Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2009

Aktifkan GPRS ponsel-mu

Yang namanya Internet setahun belakangan ini agaknya sudah mulai jadi topik yang lumrah. Bisa jadi lantaran demam BLackBerry hingga iming-iming berbagai ponsel yang mengiklankan diri ‘bisa Facebook-an loh…’ Makanya sempet surprised juga saat orang-orang yang ada disekitar saya pada getol menanyakan bagaimana caranya internetan pake ponsel. Dari yang memakai jenis ponsel lima ratus ribuan kaya’ Nokia 2600 classic hingga ke ponsel mewah macam Nokia E71 atw E90. Alasan mereka beragam, rata-ratanya sih ‘biar ga mati gaya…’ he… kaya’ iklan operator aja… Ada juga yang nekat pengen mencoba ponsel China mereka, ga puas kalo cuman bisa nonton teve katanya. Dari brand Gvon, MyG, GStar sampe ke yang terakhir bertanya, kalo ndak salah Swahoo. Biar ga bingung, berikut saya buatkan list Setting GPRS untuk tiga operator yang berhasil saya aktifkan. Mohon maaf jika operator yang lainnya belum ada dalam daftar. He… Maklum, belum pernah ada yang meminta langsung soale, khawatir data yang saya berikan ga

5 alasan Mengapa Tidak Membeli Ponsel China

Masih menyambung tulisan saya sebelumnya tentang 5 (lima) alasan mengapa pantas membeli ponsel China, kali ini sebagai pelengkap pertimbangan sebelum memutuskan untuk benar-benar membeli ponsel China, saya menurunkan tulisan tentang 5 (lima) alasan mengapa tidak membeli ponsel China. Silahkan simak berikut ini : 1. Kamera kerap tidak sesuai spec Alasan pertama ini ditujukan bagi mereka yang menjadikan fitur kamera sebagai bahan pertimbangan setelah keberadaan TV Analog. Sudah bukan rahasia lagi kalo resolusi kamera yang tercatat pada dus box luar, seringkali tidak sesuai dengan kenyataannya. Ini Padahal jelas-jelas tertera baik di dus box luar dan bodi belakang ponsel, resolusi kamera yang dibekali adalah 2 megapixel. Dalam kenyataannya hanya VGA alias 0,3 megapixel. Bagaimana gak kecewa, kata seorang teman. Beberapa lainnya malahan ngedumel gak jelas dan memilih mengembalikan ponsel yang baru dibelinya itu kepada sang penjual. Sekarang aja diboongin, apalagi nanti, ujar mereka. He… 2.

5 alasan Mengapa Pantas Membeli Ponsel China

Masih menyambung tulisan saya sebelumnya tentang serbuan ponsel ber-keypad QWERTY dalam rangka meramaikan pangsa ponsel yang ‘bisa internetan, facebook dan chatting…’ , ternyata hasil perburuan saya tersebut lebih didominasi oleh kehadiran ponsel China ketimbang brand yang sudah mapan. Bisa dimaklumi, lantaran keberadaan ponsel China lebih banyak mendompleng (baca:plagiat) keberadaan brand ponsel papan atas terutama dari segi desain perwajahannya. Berbanding terbalik dengan fitur dan kemampuan yang ditawarkan. Walo begitu tetap saja brand ponsel China tetap disukai oleh pengguna ponsel tanah ar. Hmm… Kenapa yah ? Seakan mencoba menjawab pertanyaan tersebut, kali ini saya ingin memberikan 5 (lima) alasan, mengapa pantas untuk membeli Ponsel China. Silahkan simak berikut ini : 1. Harga Murah Bagi sebagian besar pengguna ponsel ditanah air bisa jadi aspek value menjadi dasar pertimbangan pertama sebelum memutuskan untuk membeli atau mengganti ponsel yang dimiliki saat ini dengan ponsel te

Perang Ponsel ber-keypad QWERTY

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya, tentang imbas demam BLackBerry dan ketertarikan para pengguna ponsel ditanah air pada jejaring sosial Facebook di dunia maya atau internet, di bulan Juli ini tampaknya musti bersiap-siap lagi loh dengan perang tanding yang bakalan digelar oleh para produsen ponsel China, terutama yang bakalan bergerak dan berusaha merebut pangsa pasar ‘bisa internetan, facebook dan chatting…’ Satu hal yang sepertinya mutlak diadopsi oleh para produsen ponsel lain demi memberikan iming-iming ‘bisa internetan, facebook dan chatting…’ adalah desain layaknya BLackBerry. Berlayar landscape dan ber-keypad QWERTY. Selain NexBerry (Nexian G900) yang dibundling bareng operator XL, dan juga Nokia E series, tampaknya masih banyak yang harus disambut oleh publik, dan inilah mereka. Nexian G911 , merupakan ponsel penerus seri sebelumnya yang dibundling bareng operator Indosat. Fiturnya masih sama, dual GSM, dilengkapi aplikasi (baca:shorcut) Facebook, eBuddy namun memiliki desa

Demam BLackBerry menuju Facebook dan Chatting

Tampaknya demam BLackBerry bagi pengguna ponsel ditanah air benar-benar memiliki efek yang sangat membuat takjub para produsen ponsel lainnya. Katakanlah beberapa waktu lalu sebuah brand ponsel lokal merilis ponsel ber-keypad QWERTY dibundling bareng operator XL, Nexian G900 yang laris manis bahkan memberikan lonjakan harga dari harga resminya. Dibanding BLackBerry, NexBerry ini punya wajah mirip tapi jangan membandingkan fitur yang dimiliki. He… Bagai Bumi dan Langit. Setidaknya pengguna ponsel ditanah air bisa sedikit bergaya dengan merogoh kocek yang hanya sedikit ketimbang membeli BLackBerry aseli. Tak kalah menarik, brand papan atas Nokia pun sempat merasakan imbasnya. Rilis ponsel berkonsep slider communicator E75 pun nyaris tak terdengar gaungnya. Padahal secara fitur jelas tak kalah dibanding BLackBerry. Iming-iming ‘bisa Facebook dan Chatting’ benar-benar menyihir sebagian besar para pengguna ponsel, dari yang dulunya gaptek hingga tak peduli dengan keberadaan internet. Katak

Yo Tsu Ba and ! by Kiyohiko Azuma

Setelah komik karya Adachi Mitsuru, ada satu lagi komik yang saya sukai. He… kaya’ anak kecil aja… Yo Tsu Ba and ! karya Kiyohiko Azuma. Komik ini saya pinjam dari sepupu yang ternyata dapat dari meminjam juga ke sepupu lainnya. He… tapi begitu tahu asyiknya jalan cerita dan kualitas gambar yang bagus, si sepupu saya ini malah berinisiatif membelinya sendiri. Ceritanya tentang keseharian Yotsuba, anak kecil yang dipungut oleh seorang pria saat ia berada di luar negeri. Pria ini berprofesi sebagai penulis ditemani oleh seorang raksasa bernama Jumbo. Uniknya karakter Jumbo ini ternyata malah gak jauh beda dengan karakter saya. He… itupun jadi geli sendiri setelah diberitahu oleh kedua sepupu saya tersebut. Tinggi besar, saking tingginya malah disangkain raksasa. Apalagi karakter Jumbo ini senang menemani si Yotsuba bermain. Berkacamata dan sedikit jenggot. qiqiqiqiqiqi…. Ceritanya sederhana saja. Keseharian yang dilakoni oleh Yotsuba bersama ‘Ayahnya’. Dari kepindahannya ke kota, bersua

Kenapa harus Komik ?

Pada beberapa tulisan saya, satu dua kali sempat terlontar bahwa komik adalah buku yang saya baca dan tekuni dalam berbagai waktu dan kesempatan. Terutama ya saat menunggu… Ini jelas saja mengundang pertanyaan beberapa teman, yang menganggap lucu, lantaran untuk faktor usia saya yang sudah berkepala tiga, status menikah plus putri kecil yang lucu, ditambah bodi yang tinggi besar, rasanya janggal jika saya masih menjadikan komik sebagai pembunuh waktu luang. Memang saya akui, bahwa sebenarnya komik bukanlah satu-satunya media yang saya baca dalam keseharian. Kalo untuk berita aktual dirumah ya ada Jawa Pos plus Radar Bali, sedangkan di kantor itu ada Bali Post dan Denpos. Selain itu ada juga media bulanan yang rutin saya beli, berisikan banyak pengetahuan tentang seluk beluk dunia yang jarang saya ketahui… Ya, Intisari. Belum lagi tabloid dan majalah yang berkaitan dengan gadget serta ponsel, menjadi bahan bacaan saat saya bertapa di kamar mandi, pagi maupun sore harinya. Dari PuLsa, SM

Menikmati Waktu Menunggu bersama Adachi Mitsuru

Menunggu adalah hal yang paling membosankan. Apalagi yang ditunggu itu adalah hari yang bakalan menentukan masa depan berikutnya… He… Kalo dibiarkan bisa-bisa malahan memicu stress berkepanjangan… Waktu ujian awal dahulu, sekitar pertengahan Maret 2009, komik strip Benny & Mice-lah yang menjadi pelampiasan. Dengan ide cerita yang menyegarkan pula kekacauan yang mengocok perut, bisa dikatakan sangat berguna bagi saya yang dilanda Nervous dan ketegangan. Kali ini pun begitu… Masih dalam bentuk komik, kali ini yang menjadi sasaran untuk pelampiasan waktu menunggu adalah karya Adachi Mitsuru, komik produksi Elex Media. Sebenarnya ini bukan tulisan saya yang pertama terkait buah karya Adachi loh… Yang paling menarik perhatian saya, bahkan sampai dibaca berulang-ulang adalah “ROUGH”. Cerita tentang permusuhan dua kubu pembuat kue Jepang, keluarga Yamato dan keluarga Ninomiya, berlangsung hingga generasi ketiga. Sedangkan dua komik lainnya “CROSS GAME” dan “TOUCH” belum sampai membuat say

Indonesia Berduka demikian pula Tesis saya

PiLPres bisa jadi merupakan ajang luapan kegembiraan terakhir yang bisa dirasakan negeri ini, pula demikian dengan saya. Kegembiraan lantaran pada waktu lalu, akhirnya terpilih jua Presiden yang dinanti oleh sekian juta masyarakat untuk memimpin bangsa ini selama lima tahun kedepan… Kegembiraan lantaran dua hari lalu, saya telah menjalani ujian kelayakan Tesis yang merupakan ujian tahap 2 dari 3 tahap yang harus dilalui. Meski dinyatakan lulus dan bisa dilanjutkan, namun apa yang terjadi pada hari itu, cukup membuat saya terhenyak dan terdiam hingga hari ini. Dua hari terakhir bisa dikatakan merupakan masa yang kelam bagi saya dalam perjalanan untuk menggubah sebuah tesis, tugas dan kewajiban terakhir yang harus saya penuhi untuk bisa menyelesaikan studi pasca sarjana yang notabene biaya kuliahnya harus saya tebus setiap bulannya selama empat tahun di Bank Pembangunan Daerah Bali. Jumat siang sesuai perjanjian, dengan gontai saya melangkahkan kaki disepanjang lorong gedung pasca sarjan

KemBaLinya Sang JaGoan

Surprised… dan Shock… itu yang saya rasakan pertama kali melihat sang jagoan hadir dihadapan saya setelah kurang lebih dua tahun berpisah… Sang Jagoan yang saya maksud adalah PDA T-Mobile MDA yang dahulu pernah menemani hari-hari saya selama dua setengah tahun lamanya. Menjadi Surprised dan Shock ketika seorang teman tiba-tiba membawa sang jagoan pulang kerumah dan menawarkannya pada saya. Lantaran dari perbincangan terakhir saat berangkat bareng ke pernikahan seorang teman di Buleleng, saya sempat mengungkapkan tentang dua buah PDA pocket PC yang saya jual untuk menambah biaya perkuliahan saya. Kalopun saya tidak berminat, si teman berharap saya bersedia mengajarinya untuk cara pemakaian dan perawatan. Tentu saja saya dan Istri hanya bisa bengong dan terpana. Melihat kembalinya sang jagoan hadir didepan mata. Sekedar informasi saja, PDA tersebut saya jual pada pertengahan tahun 2007 lalu lantaran saya membutuhkan dana tambahan untuk melakukan upacara pernikahan yang kedua kalinya.

GiLiran menjajaL Nokia E71

Masih mengacu pada motto BLoG pandebaik.com dalam melakukan review ponsel, kini saya berkesempatan memegang langsung ponsel yang diperuntukkan bagi kalangan pebisnis di jajaran brand Nokia. Ya, seri E71. Seri ini sebenarnya merupakan generasi penerus dari seri E61 dan E61i yang sebelumnya memiliki perwajahan lebih gembul. Bisa dikatakan Nokia E71 merupakan ponsel yang dikategorikan sebagai ponsel pintar (smartphone) tertipis dikelasnya… 10 mm alias 1 cm… hmmm… Jelas aja begitu saya memegangnya, sempat ada rasa khawatir, ni ponsel bakalan patah jadi 2 begitu saya gunakan. He… becanda lagie… Menggunakan ponsel seri E71, gag beda jauh dengan penggunaan ponsel Nokia yang mengadopsi OS Symbian 60 seperti Nokia N73 yang saya miliki. Hanya saja yang membuatnya beda ya layar landscape yang diadopsi, cukup memberikan kesan tersendiri saat pemakaiannya. Didukung oleh keypad yang lembut dan barisan thumbboard mini yang cukup menyulitkan bagi orang yang yang memiliki jari tangan besar seperti saya

Menu Smartphone BLackBerry BOLD

Menyambung tulisan sebelumnya , kali ini saya ingin menurunkan topik soal pengoperasian menu si ponsel pintar (smartphone), BLackBerry Bold. Masih dari handset yang sama, yaitu milik atasan di kantor. Hwahahaha… Bagi mereka yang familiar dengan ponsel sejenis Symbian 60 macam Nokia seri N dan E juga Communicator, atau ponsel ber-OS Windows Mobile tanpa layar sentuh, barangkali gak bakalan kelabakan kalo diminta mencoba mengoperasikan menu yang terdapat pada BLackBerry Bold. Gag jauh beda soale… Bisa dikatakan sedikit rumit dibanding ponsel-ponsel java macam Nokia seri CDMA atau Sony Ericsson seri K atau S. Ini lantaran masing-masing item yang terdapat pada menu BLackBerry merupakan perwujudan suatu fungsi tersendiri dan memiliki kedalaman pilihan yang mengharuskan penggunanya memiliki daya ingat tertentu agar tidak bingung dalam menggunakannya. Saya awali dari layar depan (Today), minimal berisikan 6 (enam) buah icon yang menampilkan fungsi tertentu yang paling sering digunakan. Hal in

Menjajal BLackBerry BOLD

Mencontek sebuah tabloid ponsel yang setiap kali melakukan Review ponsel terbaru, selalu mencantumkan tag yang maksudnya kurang lebih ‘untuk menjaga independensi, kami selalu membeli ponsel yang dimaksud, bukan dengan meminjam kepada produsen ponsel, saya selaku pemilik BLoG pandebaik.com malahan bersikap sebaliknya. Untuk bisa melakukan Review sebuah ponsel, minimal saya diperbolehkan meminjam barang sekejap ponsel tersebut. Hwahahaha…. Gag mampu beli soale… Kali ini saya beruntung bisa meminjam dan menjajalnya, pada jam kantor yang artinya si pemilik ponsel adalah rekan saya. Tepatnya… atasan saya. Hwahahaha….. Maka, patut disyukuri jika akhirnya saya bisa memberikan Review sebuah ponsel yang belakangan makin booming digunakan oleh sebagian besar pengguna ponsel di tanah air, meliputi pengusaha sukses, pebisnis, hingga ke pegawai negeri yang …… (isi sendiri deh…. hwahahahaha…. Sorry ya bagi yang merasa kesindir…) dan para pelajar yang lebih mengutamakan gaya dan fashion ketimbang