Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2009

Gak sampe seJam tanpa CaLo di PoLtabes

Selasa, 24 Maret lalu akhirnya saya meluangkan waktu atau jam kerja untuk mengurus Surat Ijin Mengemudi (SIM) untuk kendaraan sepeda motor. Berhubung hari sabtu sebelumnya baru ingat kalo SIM yang saya miliki ini sudah tidak berlaku lagi per tanggal 16 April 2008. Ups hampir setahun. Dibandingkan satu saat saya terkena tilang atau salam tempel yang telah mendunia via YouTube kemarin, mending langsung aja diurusin ke Poltabes. Walau sempat pula bertanya-tanya ke beberapa rekan perihal keberadaan mobil unit pengurusan SIM Keliling. Kali aja urusannya bisa jauh lebih singkat dan mudah. Atas saran salah satu rekan yang saya tanyakan tersebut pula, saya mengumpulkan keberanian untuk mengurus secara langsung permohonan SIM ke Poltabes. Bukan apa-apa, lantaran saya kembali mengingat-ingat bagaimana situasi kondisi Poltabes tempo dulu, terakhir kali saya mengurus SIM dan Kelakuan Baik. Calo yang berkeliaran, uang pengajuan yang bisa mencapai dua kali lipatnya dan waktu yang terbuang lama… W

HaLo, ini siapa yah ?

‘tulat tulit tulalit…’ ponsel saya berbunyi. Nomor yang tak dikenal… ‘HaLo, Pak Sudana ? bagaimana dengan pesanan kami kok blom dikirim ya ?’ ceplas ceplos si penelepon langsung ketika panggilan saya terima. ‘Pak Sudana ? Siapa niy ya ?’ tanya saya… ‘Pak, tolong pesanan saya dikirim segera. Saya tunggu hari ini…’ lanjutnya tanpa mendengar pertanyaan saya. Oke deh… that’s mean si penelepon gak memperhatikan kata-kata saya . Saya pun biasanya milih diam dan menunggu reaksi si penelepon. ‘Pak Sudana ? HaLo… HaLoooo…’ –diam…- hubungan terputus… He… Kejadian macam begini bukan sekali dua saya alami. Bukan Cuma saya yang mengalami, tapi juga beberapa rekan pernah berkisah sama. Saat rekan saya seorang ibu muda yang gaptek, menghubungi ponsel suaminya, lah, kok ngangkat malahan suara cewek ? bagaimana ini ? Maka perangpun terkadang tak terelakkan, begitu mereka berdua nyampe rumah dan bertemu. Si Ibu ngotot bahwa sang suami selingkuh, sedang si suami kukuh kalo Istrinya gak ada nelpon kok. S

Who Wants To Be a ‘SLUMDOG Millionaire’ ?

Memasuki awal bulan Maret ini, rasa-rasanya saya sudah tak sabar menanti beberapa harapan yang ingin segera saya wujudkan. Dalam harap yang masih tetap menggebu-gebu, saya putuskan untuk sedikit bersantai dengan menikmati sebuah karya yang beberapa waktu lalu sukses meraih 8 penghargaan Oscar. Ya, sebuah film India ‘Slumdog Millionaire’ . Film yang bagus… Berkisah tentang seorang pemuda bernama Jamal Malik yang dituduh berbuat curang dalam sebuah kuis ‘Who Want To Be a Millionaire’ di negerinya, India. Kisah ini diawali dengan adegan interogasi seorang oknum polisi gendut dengan pemuda Jamal Malik yang dipaksa mengaku kecurangan yang ia lakukan. Berlanjut interogasi oleh seorang (barangkali) kepala polisi, yang pula mencoba merunut sedari awal pertanyaan pada kuis dilontarkan. Apakah benar si pemuda berbuat curang atau tidak. Uniknya, setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh host kuis Millionaire, dapat dijawab dengan baik berdasarkan kisah yang secara kebetulan dialami oleh pemuda Jam

GaMes oh GaMes Here and Now

Melanjutkan sesi ketiga dari tulisan saya perihal games, kali ini saya ingin menggambarkan beberapa games yang saya mainkan dan akhirnya disukai hingga hari ini. Semenjak kepemilikan laptop ACER 4520 yang sudah diupgrade memorynya menjadi 2 GB, walaupun kabarnya sudah sangat pantas untuk sebuah aktifitas Gaming, saya hanya menjadikannya sebagai percobaan beberapa games yang cukup membuat saya penasaran, seperti apa sih bentuknya ? Katakanlah Drivers Parallel Lines. Games dengan model GTA saya temui disini, bergaya tahun 1978 dimana saya tak bakalan menemukan mobil canggih Porsche, Lambhorgini (eh tulisannya bener gak yah ?) hingga motor sport dan harley tentunya. Menjadi satu faktor pertimbangan untuk dengan segera menghapus jejaknya dari laptop saya. Tampilannya memang jauh lebih detail barangkali malah mirip trailer GTA IV yang saya donlot dari YouTube, sehingga untuk spesifikasi yang saya miliki asih diperlukan beberapa penyesuaian (baca:penurunan pilihan kualitas) agar games ini da

GaMes oh GaMes Kilas Balik

Kalo diingat-ingat, games periode awal yang saya sukai (kalo ndak salah masih berbasis DOS) dengan spec PC 486 dan Windows 3.1 ada dua, yaitu Prince of Persia dan juga Wolfenstein. Prince of Persia kalo ndak salah menghadirkan 12-13 level yang harus dilewati dalam waktu kurang dari satu jam permainan. Misinya tentu saja menyelamatkan sang putri dari kurungan Jafar. Uniknya pada permainan ini, ada satu level yang sangat menjebak yaitu saat di tokoh harus melawan bayangannya sendiri. Dimana bayangan itu sempat terpisah pada level sebelumnya dari si tokoh. Stok awal nyawa yang diberikan adalah 3, yang bisa bertambah satu setiap level yang dilewati. Tentu saja untuk mendapatkan tambahan satu nyawa ini harus mencarinya keberbagai sudut. Wolfenstein waktu itu sudah dalam format 3 dimensi tapi masih sangat kaku. Ini adalah cikal bakal games yang membuat saya begitu tergia-gila dengan model games FPS (First Person Shooter). Model Games yang menampilkan senjata atau kepalan tangan si tokoh sunt

GaMes oh GaMes

Ehm, lantaran terlanjur kelepasan nulis yang berat-berat, dua hari ini saya mendapatkan beberapa sms dari rekan kantor yang meminta saya untuk menghapus dua tulisan terakhir. Dikhawatirkan bakalan mengundang KPK dan sejenisnya. dengan embel-embel ancaman tentu saja…. btw, sepertinya pernah saya alami sebelumnya, perihal ancam mengancam ini… Ah biarlah… toh semua sudah pada tahu. Anyway, jadi males ngelanjutin yang kemarin, sekarang ngomongin yang ringan-ringan ajalah. Boleh kan ? He… Kalo mau dirangking, aktifitas saya belakangan ini yang berhubungan dengan laptop diperingkat paling atas bisa dikatakan adalah nge-Games. Sedangkan BLoG dan nge-FB barangkali sudah bisa dinomorduakan. Tak lain dan tak bukan karena waktu yang saya miliki baik dirumah dan dikantor sudah lebih lumayan senggang dibanding saat perkuliahan lalu, disamping efek dari kerja awal tahun di pemerintahan yang masih menantikan masa-masa tender. Games secara umum memang bisa dikatakan sangat mendominasi kehidupan saya s