Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2010

Update Status FaceBook/Twitter dengan BLackBerry Torch 9800S

Bagaimana caranya membedakan update status via FaceBook for BLackBerry antara yang menggunakan perangkat BLackBerry dengan yang memanfaatkan aplikasi ‘update status via’ seperti yang pernah saya tulis tempo hari ? gampang kok… Arahkan kursor mouse melalui layar pc atau laptop dan perhatikan alamat url yang dituju oleh tulisan update status via FaceBook for BLackBerry yang biasanya terdapat dibawah status orang yang bersangkutan. Kalau alamat yang dituju adalah facebook.com/mobile/?v=2254487659 , itu artinya status di-update melalui perangkat BLackBerry apapun serinya. Namun apabila alamat yang dituju adalah facebook.com/apps/application.php maka bolehlah sedikit curiga dengan update status orang yang dimaksud. Update status model begini biasanya dilakukan hanya untuk gaya-gayaan saja, seperti yang pernah saya lakukan terdahulu . Sisi positifnya adalah, update status bisa dilakukan dengan model via apapun. Mau dengan iPad, iPhone 4, Android, bahkan via mesin ketik, warnet atau kamar

Introducing BlackBerry Torch 9800

“Berapa sih harga Torch ( BlackBerry Torch 9800 ) ?” tanya seorang teman beberapa waktu lalu. “4,2 jt… (asal jawab)” kataku. “ah, masa siy bisa lebih murah dari Onyx (BlackBerry Onyx 9700) ?” tambah si teman. Wajar saja kalau teman saya itu tak percaya dengan jawaban yang diberikan, lantaran kabarnya Torch ( BlackBerry Torch 9800 ) bakalan dilepas dengan kisaran harga 7 juta rupiah (kontrak dengan operator) dan 11 juta rupiah untuk yang versi BM ( black market alias ilegal atau melalui pasar gelap). Harga yang menjulang saya rasa patut dimaklumi karena Torch memang belum edar secara luas di Indonesia. Sama halnya ketika rilis iPhone perdana beberapa tahun lalu. Tapi ngomong-ngomong sehebat apa sih Torch dibanding dengan rilis BlackBerry sebelumnya hingga harga jualnya bisa semahal itu ? Pertama, dilihat dari masa edarnya. Torch merupakan rilis BlackBerry pertama yang mengadopsi OS (sistem operasi) terbaru yang dikembangkan oleh RIM (Research In Motion) yaitu versi 6.0. Kabarnya rilis

Will it Blend ?

Ada beragam cara yang dilakukan oleh pihak marketing untuk memasarkan atau mempromosikan sebuah produk demi menarik perhatian calon konsumennya. Entah itu untuk membuktikan kualitas produk, estetika ataupun fungsionalnya. Belakangan cara-cara promosi yang dilakukan sudah jauh lebih modern atau malahan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yaitu dunia maya. Will it Blend ? merupakan salah satu contoh yang paling ekstrem (dalam arti positif) demi mempromosikan produk blender melalui dunia maya. Saya katakan demikian, karena cara promosi yang dilakukan sama sekali tidak berupa spam email (yang biasanya menawarkan sejumlah besar investasi atau produk viagra dan sejenisnya) ataupun menulis spam comment pada halaman orang (blog, facebook dan sejenisnya). Adalah Tom Dickson pendiri Blendtec mencoba memanfaatkan salah satu portal penyedia video terbesar YouTube (satu-satunya media yang digunakan) untuk memasarkan produk blender yang ia ciptakan. Dimulai dari 30 Oktober 2006, Tom merekam p

Mengenal Motorola Q CDMA

Seperti yang pernah saya katakan dalam tulisan sebelumnya bahwa ponsel Motorola Q CDM A bukanlah ponsel baru keluaran terkini alias jadul. Rilisnya kurang lebih berawal pada tahun 2005 yang kalau disejajarkan dengan rilis ponsel Nokia, hampir bersamaan dengan seri 7610 dan 6630 yang diklaim sebagai ponsel pertama Nokia berkamera 1 MP, begitu pula dengan Nokia Communicator 9500 yang hanya beresolusi VGA. Itu sebabnya untuk ukuran sebuah ponsel pintar (baca:smartphone), Motorola Q CDMA hanya menyematkan resolusi kamera yang sama dengan kemampuan ponsel berkamera saat itu yaitu sebesar 1,3 MP. Demikian pula dengan kemampuan koneksi nirkabelnya yang tidak mendukung Wifi secara built in kendati dapat ditambahkan secara opsional. Sebagai sebuah ponsel pintar, Motorola Q CDMA sudah memenuhi satu syarat atau standar mutlak yaitu menggunakan sistem operasi sebagai basic pengoperasian ponsel. Adapun sistem operasi yang digunakan adalah Windows Mobile Smartphone 5.0 . Penggunaan rilis sistem ope

Motorola Q CDMA Jagoan Baru PanDe Baik

Akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada Motorola Q sebagai ponsel berjaringan CDMA pasca kasus penuhnya memori phonebook yang tersedia dalam ponsel Nokia 6275i ditambah memori kartu Telkom Flexy. Sekedar informasi bahwa kapasitas phonebook yang disediakan oleh ponsel Nokia 6275i CDMA sebanyak 500 dengan pilihan multiple entry yang artinya bisa jadi satu nama kontak memiliki dua sampai tiga nomor telepon, alamat email, alamat web, catatan khusus atau bahkan image foto, sedangkan kartu Telkom flexy yang saya miliki hanya mampu menampung seperlimanya atau sekitar 100 kontak dengan perbandingan 1:1, yang artinya satu nama untuk satu nomor kontak. Ternyata mau tidak mau yang namanya ‘kepenuhan kapasitas memori phonebook baik yang tersedia dalam memory ponsel maupun kartu dialami juga. Kalau tidak salah dimulai sedari awal tahun 2010. Bisa jadi lantaran saat itu saya menemukan kontak teman-teman masa sekolahan SMA yang kemudian merencanakan Reuni awal April kemarin, juga kontak Semeton Pan

Menanti Waktu di ‘Padang Bulan’

Tak sulit untuk membuatku terdiam dalam waktu yang lama, berikan satu novel dan tinggalkan. Biasanya pikiranku akan mencoba untuk berpikir, menelaah dan kemudian berusaha menikmati. Satu demi satu langkah itu berjalan dan selesai. ‘ Padang Bulan ’ karya Andrea Hirata . Novel yang berkisah tentang Enong, seorang gadis berusia 14 tahun yang sangat gemar pada pelajaran bahasa Inggris, namun secara mendadak terpaksa harus berhenti sekolah dan mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga. Ada pula kisah cinta ‘sehidup semati’ Zamzami dan Syalimah, kedua orang tua Enong menghiasi kilas balik perjalanan hidup mereka. Sebuah kejutan yang mampu memutarbalikkan kenyataan. Pasca tetralogi Laskar Pelangi , Sang Pemimpi , Edensor dan Maryamah Karpov , Andrea Hirata ‘si keriting Ikal’ kembali menawarkan novel dwilogi ‘Padang Bulan’ dan ‘Cinta di Dalam Gelas’. Bagi mereka yang telah menantikan karya sejak lama, pastilah novel ini mampu menjadi pengobat dahaga. ‘Padang Bulan’ hanyalah awal dari sek

Catatan Kecil Dharmawacana Yowana Paramartha Warga Pande

Sebagai sebuah kegiatan perdana yang digagas oleh sebuah (cikal bakal) organisasi berbasis sosial tingkat Kabupaten/Kota, saya pribadi memberikan acungan jempol atas terselenggaranya Dharmawacana Yowana Paramartha Warga Pande di Museum Seni Neka Sanggingan Ubud, Minggu 15 Agustus 2010 kemarin. Meski masih banyak kekurangan yang barangkali terlihat secara jelas selama proses berlangsung. Jujur, kami sendiri agak shock ketika mengetahui perubahan besar yang bakalan terjadi pada kegiatan Dharmawacana yang sedianya kami rencanakan secara sederhana. Apalagi ketika usulan kami ini ditanggapi serius oleh pengurus induk organisasi tempat kami nantinya bernaung, Maha Semaya Warga Pande saat pertemuan dadakan di Pura Penataran Pande Tamblingan, Sabtu 7 Agustus 2010 lalu. Banyak masukan serta kritikan yang kami dapatkan baik secara lisan maupun tulisan terkait pelaksanaan Dharmawacana sedari awal hingga berakhirnya acara. Ada yang tidak puas dengan cara penyampaian materi, kedalaman materi hing

Tentang Dharmawacana Yowana Paramartha Warga Pande

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 wita namun belum jua ada tanda-tanda dimulainya Dharmawacana Yowana Paramartha Warga Pande dari pihak Panitia. Meskipun beberapa narasumber telah hadir, rupanya panitia masih menunggu kehadiran Kompyang Wisastra Pande, Ketua Umum Maha Semaya Warga Pande Propinsi Bali yang direncanakan membuka kegiatan Dharmawacana. Beberapa Panitia dari Yowana bahkan sudah mulai menampakkan kegelisahannya terkait jumlah peserta yang hadir dikhawatirkan tidak mencapai 200 orang seperti tantangan Pengurus Harian Maha Semaya Warga Pande saat rapat bersama pada upacara 42 hari Pura Pentaran Pande Tamblingan waktu lalu. Molor 2 (dua) jam, kegiatan dharmawacana baru bisa dilaksanakan. Meski demikian mundurnya waktu pelaksanaan tidak terlalu dirasakan lantaran sebelum Dharmawacana dimulai, baik peserta maupun beberapa Panitia dipersilahkan melihat-lihat Koleksi Keris Tangguh dan Kamardikan yang dipajang di Museum Seni Neka. Wacana Babad dan Prasasti Pande yang dibawakan ol

Sedikit Cerita tentang Tulisan ber-Tema Keris (dan Bhisama)

Dalam dua minggu terakhir tulisan yang dipublikasikan pada blog PanDeBaik seakan diselimuti aura Keris sampai-sampai beberapa teman yang rajin menyambangi blog satu persatu meng-sms saya ‘sejak kapan PanDeBaik berpindah tema ? dari yang biasanya melulu tentang teknologi ponsel kini malah lebih mengarah pada budaya bangsa ini… Keris. Seperti halnya yang pernah saya ungkap dalam update status jejaring sosial FaceBook akhir Juli lalu, terkait tulisan bertemakan Keris (dan Bhisama ) yang dipublikasikan sejak awal Agustus, murni saya dedikasikan sebagai pembelajaran atau tambahan pengetahuan bagi Generasi Muda Warga Pande, dalam rangka DharmaWacana tentang keris dan Bhisama di Museum ‘Keris’ Neka, Sanggingan, Ubud, Gianyar. Adapun terkait DharmaWacana tersebut diselenggarakan sebagai awal proses pembentukan Yowana Paramartha Warga Pande , sebuah wadah berorganisasi dan bersosialisasi bagi Teruna Teruni Generasi Muda Warga Pande di tingkat Kabupaten dan Kota. Sebagai pilot project , semen

Dokumentasi Dharmawacana @ Museum Neka

…akhirnya DharmaWacana itu selesai juga… tembus 250 peserta… Terima Kasih, Matur Suksema ring Semeton Warga Pande, khususnya Yowana Paramartha ‘Teruna Teruni’ yang sudah ikut serta hadir dalam kegiatan yang sangat luar biasa ini… Lokasi Dharmawacana ‘Museum Seni Neka’ Sanggingan – Ubud bersama banner karya Mahendra Sila …jumlah pesertanya tembus 250 orang oi !!! YanDe Putrawan sang DanCuk (komanDan puCuk -minjem istilah anak BBC) memberikan Laporannya didepan para penglingsir Warga Pande dan (tentu saja) peserta… Uwe Suteja Neka saat menyajikan ‘keajaiban (baca:keseimbangan) sebuah maha karya Mpu Pande… Keris… Pemberian Kenang-kenangan dari Yowana Paramartha karya (lagi-lagi) Mahendra Sila (paling kanan), sebuah karikartun Jejeneng Keris sekaligus pemilik Museum Neka , Pande Wayan Suteja Neka yang digambarkan berdampingan dengan Sira Mpu Sri Dharmaphala Vajrapani Akhirnya… SALUTE pada semua Semeton yang sudah membantu mewujudkan Dharmawacana ini… Sampai jumpa di Kegiatan berikutnya

tentang Yowana Paramartha Maha Semaya Warga Pande (Propinsi Bali)

Yowana Paramartha Maha Semaya Warga Pande merupakan sebuah wadah organisasi remaja (semeton Pande) yang berada dibawah organisasi Maha Semaya Warga Pande . Sekedar informasi bahwa Maha Semaya Warga Pande adalah sebuah lembaga yang didirikan pada tahun 1975 bertujuan mempersatukan dan mengantarkan warganya mencapai jagaddhita dan moksa , sejahtera jasmani dan rohani. Pembentukan lembaga Maha Semaya Warga Pande merupakan janji besar Warga Pande untuk mempersatukan diri sesuai kejaten Pande dan memperjuangkan kesetaraan secara intern dan ekstern. Pembentukan organisasi Yowana Paramartha Warga Pande diatur dalam Pasal 10 Anggaran Dasar Semaya Warga Pande Propinsi Bali tanggal 1 Juni 2007. Organisasi Yowana Paramartha Warga Pande tersusun : Yowana Paramartha Warga Pande Propinsi Bali atau Pusat Yowana Paramartha Warga Pande Propinsi Luar Bali Yowana Paramartha Warga Pande Kabupaten/Kota se-Bali Yowana Paramartha Warga Pande Kecamatan se-Bali. Terkait struktur organisasi dan pengurus Yowa

Sekilas tentang Pura Indrakila Kintamani Bangli dalam kaitannya dengan Warga Pande

Pura Indrakila merupakan salah satu Pura Kahyangan Jagat yang disungsung oleh Umat Hindu dari seluruh Bali, terletak di sebuah perbukitan Desa Dausa Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Berjarak kira-kira 40 km dari Kota Bangli kearah utara menuju Singaraja. Pura yang diempon oleh dua Desa Dinas yaitu Desa Dinas Dausa dan Desa Dinas Satra ini, melangsungkan piodalan bertepatan dengan Purnama Sasih Kapat (keempat) yang dikenal dengan ‘Ngusaba Kapat. Piodalan ini bersamaan waktunya dengan piodalan di Pura Tulukbiyu dan Pura Pucak Penulisan Kintamani, dimana ketiga pura tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat dengan Warga Pande. Tata letak pelinggih pada area Utamaning Mandala di Pura Indrakila sangat berbeda dengan tata letak pelinggih-pelinggih pura lainnya di bali. Pura Indrakila tampaknya seperti pura kembar dimana pelinggih-pelinggih yang ada disebelah kanan dan sebelah kiri pura simetris baik jenis dan jumlah bangunannya yang persis sama dan sebangun. Pura Indrakila sudah be

Mengetahui Bhisama Warga Pande (bag.3) Kelima dan Keenam

Informasi (lanjutan) berikut saya turunkan sebagai sebuah bahan pembelajaran agar Semeton Yowana Warga Pande khususnya dan Semeton Warga Pande umumnya dapat mengetahui secara garis besar terkait 6 (enam) Bhisama Warga Pande (dipecah menjadi 3 tulisan) dalam kegiatan Dharmawacana di Museum Seni ‘Keris’ Neka hari Minggu tanggal 15 Agustus 2010. Bagi yang belum mengetahui apa pengertian Bhisama secara umum (dari dua sisi), dapat melihat kembali tulisan (tepatnya, pertanyaan) saya sebelumnya terkait ‘Sejarah Bhisama Warga Pande . * * * Bhisama kelima, berupa bhisama tentang Pesemetonan antar Warga Pande yang diingatkan untuk tidak lupa pada jati diri dan seluruh keluarga, atas dasar keturunan atau sedarah daging. Jangan merasa memindon (saudara tingkat III) , sejauh-jauhnya adalah memisan (saudara tingkat II) . Tidak ada yang lebih rendah, tidak ada yang lebih tinggi. Seperti pohon ada yang berbuah ada yang tidak berbuah (bernasib baik-tidak bernasib baik) . Tidak boleh menjual saudara d

Mengetahui Bhisama Warga Pande (bag.2) Ketiga dan Keempat

Informasi (lanjutan) berikut saya turunkan sebagai sebuah bahan pembelajaran agar Semeton Yowana Warga Pande khususnya dan Semeton Warga Pande umumnya dapat mengetahui secara garis besar terkait 6 (enam) Bhisama Warga Pande (dipecah menjadi 3 tulisan) dalam kegiatan Dharmawacana di Museum Seni ‘Keris’ Neka hari Minggu tanggal 15 Agustus 2010. Bagi yang belum mengetahui apa pengertian Bhisama secara umum (dari dua sisi), dapat melihat kembali tulisan (tepatnya, pertanyaan) saya sebelumnya terkait ‘Sejarah Bhisama Warga Pande . * * * Bhisama ketiga, berupa bhisama agar Warga Pande mematuhi larangan atau pantangan atau perbuatan yang harus dihindari, yaitu perbuatan Asta Candhala, agar Warga Pande berhasil menjadi pemimpin manusia yang utama. Adapun yang dimaksud dengan perbuatan Asta Chandala yaitu : Amahat, ngaran manginum amdya, metu mawero (minum minuman keras yang memabukan) Amalanathing, ngaran maka balandhang jejuden (menjadi bandar judi) Anjagal, ngaran amati mati pasa, madwa

Mengetahui Bhisama Warga Pande (bag.1) Pertama dan Kedua

Informasi berikut saya turunkan sebagai sebuah bahan pembelajaran agar Semeton Yowana Warga Pande khususnya dan Semeton Warga Pande umumnya dapat mengetahui secara garis besar terkait 6 (enam) Bhisama Warga Pande (dipecah menjadi 3 tulisan) dalam kegiatan Dharmawacana di Museum Seni ‘Keris’ Neka hari Minggu tanggal 15 Agustus 2010. Bagi yang belum mengetahui apa pengertian Bhisama secara umum (dari dua sisi), dapat melihat kembali tulisan (tepatnya, pertanyaan) saya sebelumnya terkait ‘Sejarah Bhisama Warga Pande . * * * Bhisama pertama, berupa bhisama agar Warga Pande tidak lupa menyungsung Pura Besakih dan Pura Penataran Pande di Besakih. Bhisama ini dipesankan dengan tegas oleh Mpu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala di Pura Bukit Indrakila. Selengkapnya dapat dilihat pada tulisan berikut . Warga pande harus menyadari bahwa Pura Penataran Ida Ratu Bagus Pande di Besakih memang mempunyai kaitan yang sangat erat dengan Pura Besakih. Gelar abhiseka Ida Bhatara di Penataran Pande di Be

Keris sebagai Pengingat Keutamaan Moral dan Spiritual

Informasi berikut merupakan lanjutan dari makalah ‘Sebuah Logika Kultural Tentang Keris’ yang disampaikan dalam diskusi ilmiah ‘Keris dalam Perspektif Keilmuan’ 17-18 November 2009 di ISI Surakarta dan ditulis oleh Tony Rudyansjah seorang Pengajar dan Sekretaris Program Pascarasjana Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Adapun tujuan pengambilan tulisan adalah dalam rangka pembelajaran sebelum pelaksanaan DharmaWecana tentang Keris pada tanggal 15 Agustus 2010 nanti di Museum Keris Neka, Sanggingan Ubud. * * * Selama masa ‘pencarian’ keris dengan  khodam (gaib) itu, si pelaku selalu mendapatkan pesan gaib dari leluhurnya. Si pelaku harus bisa membaca dan menangkap makna sejatinya yang tersembunyi di balik berbagai pesan gaib tersebut. Ujian terberat yang dihadapinya dimaksudkan justru untuk bisa mengungkap makna tertinggi dari esensi kehidupan yang rutin  dilakoni si pelaku dengan berbagai rintangan dan hambatan tidak ringan yang menyertainya.

Nilai-nilai Keris sebagai sebuah Pusaka berkekuatan Gaib

Informasi berikut merupakan makalah ‘Sebuah Logika Kultural Tentang Keris’ yang disampaikan dalam diskusi ilmiah ‘Keris dalam Perspektif Keilmuan’ 17-18 November 2009 di ISI Surakarta dan ditulis oleh Tony Rudyansjah seorang Pengajar dan Sekretaris Program Pascarasjana Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Adapun tujuan pengambilan tulisan adalah dalam rangka pembelajaran sebelum pelaksanaan DharmaWecana tentang Keris pada tanggal 15 Agustus 2010 nanti di Museum Keris Neka, Sanggingan Ubud. * * * Keris biasanya ditanggapi sebagai suatu benda yang bernilai tinggi atau pusaka, bukan karena tinggi harga jualnya dan bukan juga karena kehalusan dan keindahan bentuk fisiknya semata, melainkan lebih karena diyakini orang mengandung ‘isi kekuatan gaib’ yang berada di dalamnya. Isi atau kekuatan gaib yang berada di dalam keris seringkali disebut dengan istilah ‘khodam’ . Khodam atau kekuatan gaib itu bisa muncul dalam penampakannya dalam wujud yang men

Mengenai SEJARAH Bhisama Warga Pande

Tulisan berikut sebenarnya bukanlah sebuah cerita, pengalaman atau bahkan pengetahuan yang sepatutnya dibagi dengan harapan akan memiliki kegunaan bagi yang membacanya, namun hanyalah sebuah uneg-uneg pertanyaan yang kerap hadir dipikiran saya apabila berbicara tentang 6 (enam) Bhisama Warga Pande yang telah dikenal oleh sebagian besar Semeton Warga Pande. Adapun, apa yang menjadi pertanyaan saya ini hanyalah sebagai sebuah tambahan pembelajaran rencana Dharmawacana di Museum Seni ‘Keris’ Neka Sanggingan Ubud. Harapannya sederhana saja, barangkali kelak ada yang mampu menjawabnya (bahkan jika bisa sebelum tanggal 15 Agustus nanti) dan memberikan pencerahan bagi seluruh Warga Pande. Terkait BHISAMA WARGA PANDE, kalo tidak salah tempo hari semeton tiang Putu Yadnya (id FB: Pande Bali ) sempat memposting 6 (enam) Bhisama Warga Pande di Group Warga Pande Bali , namun ada hal-hal yang mengganjal pikiran saya sejak awal. Sejauh mana kita (sebagai seorang Warga Pande) mampu memahami apa it

Kriteria Pemilihan Keris Koleksi Neka Art Museum

Tulisan berikut diambil dari Makalah Diskusi Ilmiah ‘Keris dalam Perspektif Permuseuman’ oleh  Pande Wayan Suteja Neka yang diselenggarakan di Surakarta 17-18 November 2009 lalu. Adapun tujuan diturunkannya tulisan berikut adalah sebagai tambahan pembelajaran Rencana  DharmaWacana tentang Keris dan Bhisama Pande di Museum ‘Keris’ Neka Sanggingan Ubud Gianyar pada tanggal 15 Agustus 2010 nanti. * * * Di dalam kegiatan pemilihan karya-karya keris di Neka Art Museum, Pande Wayan Suteja Neka dibantu seorang kurator keris KRHT Sukoyo Hadi Nagoro. Disamping itu untuk pemilihannya sendiri didasari oleh beberapa aspek penting (dibedakan menurut keris tangguh/sepuh dengan Kamardikan) antara lain : A.  Pemilihan Keris tangguh sepuh/tua Aspek Fisik Keris yang berkaitan dengan : Kondisi keris yang masih utuh (kerusakan kurang dan 5%) dan original bahwa karya tersebut belum pernah di perbaharui (disethek) Bahan, bilah keris dan kelengkapannya dibuat dan bahan pilihan misalnya bagian hulu, warang

Koleksi Keris di Neka Art Museum

Tulisan berikut diambil dari Makalah Diskusi Ilmiah ‘Keris dalam Perspektif Permuseuman’ oleh Pande Wayan Suteja Neka yang diselenggarakan di Surakarta 17-18 November 2009 lalu. Adapun tujuan diturunkannya tulisan berikut adalah sebagai tambahan pembelajaran Rencana DharmaWacana tentang Keris dan Bhisama Pande di Museum ‘Keris’ Neka Sanggingan Ubud Gianyar pada tanggal 15 Agustus 2010 nanti. * * * Koleksi keris bersejarah (tangguh/sepuh/tua) Perjalanan sejarah keris di Bali yang diduga telah ada semenjak zaman Bali Kuna dengan bukti diketemukanya Prasasti Sukawana A1, berangka tahun 804 caka atau 882 M. Manuskrip kuno `Pande Bang Tawang’ yang menjelaskan bahwa pada masa Prabu Airlangga di Jawa Timur terdapat seorang Empu dari Jawa yang menuju Bali dan mengembangkan ilmu seni tempa di tempat barunya (Bali). Prasasti Bulian A (caka 1103 atau 1181 M) yang diterbitkan atas nama Sri Maharaja Jaya Pangus, tersimpan di Desa Bulian Singaraja dimana didalam prasasti tersebut telah disebutkan

DharmaWacana Yowana Paramartha Semeton Pande

SUSUNAN PANITIA DHARMA WACANA , Museum Neka, 15 Agustus 2010 Ketua : Yande Putrawan @Yande Putrawan ( 081237533999) Sekretaris : Pande Putu Yadnya @Pande Bali ( 0817556999 ) Bendahara : Gek Tu Cipluk ( 089685554595 ) Yulita Pandewi ( 081805508222 ) Sie – sie : 1. Sie Dokumentasi : Geni Geni & Ari Susanta 2. Sie Konsumsi : 3. Sie Acara : 4. Sie Humas + Publikasi : Dego Suryantara ( 081558703288 ) Blijunk Adi Susanta (0857374122262) 5. Sie Transportasi : Pande Gus D. ( 087861847294) Koordinator Wilayah : 1. Koor. Wil. Badung : Pande Jaucher ( 081558801687 ) 2. Koor. Wil. Tabanan : Gek Tu “Cipluk” ( 089685554595/ 08179704600 ) 3. Koor. Wil. Gianyar : Gede Funday (085237473173 ) 4. Koor. Wil. Kodya Denpasar : Pande Gus Hardy ( 081239404011/ 081936254442 ) 5. Koor. Wil. Klungkung : Arik Denok 6. Koor. Wil. Bangli : Komang Suarsana 7. Koor. Wil. Buleleng : Pande Juni Artawan 087861397071 8. Koor. Wil. Negara : Dego Suryantara ( 081558703288 ) 9. Koor. Wil. Karangasem : Dego Suryantara (

Pande Wayan Suteja Neka, Terinspirasi Sang Leluhur

Tulisan oleh KA Wirawan / Maza Yudha yang dimuat dalam majalah Keris  Volume 18 Tahun 2010 . Mengisahkan tentang profil seorang Pande Wayan Suteja Neka dalam konteks kelahiran Museum Keris Sanggingan Ubud. Sekedar informasi bahwa Beliau ini pada tanggal 15 Agustus 2010 nanti akan memberikan DharmaWecana tentang Keris di tempat yang sama. * * * Semula Suteja Neka hanya dikenal sebagai pemerhati seni rupa, kolektor lukisan, kemudian mendirikan museum yang ia beri nama Museum Seni Neka . Namun, di ulang tahun ke-25 museum itu, 2006, tiba-tiba hati Suteja Neka tergerak untuk memberi warna lain pada museumnya. Neka yang sejak kecil memang sudah akrab dengan keris lantas terpikir untuk memberi tempat bagi sejumlah keris miliknya di museum yang terletak di Sanggingan, Ubud, Bali itu. Jadilah keris menempati tempat khusus di museumnya. Kecintaan Pande Wayan Suteja Neka memang tidak muncul begitu saja. la memiliki darah pande turun temurun. Leluhurnya bernama Ki Pande Sesana Tamanbali, seo

Keris dan Budaya Masyarakat Bali

Informasi berikut saya ambil dari tulisan milik Suryono Suryodirdjo yang dimuat dalam majalah Keris Volume 18 Tahun 2010 ‘Ketika Keris Bali Masih Sakral’ . Adapun tujuan pengambilan tulisan adalah dalam rangka pembelajaran sebelum pelaksanaan DharmaWecana tentang Keris pada tanggal 15 Agustus 2010 nanti di Museum Keris Neka, Sanggingan Ubud. * * * Mengamati sebilah keris, seperti membaca kumpulan cerita dan mantra doa. Tidak hanya di Jawa, tapi juga di wilayah Indonesia lainnya – bahkan di negeri tetangga seperti Malaysia. Bagi masyarakat Bali, keris adalah sebuah simbol kekuatan leluhur dan alam semesta. Kendati ada sebagian kecil masyarakat Bali yang sudah memulai memperdagangkan keris seperti yang terjadi di Pulau Jawa, namun rata-rata mereka masih menjunjung tinggi makna dan nilai sebilah keris. Apalagi untuk keris pusaka warisan leluhur, orang Bali sangat mengeramatkannya. Umumnya, mereka memesan keris untuk keperluan upacara dan ritual keagamaan. Misalnya saja, untuk menghadir