIM IV Kabupaten Badung ke kota Pempek sedari Senin lalu. Terima Kasih juga pada mata dan ingatanku. Karena masih bisa mengingat nama jalan Kapten Rivai, dimana saat kami melintas, beb

Pengalaman Baru Palembang

Saat kami tiba di kota Pempek ini, satu hal yang terbayang di benak adalah… Kota Denpasar. Ya, situasi dan kondisimya gag beda jauh dengan kota kelahiran, baik dari model bangunannya yang masih sangat jarang ditemukan gedung tinggi, juga soal kebersihan dan lingkungannya. Jadi bisa dikatakan gag banyak perubahan hati ataupun mata yang dirasakan. Palembang punya luasan 40ribu Ha kalo gag salah ingat. Tidak jauh dari luasan Kabupaten Badung, tempat kerja kami di Bali. Akan tetapi jika mau disandingkan dari sisi lainnya, di Palembang tidak kami temukan yang namanya Sampah berserakan, Pengemis berkeliaran dan Pak Polisi yang berjaga di setiap persimpangan jalan. Mungkin menurut kalian bisa berbeda kelak. Soal sampah, kami akhirnya tahu mengapa bisa sedemikian hebat. Palembang infonya pernah mendapatkan predikat Kota Terjorok di tahun 2005 lalu. Akan tetapi berkat komitmen pemimpinnya saat itu, trofi Adipura sebagai lambang kebersihan akhirnya bisa diraih tahun berikutnya. Hingga kini merek

Liburan

Matahari masih tampak malu menampakkan diri saat aku memutuskan untuk menurunkan kaki di air yang dingin ini. Sendirian tanpa teman. Disekelilingku hanya ada tembok dan tanaman yang rupanya sempat pula menimbulkan kekhawatiran pada kehadiran ular yang bisa saja tiba tiba turun dan menggigitku dari bawah. Tapi ah… lupakan. Hari ini, aku memutuskan untuk Liburan. Kepala masih terasa pusing akibat jetlag beberapa hari lalu. Ditambah naik turun lift saat beraktifitas selama empat hari di Hotel Arya Duta Kota Palembang, melengkapi semua sakit yang menghampiri pasca penyusunan tugas dan presentasi kemarin. Aku benar benar butuh Liburan. Panas matahari mulai menyengat, menyadarkanku dari lamunan. Lama juga aku berada di kolam renang ini. Dan tak satupun kawan yang tahu keberadaanku disini. Aku sedang (berusaha) menikmati liburan. Meski hal-hal yang kutemui tidak sejalan dengan keinginanku. Maka waktu waktu seperti inilah yang seharusnya bisa kulalui dengan baik. Tak ada yang salah. Jadi biarl

Galau Malam Minggu

Meh… kanti jam segini belum jua kena aer mandi sejak pagi tadi… masih asyik mindahin beberapa video buat bekal si cantik senin nanti. Kini ia sudah bisa minta tambahan materi baru di tabletpc Samsung Galaxy Tab 7+ hasil hibah beberapa bulan lalu. Mintanya sederhana, video musik anak anak atau yang ada gambar anak anaknya. Menggalau nih ceritanya… Apa boleh buat, rencana kami untuk melaksanakan Best Practise, salah satu agenda Diklat PIM IV yang sudah dilakoni sejak tanggal 5 Mei lalu, kini sudah masuk ke tahap III, dan mau gag mau ya harus ikut ambil bagian sebagai bahan tambahan tugas dan ujian Juli nanti. Sesuai keputusan, kami akan mampir ke Palembang… Sumatera… errr… *cek Google… Selatan. Kota terbesar kedua di tanah Sumatera katanya. Info dari panitia Diklat, suasananya mirip-mirip Kota Denpasar, cuma sedikit lebih bersih *uhuk Palembang akan jadi sasaran kami selama satu minggu kedepan. Kalo gag salah, locus yang akan kami sasar ada Perijinan… DKP… dan… apa yah ? He… lupa. Ntar s

Pulang...

Gag biasanya hari ini semangat tiba tiba menurun… capek… pikiran, fisik, juga mood. Padahal gag banyak aktifitas yang dilakukan seharian tadi. Hanya olah raga pagi, dan belajar. Mungkin karena tugas RPP yang kini sudah semakin terlihat kesulitannya. Baik secara pemahaman alur berpikir, dan juga secara isi materi yang antar satu kelompok dengan kelompok lainnya, berbeda persepsi. Padahal sejak awal sudah berusaha menyeragamkan bentuk dan format, agar bisa satu bahasa. Tapi kehendak mengatakan lain. Entah kenapa juga wajah kawan kawan sejak pagi tadi rata-rata terlihat lesu. Beberapa bahkan mengeluh lelah dan memilih untuk tidak terlalu aktif selama jam pembelajaran. Praktis, suasananya pun jadi semakin suram. Apa ada kaitannya dengan penutupan Dolly yah ? atau beredarnya transkrip abal-abal antara bu Megawati dengan Jaksa Agung ? atau bisa juga gara-gara Piala Dunia yang kini sudah mulai kelihatan mana yang dipaksa pulang kampung… tapi yang jauh lebih masuk akal ya soal RPP tadi. Sebena

Ide itu lahir dari atas Jamban, Jenderal

Agar tetap bisa konsisten untuk menulisi blog www.pandebaik.com belakangan ini, dibutuhkan setidaknya tiga hal penting. Ide, waktu untuk menuangkannya dan Jamban. He… Persoalan Jamban kini sepertinya memang jauh lebih dibutuhkan ketimbang yang lain. Tentu saja dalam konteks menulisi blog. Karena di area inilah, yang namanya ide dan terkadang waktu untuk menuliskannya pun sekaligus hadir disitu. Aneh ? Tergantung kalian melihatnya… Tapi bagaimanapun juga, Jamban memang kerap menjadi solusi ketika persoalan ide dan waktu menuangkannya ini mulai mentok dan lama tak tersalurkan. Jadi kalopun kalian belum mencobanya, uji sendiri deh keakuratan ide tulisan saya hari ini. Hehehe…

Catatan Malam Minggu

Off Campus… Terhitung kemarin sore, bubaran belajar mata pelajaran Pak Partha, akhirnya kami bisa pulang juga dan berkumpul kembali dengan keluarga, sambil bercerita semua keanehan, kelucuan hingga tragedi bikin malu 3 menitan bimbingannya Bu Anny. Tapi sudahlah… semua itu toh kelak tetap akan menjadi cerita kami serta kenangan akan masa Diklat PIM IV… Touring… Tadi pagi, meluncur sendiri ke beberapa lokasi proyek tanpa mengajak atasan maupun bawahan, menggunakan motor ‘klingon’ plus bekal materi yang sudah disiapkan lengkap dalam gadget. Mulai dari Desa Dalung, Kerobokan Kaja, Kerobokan, menelikung ke Tibubeneng dan Canggu. Diselingi makan siang di pertigaan jalan kantor Camat Kuta Utara, perjalanan berlanjut ke Kerobokan Kelod, Seminyak, Tuban dan Kuta. Semua dilakoni dalam sehari. Fiuh… melelahkan tentu. Tapi sebenarnya… *eh daritadi saya cerita pake awal huruf T yah ? Ganti deh… Namun sebenarnya, agenda Touring dadakan ini gag sendirian sendirian amat sih. Tetep didampingi satu Tea

Tuhan (ternyata) Tidak Tidur

Sebetulnya agak kaget juga saat berita itu didapatkan beberapa waktu lalu. Pikiran secara otomatis bertanya tanya… tersangkut kasus apakah gerangan. Seperti biasa, GooGLe pun disusuri. Hasilnya mengejutkan. Ranah itu rupanya tersentuh juga pada akhirnya. Tapi yang mengejutkan tentu saja status yang kini telah disandang. Tuhan (ternyata) Tidak Tidur… bathinku. dan pada akhirnya pula, aku mempercayai hal itu. Mungkin memang benar kata kata orang tua. Bahwa ketika kita tidak menghormati lingkungan, kelak lingkunganpun yang akan menghukum. Entah dalam bentuk apa. Yang pasti, kini sudah ada satu cermin lagi. Yang bisa digunakan untuk berkaca bagi diri sendiri. Setidaknya untuk bersikap lebih bijak dan tetap pada jalurnya. Meskipun penderitaan itu seakan tiada henti mendera. Dalam waktu yang panjang pula. Aku bersyukur. Masih bisa melihat anak anak tumbuh hingga tidur dalam lelapnya. Aku bersyukur. Masih bisa mengajak orang tua untuk menikmati liburan dan rekreasinya. Aku bersyukur. Masih bi

Mengenal Potensi Diri

Pagi ini kami sudah menginjak hari ke-3 Tahap III Diklat PIM IV Angkatan V Kabupaten Badung, masih tetap berada di lingkungan yang sama meski berbeda penempatan kamar. Ada banyak perubahan tentu saja. Baik dari emosi, tata bergaul, pola hidup hingga yang remeh temeh penataan dan isi ruangan masing-masing. Katakanlah untuk saya pribadi, tidak banyak item yang saya bawa kali ini. Hanya beberapa potong baju, satu celana pendek dan panjang, dan jaket. item terakhir lantaran setiap sore hari, saya memilih pulang kerumah untuk sekedar bertemu barang sebentar dengan anak, istri dan orangtua. Mumpung dekat. Balik ke Diklat dan materinya, kemarin kami dibimbing oleh ibu Anny Pratiwi. Beliau membawakan Pengenalan Potensi Diri selama seharian penuh dan akan ditambah porsi setengah hari lagi kali ini. Apa saja isinya ? Unik, menggelitik, menarik sekaligus bikin ngikik. Ah sudahlah… ini penggunaan bahasa yang ngawur. Abaikan saja :p Tapi serius. Sesi kemarin, membuat kami bisa mengetahui jati diri

Klingon aka New Scorpio Z

Agak heran ketika membaca komentar dari om Viar, pemilik brand kendaraan dengan nama sama *eh di salah satu foto yang saya upload ke halaman Instagram beberapa waktu lalu. Klingon… begitu saja. Apa maksudnya ya ? Ternyata setelah minta bantuan mbah Google, baru deh nemu apa arti Klingon. Klingon itu dalam istilah sebenarnya adalah sebutan atau nama salah satu tokoh antagonis di film seri Star Trek yang dapat dikenali lewat bentuk batok kepala yang sedikit lebih besar dari manusia biasa. Nah trus kaitannya dengan komentar tadi apa yah ? Rupanya Klingon merupakan sebutan bagi kendaraan bermotor besutan Yamaha New Scorpio Z yang memiliki batok kepala lampu mirip mirip dengan tokoh Klingon dalam film Star Trek tadi. Ah… baru bisa dipahami. Klingon atau sebutan bagi batok kepala lampu New Scorpio Z ini sebenarnya bagi saya tidak terlalu mengganggu, meskipun baik di forum ataupun review dari pengguna kendaraan berkapasitas 225 cc ini merupakan salah satu faktor yang menurunkan penilaian oran

Off Campus

Matahari !!! Huuu Haaaaaa !!! Selamat Pagi !!! Pagi Pagi Pag… *eh  Mimpi apa nih ? Mih… Maaf Maaf… yang tadi itu ceritanya Yel Yel kami, kelompok Matahari (tapi bukan Bunga Matahari Shincan loh yah…) yang begitu dibanggakan saat dipamerkan didepan dua puluh peserta Diklat PIM IV Angkatan V Kabupaten Badung… Meski gag dapet Juara Umum dan menyabet emas, tapi pengalaman kali ini memang amat berkesan… apalagi pernah punya pengalaman jatuh dan amnesia saat outbound masa prajabatan terdahulu. Jadi bisa dikatakan yang sesi hari terakhir itu merupakan sesi bertahan hidup normal… ups… Jika tulisan dua makan siang kemarin ada kaitannya dengan tulisan sebelumnya yang golput itu, maka tulisan kali ini ada kaitannya juga dengan tulisan sebelumnya yang… eh yang mana yah ? Jadi ceritanya nih usai melakoni 13 hari kerja On Campus di pendidikan pola baru ini, semua peserta angkatan V Kabupaten Badung (sebetulnya angkatan pertama di kabupaten Badung untuk pola baru) kembali ke kantor masing masing (off

Dua Pilihan dan makan siang

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 wita. Siang yang terik sebetulnya jika kami masih berada di area Denpasar. Sesuai arahan dari panitia, sejak pagi tadi kami tidak diijinkan membawa dompet dan ponsel selama mengikuti Outbound. Praktis saat hari sudah sesiang ini, satu satunya pilihan yang kami nanti tentu saja makan siang yang telah disiapkan oleh Panitia. Apalagi outbound yang ditujukan untuk menguji fisik, mental dan pola berpikir sejak awal tadi lumayan menguras tenaga, mengurai tawa canda bahkan sedikit duka lantaran kekalahan di beberapa permainan. Tapi santai, yang saya ingin bahas disini bukanlah bagaimana jalannya outbound atau kelanjutannya. Hanya berandai-andai saja. Tingkat keakuratan sebelum paragraf ini tentu bisa dipercaya, namun setelah ini ya jadikan saja sebagai bahan perenungan. Ketika berada dalam kondisi diatas, Panitia memberi kami dua pilihan makan siang. Masing-masing paket makan tentu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing baik dari segi kualitas makanan

Masih Mau Golput lagi ?

Dalam hidup saya yakin, kita seringkali dihadapkan pada dua pilihan yang berseberangan arah untuk diputuskan segera. Dimana masing-masing pilihan akan mengantarkan kita pada arah, tujuan dan konsekuensinya masing-masing. Ada jalan yang terjal namun memiliki tawaran yang menggiurkan di awal, begitupun sebaliknya. Ada jalur yang salah, ada pula yang benar namun penuh rintangan. Andai pun kita kurang berkenan dengan pilihan tersebut, biasanya kita tak akan mengambil langkah apapun dan diam di tempat tanpa satupun kemajuan yang didapat. Apapun resikonya, untuk maju kita memang harus berani menghadapi dan memilih salah satu dari dua pilihan tersebut. Demikian pula dengan bangsa ini. Pertengahan tahun 2014 nanti, kita semua rakyat Indonesia akan dihadapkan pula pada dua pilihan, calon pemimpin bangsa, yang jujur saja sangat sulit untuk ditentukan kelebihan dan kekurangannya secara akurat mengingat antara berita maupun fakta yang disampaikan oleh media, masih simpang siur kebenarannya. Sehing